Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 01 Januari 2017
Pdt.Fuji Harsono: "Ketika
saya baru merintis gereja, jemaatnya hanya sedikit padahal ruangannya bisa menampung
sekitar 1000 orang. Namun, saya melihat
bahwa gereja akan dipenuhi jemaat dan beberapa waktu kemudian Tuhan menggenapi
mimpi saya hingga akhirnya sekarang saya diizinkan menyewa gedung lagi yang
sama besarnya dengan gedung pertama. Lalu seseorang menanyakan apakah saya siap
dipindah ke tempat lain jika gereja sudah besar. Saya memang sering dipindah-pindah: dari Surabaya dipindah ke
Manado lalu ke Jakarta. Isteri saya mengatakan bahwa jika Tuhan yang meminta
kita pindah, ya pindah saja. Karena isteri saya berani, saya pun ikut berani. Saya akan pindah jika memang Tuhan ingin
saya pindah, tetapi jika tidak diminta pindah, ya tidak pindah...^_^"
Di suatu tempat yang kusinggahi aku bertemu dengan
beberapa keturunan Kain. Mereka terlihat baik tetapi Tuhan singkapkan kepadaku
bahwa hati mereka dipenuhi keinginan untuk bersaing secara tidak sehat.
Di blok M ada orang baru yang cepat tanggap jika diajari
hal-hal baru dan dia selalu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Bu S selaku
pimpinan blok M menjadi tidak suka kepadanya karena ada yang memprovokasi dia
sehingga dia sempat berkata kepada orang baru: "Apa kamu ingin menggantikan
posisiku?" Maka, orang baru hanya diberi pekerjaan sepele dan
diremehkan serta disindir-sindir agar tidak memiliki peluang untuk maju dan
berkembang. Ketika orang-orang baru makan bersama di luar, lagi-lagi bu S dan
kroni-kroninya menyindir dan menyindir orang baru. Inilah salah satu salib yang
harus dipikul oleh orang-orang baru yang tidak setuju dengan budaya ‘kegelapan’
orang-orang lama.
Pada saat bersamaan di blok F juga ada orang baru yang
dipandang bekerja lebih cepat daripada bu T selaku orang agak lama. Maka, pak F
berencana mengembalikan bu T ke posisi semula (posisi nomer tiga) dan meminta
orang baru menempati posisi bu T (posisi nomer dua). Namun, orang baru
mengetahui bahwa bu T tidak akan suka
dengan hal itu. Benar saja... Tak lama berselang bu T mengatakan bahwa ada
orang yang ingin menusuknya dari belakang.
Dia pernah mengatakan bahwa dia tidak berambisi dengan
jabatan tetapi sikapnya yang terkesan tidak sepenuh hati mengajari orang baru
menunjukkan bahwa sesungguhnya dia takut kehilangan jabatan. Posisi nomer dua
amat penting baginya sehingga dia pasti sakit hati dan tidak terima bila
dikembalikan ke posisi nomer tiga.
Beberapa waktu kemudian bu S di blok M diam-diam
mengadakan polling: "Ayo...
pilih bu T atau orang baru?" Ah, seharusnya ajukan hal itu di
depan orang baru dan jawabannya akan tetap sama: "Pilihlah bu T karena harga diri atau gengsinya amat ditentukan
oleh posisinya itu dan dia akan sangat terluka jika kehilangan posisinya
sedangkan harga diri orang baru tidak ditentukan oleh posisi."
Bu T dan bu S seperti orang yang sedang berlari dalam
suatu pertandingan lari jarak pendek sehingga mereka tidak siap digantikan oleh
siapapun juga demi memperoleh hadiah yang sementara, yaitu kesuksesan versi
dunia. Namun, orang-orang baru bagaikan orang yang ditempatkan dalam suatu
pertandingan lari estafet. Mereka tidak memiliki ambisi pribadi dan sudah siap
sedia mengoperkan tongkat estafet (tanggung jawab mereka) demi kemenangan
bersama.
Ah, aku juga sering dipindahkan: dari Sidoarjo ke
Probolinggo lalu ke Surabaya dan tampaknya akan dipindah lagi. Hmmm... semoga kali
ini firasatku salah...^.^ Namun, aku
seperti mengalami pengulangan kisah.
Dulu aku membantu seorang anak bos yang tampak bermasalah
dan saat itu aku ditemani oleh admin marketing.
Si anak bos baik hati tetapi prinsip bisnisnya bertentangan dengan salah satu
firman Tuhan dan dia belum menerima Yesus sekalipun dia pernah bersekolah di
sekolah Kristen. Saat itu aku berpikir bahwa firman Tuhan tak bisa disatukan
dengan bisnis sehingga aku memilih tetap bertahan di sana tetapi pada saat
bersamaan aku juga meminta Tuhan menghentikan langkahku jika keputusanku salah
dan Tuhan benar-benar menghentikanku.
Namun, sebelum aku meninggalkan perusahaannya, dia telah ditempatkan di Jakarta
oleh papanya.
Nah, sekitar 7 tahun kemudian lagi-lagi aku harus membantu
anak bos yang tampak bermasalah dan lagi-lagi aku ditemani oleh admin marketing. Namun, di sini anak bos dan
keluarganya sudah menerima Yesus dan anak bos juga sudah ditempatkan di Jakarta
oleh papanya. Selain itu, aku justru sangat ingin pindah sejak pertemuan
pertama kami karena di sini masalahnya jauh lebih banyak daripada yang dulu
sampai-sampai rasanya mau mati saja. Namun, Tuhan malah melarangku pindah.
Dengan kekuatan dan penghiburan yang diberikan Roh Kudus aku pun belum pindah. Ah...
ada apa ini? Ini pasti bukan kebetulan. Tuhan pasti punya maksud tertentu nich.
Tapi apa rencana-Nya yach? Mungkinkah
aku akan dipindah ke Jakarta? Ouw... jika ini terjadi, aku pasti merindukan
gerejaku...^.^
Namun, setelah lahir baru aku selalu siap sedia
menyiapkan petunjuk kerja (tongkat estafet) untuk disampaikan ke penerusku. Jadi,
kalau sewaktu-waktu disuruh Tuhan pindah, ya pindah sekalipun tak ingin pindah.
Kalau tidak disuruh pindah, ya terpaksa tidak pindah sekalipun sangat ingin
pindah. Ikut aja lha apa kata Tuhan meskipun tidak mengerti. Tentara Kristus selalu
berkata: “Siap komandan.”
KUTAHU RENCANA-MU. Tuhan kupercaya
rencana-Mu indah walaupun saat ini tak kumengerti. Engkau telah berfirman 'kan
b'ri masa depan damai sejahtera penuh harapan. ^.^...Kutahu rencana-Mu indah
bagiku. Kutahu kehendak-Mu baik bagiku. Kutahu rancangan-Mu sempurna bagiku.
Kutahu jalan-jalan-Mu yang terbaik bagiku.
0 komentar:
Post a Comment