Sunday, June 28, 2015

Meraih Mimpi Bersama Tuhan - pdt.Yosep Moro (Medan)

Catatan Ibadah ke-3 Minggu, 28 Juni 2015

Bacaan Kejadian 37:5-11
Yusuf menceritakan mimpinya:
Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu.
Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku.

Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.
Saudara-saudaranya berkata: "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?"
Ayahnya berkata: "Mimpi apa mimpimu itu? Masakan aku dan ibumu serta saudara-saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah?"

Karena mimpi-mimpinya itu, Yusuf dijuluki Tukang Mimpi.
Kejadian 37:19  Kata mereka seorang kepada yang lain: "Lihat, tukang mimpi kita itu datang!"
Mimpi Yusuf merupakan suatu mimpi yang besar, bukan mimpi sederhana atau biasa-biasa saja seperti yang kebanyakan kita dapatkan. Mimpinya ikut me-rhema di dalam hati ayah dan saudara-saudaranya tetapi ditanggapi dengan cara berbeda.

Karena mimpi-mimpinya Yusuf dijual saudara-saudaranya hingga bekerja kepada Potifar, difitnah dan masuk penjara hingga akhirnya dipromosikan menjadi orang kepercayaan Firaun atas Mesir. Namun, apapun yang terjadi di dalam hidupnya, Yusuf tetap mempercayai mimpinya.

Pak Moro pun sempat bertanya-tanya: “Bagaimana seseorang bisa mempercayai mimpinya?” Karena pak Jusuf Soetanto mempercayai mimpinya, pak Moro pun ikut digerakkan oleh mimpi tersebut. Bagaimana pak Moro bisa mempercayai mimpi itu? Katanya: “Itu terjadi karena kasih karunia Tuhan.”  Jadi, bila Tuhan memberikan kita mimpi, jangan dilupakan. Peganglah mimpi tersebut dan biarkan orang lain ikut terpengaruh oleh mimpi kita.

Hidup Optimis
*** Iya... iya... dulu ketika keadaan sedang gelap gulita tiada tara karena tak seorang pun dapat menolongku, kenapa aku bisa langsung damai sejahtera saat bermimpi akan masa depan? Saat itu dan hingga kini pun aku tak mengetahui masa depanku akan secerah apa tetapi kenapa aku masih mempercayai mimpi itu? Iya... pastinya karena kasih karunia Tuhan. Seandainya tidak ada mimpi itu, masihkah aku ada di sini?
I AM HERE (http://youtu.be/gABN-aTRjnM)
I am here because of Your grace. I am here because of Your love. Lord Jesus, I am so thankful for Your grace abounds to me.
Reff: Thank you Jesus, Jesus. Jesus, Thank you Jesus. It's only by your grace, that I could live today. Forever I will praise Your name.
KU ADA: Ku ada s'bab anugrah-Mu. Ku ada karna kasih-Mu Tuhan. Yesus ku bert'rima kasih Buat kasih rahmat-Mu.
Reff: T'rima kasih Yesus, Yesus. Yesus, t'rima kasih. Hanya anugrah-Mu, buat hidupku s'karang. Ku 'kan memuji-Mu selamanya.

Di dalam kisah Yusuf tidak dijelaskan strategi yang Yusuf terapkan untuk meraih mimpinya. Yusuf hanya memperkenan hati Tuhan.
Kejadian 39:2  Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.
Kejadian 39:21  Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.
Kejadian 41:38-41 Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: "Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?" Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau. Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu."  Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir."
Lihat Yesus
Jadi, untuk mewujudkan mimpi-mimpi besar kita, kita harus memiliki tanah hati yang gembur. Tanah hati yang gembur akan menumbuhkan setiap benih firman yang kita terima. Tumbuh dan berbuah-buah, dari benih menjadi pohon hingga menjadi hutan buah-buahan.

BAPA LEMBUTKANLAH HATIKU -  Ir.Niko Njotorahardjo
Bapa.., lembutkanlah hatiku untuk dapat lebih mengasihi-Mu. Bapa.., bentuklah diriku untuk dapat menjadi saksi-Mu dan mengerti rencana-Mu di dalam hidupku. Jadikan aku semakin indah di hadapan-Mu.
Terima kasih Yesusku, terima kasih Yesusku, puji syukur hanya bagi Tuhanku. Terima kasih Yesusku, terima kasih Yesusku, puji syukur hanya bagi Tuhanku.

Philip Mantofa: “Bermimpilah besar tetapi mulailah dari perkara-perkara kecil.”
*** Wah, aku belum bisa memimpikan hal-hal besar. Hingga kini aku masih sering menghindari para pemimpi besar karena setiap kali mereka melukiskan hal-hal besar aku malah merasa terbebani. Iiiih... takut lha karena mimpi besar resikonya juga pasti besar. Semakin besar mimpinya, semakin besar tantangannya. Maka dari itu, aku suka perkara-perkara kecil karena resikonya juga kecil-kecil... hehehe... Namun, mimpiku ada di tangan-Nya. Kata Bapa di Surga: "Tenang saja. Semua 'kan berjalan setahap demi setahap." Ah, lega rasanya saat mengingat perkataan Bapa. Entah apa yang akan terjadi di depan sana, yang terpenting ada penyertaan Bapa untuk masa depan cerah penuh harapan... hahaha...

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.