Sunday, November 29, 2015

Bersyukur atas Kehadiran Malaikat Tak Bersayap

Catatan Ibadah ke-3 Minggu, 29 November 2015

Sekitar tahun 2008 perusahaan memberikan subsidi kepada para karyawan untuk berlibur di Bali pada saat libur Idul Fitri sehingga setiap karyawan hanya perlu membayar sekitar Rp400.000,- untuk akomodasinya. Meskipun awalnya enggan pergi tetapi akhirnya aku ikut pergi juga untuk menemani ce Inge (teman satu departemen) dan memenya. Namun, pihak panitia sudah menetapkan bahwa kami tidak sekamar. Aku sudah ditentukan sekamar dengan teman-teman dari departemen lain dan hal itu bukan masalah bagiku.

Selain tidak bisa sekamar dengan ce Inge dan memenya, kami juga ditetapkan untuk berada di hotel yang berbeda. Ce Inge dan memenya menginap tak jauh dari pantai Kuta sedangkan aku menginap di Legian. Lantas setiba di sana kami mengetahui bahwa ada McDonald (McD) tak jauh dari pantai Kuta. Ketika bus kami melewatinya, kami pun bersepakat untuk bertemu di McD ketika acara bebas di malam hari tiba.

Kala malam datang menyapa, beberapa teman (termasuk salah satu teman sekamarku) memutuskan pergi ke cafe tak jauh dari pantai Kuta. Karena aku alergi bau rokok, jelaslah aku tak mau pergi bersamanya. Selain itu, aku pun telah berjanji untuk menemui ce Inge dan memenya di McD. Maka, kuberanikan diriku pergi sendirian ke sana meskipun aku tak mengenal daerah itu.

Setelah berjalan beberapa meter di atas trotoar aku pun melihat ada sebuah gang sempit di kananku. Di depan gang tersebut ada ibu pedagang kaki lima (PKL) yang sedang berjualan. Jika aku meneruskan perjalanan dan tidak memasuki gang sempit itu, aku akan segera tiba di Monumen Bom Bali I. Namun, itu bukan tujuanku dan aku juga takut salah jalan sehingga aku pun bertanya kepada ibu PKL: “kalau mau ke McD dekat pantai Kuta, lewat mana bu?” Ibu itu pun menjawab: “Kamu bisa lewat gang ini lurus saja tetapi tempatnya cukup jauh.” Maka, aku bertanya lagi: “Seberapa jauh? Apa kira-kira aku bisa ke sana dengan berjalan kaki?”  Ibu itu kembali meyakinkan aku bahwa aku bisa melakukannya tetapi tempatnya cukup jauh. Lantas aku berterima kasih kepadanya dan segera memasuki gang tersebut.

Sekitar 10 menit kemudian gang yang kumasuki terasa semakin sepi dan semakin gelap. Aku hendak berbalik arah kembali ke hotel tetapi suara hatiku seakan-akan berkata: “Kamu sudah berjanji untuk menemuinya di McD. Ketika kamu SMP, ada teman sekelas yang mengajakmu bertemu di TP lalu ketika kamu tiba di sana ternyata dia sudah pulang padahal kamu datang tepat waktu. Bagaimana perasaanmu saat itu? Apa kau tidak kecewa? Apa kali ini kau akan mengecewakan temanmu?”

Oleh karena itu, aku pun kembali melanjutkan perjalanan sembari dalam hati aku berkata: “Tuhan, lindungi aku. Jalan ini semakin gelap dan sepi. Mungkinkah aku salah jalan?” Tak lama berselang aku melihat seorang pria dan seorang wanita saling berbicara di bawah cahaya lampu temaram yang ada di suatu jalan tetapi tampaknya mereka tak menghiraukan kehadiranku.

Aku Tak Pernah Sendiri
Aku pun terus berjalan hingga tiba-tiba aku berpapasan dengan dua orang pria. Tanya mereka: “Hei... kamu mau kemana?” Ow... rupanya mereka teman sekerjaku (Andre dan Afandi). “Aku mau menemui ce Inge di McD – dekat pantai Kuta. Kalian mau kemana?” Mereka pun mengatakan bahwa mereka hanya berjalan-jalan di gang tersebut. Lantas aku berpamitan meninggalkan mereka.

Namun, tak lama berselang mereka bergegas menyusulku dan menawarkan diri untuk menemaniku hingga tiba di McD. Mereka berkata: “kamu jangan jalan sendiri karena kamu bisa ditawar orang.” Dengan tak percaya aku berkata: “Hah?!? Mana mungkin?” Mereka pun bertanya: “Apa kamu tidak melihat pria dan wanita yang tadi ada di pinggir jalan? Mereka itu sedang transaksi.” Hahaha... aku tak berpikir sejauh itu sich tetapi tampaknya Tuhan telah mengutus dua malaikat tak bersayap untuk menjadi bodyguard atau penjagaku karena aku mulai was-was berjalan di gang yang semakin gelap dan lengang.
Roma 10:9-13  Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan." Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.