Sunday, March 13, 2016

Tidak Ada Binatang

Arti Keluarga (2)
Catatan Ibadah ke-2 Minggu, 13 Maret 2015
Ps.Edward Supit: "Manusia tidak dapat hidup seorang diri. Di dalam film 'The Prisoner' dikisahkan ada seorang terpidana dimasukkan ke ruang isolasi yang gelap tanpa apapun dan juga tidak ada binatang."
Bagus donk tidak ada binatang tetapi kok ruang isolasi? Tanpa apapun dan siapapun. Gelap pula. Iiiih... bisa-bisa muncul banyak bayangan menakutkan. Kalau tempat yang semacam itu, aku juga tidak mau lha.

Ketika aku lagi kesal karena binatang, aku selalu bertanya-tanya: "Oh Tuhan kenapa Kau ciptakan binatang? Aku tidak suka binatang dan mereka sungguh mengganggu, membuatku kesal dan terancam. Oh, adakah tempat yang bebas binatang hingga aku bisa merasa aman dan nyaman? Hmmm... di Taman Eden pun ada binatang."

Bertahun-tahun Tuhan diam saja dan baru kali ini ada pendeta yang menunjukkan suatu tempat yang bebas binatang tetapi tempatnya juga tidak menyenangkan meskipun hanya di dalam film. Uwaaa... aku pun mulai teringat binatang-binatang pengganggu yang muncul di hidupku.



# Lalat Sembunyi. Suatu sore di asrama semua anak mendapatkan jajan basah (kue dari tepung hunkwe). Dengan lahap aku pun pun turut menggigit kue bagianku. Hap... nyam... huek... huek... huek... rasanya kok tidak enak... seperti ada sesuatu. Usut punya usut kutemukan lalat ijo besar yang sedikit tercabik di tengah-tengah kueku. Huek... huek... huek... huek... langsung dech kubuang kueku lalu segera berkumur habis-habisan sembari cuci muka. Hiii... Mungkin pembantu asrama tidak melihat ketika lalatnya masuk ke dalam adonan kue. Lantas beberapa anak yang turut melihat kejadian tersebut segera membuang kuenya pula.

Sejak saat itu aku pun tak suka kue hunkwe karena bagiku itu kue lalat sembunyi. Ketika mama membuatnya, aku pun tak mau memakannya dengan alasan ada lalatnya padahal tidak ada. Hehehe... namanya juga trauma. Namun, lama-lama aku pun mau memakannya tetapi dengan mencuilnya kecil-kecil terlebih dahulu. Ah... biar lambat asal nikmat... hahaha...

Tak Pernah Tertidur
# Monyet Jahil. Suatu malam pada saat libur sekolah dan meninggalkan asrama mama mengajak aku dan memeku ke rumah orang Bali untuk melihat monyet peliharaannya. Ketika kami duduk-duduk di depan teras rumah tersebut, tiba-tiba monyet yang di rantai itu mendekati kami dan segera menarik meme. "Uwaaahh... mama... aaaaa...", meme yang masih balita hanya bisa berteriak dan menangis.

Aku yang hanya selisih sekitar 1,3 tahun darinya hanya bisa tertegun melihatnya. Namun, mama segera menyelamatkan meme dan pemilik rumah segera memanggil monyetnya. Wew... kapok dech dekat-dekat monyet. Kulit kepala meme sampai sedikit lecet karena goresan kuku monyet. Iiihh... serem... Ketika ada topeng monyet pun, kami akan melihatnya dari jauh. Semakin jauh, semakin aman... hehehe...

# Nyamuk Demam Berdarah. Ketika meme bungsu masih balita, tiba-tiba dia demam dan menggigil hingga bibirnya pun membiru, seisi rumah panik lalu membawanya ke dokter. Ternyata dia terserang gejala demam berdarah. Fiuh... untunglah segera tertolong.

# Cicak Berendam. Suatu hari menjelang makan malam kuhendak menuangkan kecap manis yang hampir habis tetapi terlihatlah seekor cicak terlelap di dasarnya. "Aaaaah... Maaaaa... ada cicak... huek... huek... huek... gimana kalau cicaknya sudah ada jauh sebelum kecap hampir habis... berapa lama kita makan kecap bercicak?" Kata papa dan mama silih berganti: "cicak itu bersih... sudahlah yang sebelumnya tak usah dipikirin... yang ini dibuang saja". Iiiih...

# Semut Pengusir Selera Makan. Suatu ketika saat sepulang sekolah aku pun hendak makan siang. Namun, di balik tudung saji kutemukan sayurnya telah dikerumuni semut hitam. Huek... hilanglah selera makanku. Langsung kenyang dech. Puasa dulu ah...

# Semut Penggigit. Ketika membuang sampah, tiba-tiba kakiku digigit semut merah. Aduh... sakit... gatal...panas... muncul pula bengkak kecil. Duh... semut-semut nakal apakah kamu di dekat sampah tidak mencium bau?

# Tikus Pengusik Tidur. Pada suatu malam yang melelahkan aku pun tertidur pulas tetapi tiba-tiba aku terbangun karena merasa ada yang bergerak-gerak di atas selimutku. Dengan menahan kantuk aku pun berusaha memegang si pengganggu. Seketika itu pula aku tersadar karena terdengar bunyi mencicit dan gerakan cepat menuju ke lemari belajarku. Aku pun menyalakan lampu dan mencari tikus yang bersembunyi di dalam kamarku tetapi tak kutemukan. Alhasil, sepanjang malam aku terpaksa menyalakan lampu agar tikus tak berani beraksi hingga aku pun tak bisa lagi tidur dengan nyenyak.

Huuuh... siapa sich yang suka membuka pintu kamarku dan lupa menutupnya. Sebel dech... Keesokan harinya sepulang sekolah aku segera mengeluarkan lemari belajarku agar tak ada lagi tempat bersembunyi bagi tikus. Capek dech... angkat-angkat sendiri... bersih-bersih sendiri. Tikus... tikus... kenapa kau tidak tinggal di hutan?

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.