Catatan Ibadah Paskah ke-4 Minggu 16 April 2017
Yakobus 5:17-18 Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya.
Elia hanya manusia biasa
seperti kita dan dia bisa dipakai oleh Tuhan dengan luar biasa. Caranya dapat
kita pelajari dari kisah Elia di 1 Raja-raja 18.
1 Raja-raja 18:21 Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah kata pun.
Sikap rakyat semacam ini
seperti seorang isteri yang berniat membuktikan cinta kepada suaminya tetapi
suami justru tidak membelanya dan menyetujui hal itu: "Oke, buktikan cintamu." Tentulah ada rasa sakit di hati
isteri ketika mendengar perkataan suaminya. Rasa sakit inilah yang mungkin
Tuhan rasakan ketika melihat sikap rakyat agar Dia membuktikan kuasanya.
Saat itu rakyat membutuhkan air
karena mengalami kekeringan. Di dalam situasi seperti itu mereka cenderung
mengikuti orang yang bisa memberikan air. Di sana hanya Izebel yang mempunyai
kemampuan mengelola air dengan baik sehingga rakyat mengikutinya sekalipun
diminta menyembah Baal atau allahnya Izebel.
Ada kalanya kita pun mengalami
kekeringan hingga bertanya-tanya: "sampai
kapan begini?" lalu kita harus memilih: tetap mengikuti Tuhan atau
mencari dukun. Meskipun kita mengetahui bahwa Tuhan itu hidup, seringkali
beberapa orang malahan mencari dukun atau allah yang mati untuk menghadapi
kekeringan dalam hidupnya sehingga orang tersebut tidak dapat mengalami
mujizat. Kita harus tetap percaya kepada kuasa Tuhan sekalipun hidup kita masih
mengalami kekeringan.
Dulu ko Judy pemalu tetapi sekarang jangan bilang malu-maluin lho... hehehe... Sekarang ko
Judy bisa berkhotbah di depan banyak orang. Semua terjadi karena ko Judy
membangun persekutuan dengan Tuhan setiap hari. Ini yang terpenting. Untuk apa
menjadi pengkhotbah hebat bila tidak ada kedekatan dengan Tuhan?
0 komentar:
Post a Comment