Catatan Ibadah ke-3 Minggu, 28 Juni 2015
Bacaan Kejadian 37:5-11
Yusuf menceritakan
mimpinya:
☆ Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu
bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu
sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu.
☆ Tampak matahari, bulan dan
sebelas bintang sujud menyembah kepadaku.
Maka iri hatilah
saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.
★Saudara-saudaranya berkata: "Apakah
engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas
kami?"
★ Ayahnya berkata: "Mimpi apa mimpimu itu? Masakan aku dan
ibumu serta saudara-saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah?"
Karena mimpi-mimpinya itu,
Yusuf dijuluki Tukang Mimpi.
Kejadian 37:19 Kata mereka seorang kepada yang lain: "Lihat, tukang mimpi kita itu datang!"
Mimpi Yusuf merupakan
suatu mimpi yang besar, bukan mimpi sederhana atau biasa-biasa saja seperti
yang kebanyakan kita dapatkan. Mimpinya ikut me-rhema di dalam hati ayah dan saudara-saudaranya tetapi ditanggapi
dengan cara berbeda.
Karena mimpi-mimpinya
Yusuf dijual saudara-saudaranya hingga bekerja kepada Potifar, difitnah dan
masuk penjara hingga akhirnya dipromosikan menjadi orang kepercayaan Firaun
atas Mesir. Namun, apapun yang terjadi di dalam hidupnya, Yusuf tetap
mempercayai mimpinya.
Pak Moro pun sempat bertanya-tanya:
“Bagaimana
seseorang bisa mempercayai mimpinya?” Karena pak Jusuf Soetanto
mempercayai mimpinya, pak Moro pun ikut digerakkan oleh mimpi tersebut.
Bagaimana pak Moro bisa mempercayai mimpi itu? Katanya: “Itu terjadi karena kasih karunia Tuhan.”
Jadi, bila Tuhan memberikan kita mimpi,
jangan dilupakan. Peganglah mimpi tersebut dan biarkan orang lain ikut terpengaruh
oleh mimpi kita.
*** Iya...
iya... dulu ketika keadaan sedang gelap gulita tiada tara karena tak seorang
pun dapat menolongku, kenapa aku bisa langsung damai sejahtera saat bermimpi akan masa depan? Saat itu dan hingga kini pun aku tak
mengetahui masa depanku akan secerah apa tetapi kenapa aku masih mempercayai mimpi itu?
Iya... pastinya karena kasih karunia Tuhan. Seandainya tidak ada mimpi itu,
masihkah aku ada di sini?
I AM HERE (http://youtu.be/gABN-aTRjnM)
I am here because of Your grace. I
am here because of Your love. Lord Jesus, I am so thankful for Your grace
abounds to me.
Reff: Thank you Jesus, Jesus. Jesus, Thank
you Jesus. It's only by your grace, that I could live today. Forever I will
praise Your name.
KU ADA: Ku ada s'bab anugrah-Mu. Ku ada
karna kasih-Mu Tuhan. Yesus ku bert'rima kasih Buat kasih rahmat-Mu.
Reff: T'rima kasih Yesus, Yesus. Yesus,
t'rima kasih. Hanya anugrah-Mu, buat hidupku s'karang. Ku 'kan memuji-Mu
selamanya.
Di dalam kisah Yusuf tidak
dijelaskan strategi yang Yusuf terapkan untuk meraih mimpinya. Yusuf hanya
memperkenan hati Tuhan.
☆ Kejadian 39:2 Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.
☆ Kejadian 39:21 Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.
☆ Kejadian 41:38-41 Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: "Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?" Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau. Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu." Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir."
Jadi, untuk mewujudkan
mimpi-mimpi besar kita, kita harus
memiliki tanah hati yang gembur. Tanah hati yang gembur akan menumbuhkan
setiap benih firman yang kita terima. Tumbuh dan berbuah-buah, dari benih
menjadi pohon hingga menjadi hutan buah-buahan.
BAPA LEMBUTKANLAH
HATIKU - Ir.Niko Njotorahardjo
Bapa.., lembutkanlah hatiku untuk
dapat lebih mengasihi-Mu. Bapa.., bentuklah diriku untuk dapat menjadi saksi-Mu
dan mengerti rencana-Mu di dalam hidupku. Jadikan aku semakin indah di
hadapan-Mu.
Terima kasih Yesusku, terima kasih
Yesusku, puji syukur hanya bagi Tuhanku. Terima kasih Yesusku, terima kasih
Yesusku, puji syukur hanya bagi Tuhanku.
Philip Mantofa: “Bermimpilah besar tetapi mulailah
dari perkara-perkara kecil.”
*** Wah, aku belum bisa memimpikan hal-hal besar. Hingga
kini aku masih sering menghindari para pemimpi besar karena setiap kali mereka
melukiskan hal-hal besar aku malah merasa terbebani. Iiiih... takut lha karena mimpi
besar resikonya juga pasti besar. Semakin
besar mimpinya, semakin besar tantangannya. Maka dari itu, aku suka
perkara-perkara kecil karena resikonya juga kecil-kecil... hehehe... Namun, mimpiku
ada di tangan-Nya. Kata Bapa di Surga: "Tenang saja. Semua 'kan berjalan setahap demi setahap." Ah, lega rasanya saat
mengingat perkataan Bapa. Entah apa yang akan terjadi di depan sana, yang
terpenting ada penyertaan Bapa untuk masa depan cerah penuh harapan...
hahaha...
0 komentar:
Post a Comment