Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 01 Januari 2017
Di dalam Alkitab kita seringkali membaca perbandingan
antara 2 tokoh, seperti Kain dan Habel, Saul dan Daud, Esau dan Yakub. Pada
ibadah ini akan dibahas tentang Kain dan Habel.
Kejadian 4:1 Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: "Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN."
Meskipun Adam dan Hawa telah jatuh ke dalam dosa, mereka
masih mendekat kepada Tuhan karena di taman Eden mereka pernah menjalin
hubungan yang indah dengan Tuhan.
Kejadian 4:2-3 Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel menjadi gembala kambing domba, Kain menjadi petani. Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan;
Adam dan Hawa juga mengajar anak-anaknya bersekutu dengan
Tuhan. Maka, mereka pun mempersembahkan sesuatu bagi Tuhan.
Kejadian 4:4 Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.
Mungkin kita berpikir bahwa Tuhan menerima persembahan
Habel karena Tuhan lebih suka steak
daripada buah dan sayur atau mungkin Kain memberikan sayur dan buah yang busuk
sehingga Tuhan tidak berkenan kepadanya. Namun, kita harus jeli melihat
urutannya.
Kejadian 4:6-7 Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."
Nah, di sini mulai terlihat sikap hati Kain yang
sebenarnya. Kain hanya ingin mengejar prestasi dan bersaing dengan Habel. Kain
ingin menjadi nomer satu. Persaingan
adalah tujuan utamanya. Kita tidak boleh seperti Kain. Lebih baik kita
menjadi pembawa pujian dengan suara terburuk yang memiliki kedalaman hati
dengan Tuhan daripada menjadi pembawa pujian yang ingin menempati posisi nomer
satu dengan mengabaikan Tuhan.
Kejadian 4:9 Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu itu?" Jawabnya: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?"
Sebenarnya Tuhan mengetahui bahwa Habel telah tiada
tetapi Dia tetap menanyakan hal itu kepada Kain karena mengharapkan pertobatannya.
Kejadian 4:16-17 Lalu Kain pergi dari hadapan TUHAN dan ia menetap di tanah Nod, di sebelah timur Eden. Kain bersetubuh dengan isterinya dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Henokh; kemudian Kain mendirikan suatu kota dan dinamainya kota itu Henokh, menurut nama anaknya.
Ketika ditegur Tuhan, Kain memilih untuk menjauh
dari Tuhan. Ketika dia menjauhi Tuhan, dia sukses dan kaya hingga menjadi orang
pertama yang membangun sebuah kota. Bahkan, anak-anaknya juga mewarisi kekayaan
dan kesuksesan Kain. Namun, Kain gagal dalam memenuhi kehendak Tuhan. Ini bukan
berarti kita tidak boleh mengejar kesuksesan. Kita boleh saja mengejar
kesuksesan tetapi fokus utama kita
haruslah Tuhan. Jangan gagal fokus. Hidup ini sementara. Kekayaan dan
kesuksesan dunia tidak akan kita bawa ke Sorga.
Nama Habel tidak ada artinya dan berarti kosong karena
kemungkinan besar dia telah dibunuh selagi masih muda. Meskipun kehidupannya
sangat singkat, namanya dicantumkan di dalam Alkitab dan dia telah sukses
menggenapi kehendak Tuhan hingga mati sebagai martir.
0 komentar:
Post a Comment