Catatan Ibadah ke-2 Minggu, 28 Februari 2016
Sabtu 20 Feb 2016
giliranku menjaga papa dari pagi hingga sore. Menjelang siang tak sengaja
kudengarkan khotbah Rock Ministry di
RTV yang bertemakan Lazarus dan orang kaya. (Luk 16:19-31) Kata pendetanya: "Siapa yang mau menjadi Lazarus?"
Hehehe... aku pun teringat masa-masaku menjadi Lazarus.
Lanjutnya: "Tuhan
menempatkan Lazarus-Lazarus di sekitar hidup kita agar kita membantunya. Rich
people hanya memperkaya diri tetapi wealth people diberkati untuk menjadi
berkat." Lalu dia bertanya kepada jemaatnya: "Siapa orang kaya yang ada di sini? Ya... orang kaya tidak perlu
menunjukkan dirinya kaya."
"Orang yang tangguh selalu rendah hati dalam berbicara tetapi luar biasa dalam perbuatannya." ~ Rock Ministry @ RTV
Sementara kudengarkan
khotbah tersebut papa tertidur dengan lelapnya. Namun, beberapa jam setelah
tayangan tersebut papa terbangun karena ingin buang kotoran. Aku pun segera
memanggil perawat lalu dia membawakan pampers
karena pasien jantung tidak boleh ke toilet. Meskipun demikian, papa tidak mau
menggunakannya dan bersikeras diantar ke toilet.
Alhasil perawat pria
meninggalkannya untuk meminta bantuan perawat lain. Namun, papa sudah tak tahan
sehingga dengan was-was kubantu papa ke toilet sendiri. Tak lama berselang
perawat lain datang dan memintaku menandatangani surat pernyataan bahwa aku
yang bertanggung jawab jika terjadi sesuatu terhadap papa di toilet karena di rumah
sakit itu pernah ada pasien jantung yang meninggal setelah ngotot ke toilet.
Lalu perawat segera pergi
meninggalkanku dengan pesan: "Jika terjadi apa-apa, cepat panggil
kami." Ketika serangan jantung pertama pada tanggal 12-12-2012
papa juga pernah ngotot ke toilet sendiri tetapi aku tidak diminta
menandatangani apapun. Kini kok dimintai tanda tangan? Kesannya gawat gitu lho.
Wah... rasanya seolah-olah hidup dan mati papa ada di tanganku. Kalau terjadi
apa-apa, bisa-bisa aku disalahkan oleh kerabatnya seakan-akan mereka tidak
mengetahui betapa keras kepalanya papa.
Wew.. Aku pun ikut panik
seperti para perawat sehingga mondar-mandir di depan toilet sambil berbahasa
Roh. Lalu tiba-tiba aku ingat bahwa Tuhan belum menggenapi janji-Nya atas Kis
16:31. Ya... Mana mungkin Tuhan ingkar
janji? Jadi, seharusnya papa tak mungkin meninggal sebelum menerima Yesus.
Hehehe... akhirnya aku kembali tenang dan beberapa menit kemudian papa kembali
ke tempat tidurnya.
Beberapa jam kemudian
dokter memeriksanya dan bertanya kepada papa: "Apa sesak nafas?" Papa bilang tidak karena sesak
nafasnya hanya terjadi pada saat pertama kali masuk rumah sakit. Lantas dengan
terheran-heran dokter berkata: "Kamu hebat ya... ajaib... jantung
koroner tetapi tidak sesak nafas dan tidak merasa sakit."
^.^...
0 komentar:
Post a Comment