Catatan Ibadah ke-4 Minggu 22 Mei 2016
Jumat kemarin teman
sebemoku tiba-tiba mengatakan bahwa perutnya sakit. Maka, spontan saja aku
bertanya: "lagi wayahe?"
Dia pun menjawab bahwa dia sudah tidak menstruasi. Dengan tak percaya aku
kembali bertanya: "masa sich?"
Dia pun balik bertanya: "menurutmu menopause itu umur
berapa?" Jawabku: "50 tahun
lebih." Lalu katanya: "ya... aku sudah 50 tahun lebih". Dengan terkejut aku segera berkata: "oh kupikir masih 45 tahun."
Namun, dia mengatakan bahwa banyak orang mengira dia masih 40 tahun. Waduh...
seharusnya tadi kukurangi 5 tahun lagi... tapi tak apalah setidaknya aku masih
menyebutkan umur yang lebih muda daripada usianya sehingga dia tidak marah...
hahaha...
Syukurlah aku juga belum
mengatakan sesuatu yang ada di hatiku. Tadinya sich aku mau menyarankan dia
datang ke gereja Kristen untuk didoakan agar mendapatkan keturunan. Namun, tampaknya aku sudah terlambat. Karena
dia sudah menopause, saranku pasti ditolaknya... apalagi suaminya belum kenal
Tuhan. Selain itu, iman kami juga belum sebesar iman Abraham. Oh... mungkinkah
hanya Sara (isteri Abraham) yang pernah mendapatkan keturunan pada usia lanjut?
Entahlah...
Meskipun tidak punya
keturunan, dia tetap terlihat bahagia. Dia pun bercerita kepadaku bahwa hampir
tiap minggu dia menghabiskan waktu dengan keponakan-keponakannya dan tiap kali
stres dia akan ke gereja Katolik untuk mencari Tuhan. Lalu suaminya bertanya
kepadanya: "kenapa kamu harus
sering-sering ke gereja dan tidak berdoa di rumah saja?" Lalu dia
menjawab suaminya: "Mana bisa? Di rumah ada patung-patungmu sehingga doaku tidak bisa
dijawab."
Aku pun berkata
kepadanya: "Bisa kok doa di rumah. Di rumahku juga ada patungnya papaku tetapi
aku tetap berdoa di rumah. Justru dengan berdoa di rumah kita bisa sekalian
mengusir iblis dan roh-roh jahat yang mungkin ada di patung-patung itu...
hehehe..."
"Tapi doanya tidak cepat
terkabul", timpalnya.
Dengan segera kujawab: "Terkabul kok. Kebanyakan doaku di rumah
terkabul kok. Aku hanya ke gereja seminggu sekali kecuali ada hari raya
tertentu jadi kebanyakan aku berdoa di rumah dan cepat dijawab kok. Yang penting kita berdoa dengan yakin
seturut kehendak-Nya."
Kemudian kami terdiam
sejenak. Selanjutnya, dia kembali bertanya: "Apa
kamu sering bepergian?" Aku pun menjawab tidak. Lalu dia berkata: "Selagi
muda nikmatilah hidupmu dengan bepergian karena banyak orang muda menyimpan
uang supaya bisa bepergian di masa tua. Namun, pada masa tua ternyata mereka
sudah tidak kuat bepergian."
Jawabku: "Iya benar... tetapi aku ini lebih suka
di rumah daripada bepergian. Kalau bepergian, kepalaku sering pusing, terutama
kalau perginya naik mobil pribadi yang ada ACnya karena aku tidak tahan ACnya...
hehehe... Aku juga tidak suka menginap karena susah tidur di tempat
asing."
Fiuh... sebenarnya itu
hanyalah alasan sampingan. Alasan utamanya bukan itu sich. Alasan utamanya aku
ini belum punya uang untuk bepergian. Aku ini belum memiliki banyak tabungan...
apalagi menabung untuk hari tua. Tapi... biasanya tak seorang pun percaya
dengan alasan utamaku dan lebih mempercayai alasan sampinganku.
Maklum lha aku tidak berwajah
melas (tidak bertampang susah) karena ada Roh Kudus yang selalu menghiburku
...^.^... Alhasil, banyak orang selalu berpikir bahwa rumputku hijau. Yach...
daripada capek meyakinkan mereka, biarlah terjadi seturut iman mereka...
hahaha...
Mazmur 23:1-2 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
BAWAKU LEBIH DEKAT
Apabila kuberseru, Kaulah Allah yang
s'lalu dengar doaku. Apabila kumencari, kupastikan kutemukan wajah-Mu.
♡ Bila kutanyakan Engkau dengan segenap hati, Kau
b'rikanku untuk temukan Engkau. Dan Kau pulihkan hidupku. Kau sanggup melakukan
segala sesuatu.
♡ Yesus, Yesus inilah kerinduan hatiku. Bawaku lebih
dekat, s'makin dekat
pada-Mu. Hanya satu keinginan di dalam hidupku. Hatiku s'makin kuat di dalam
dekapan kasih-Mu.
0 komentar:
Post a Comment