Catatan Ibadah ke-1 Minggu, 3 Mei 2015 (youtu.be/BcNXz69ZLJY)
3 Hal yang Perlu Dilakukan di Masa Paceklik
1. Mencukupkan Diri atau kencangkan ikat pinggang. Gunakan uang sesuai
kebutuhan dan tunda setiap keinginan yang timbul. Jangan sampai berhutang dan
jor-joran atau ikut-ikutan orang lain tetapi sesuaikan kebutuhan.
2. Mengelola yang Ada atau mengelola yang tersisa.
Keluaran 16:23 Lalu berkatalah Musa kepada mereka: "Inilah yang dimaksudkan TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi."
>> Biasanya seorang
anak kecil makan banyak. Jadi, ketika ada seorang anak membawa lima roti dan
dua ikan, kemungkinan besar ini hanya sisa makanannya. Meskipun demikian, Yesus
mengelola yang tersisa ini dengan baik. Ketika murid Yesus menyerahkan lima
roti dan dua ikan dari anak kecil tersebut, Yesus mengelolanya demi kemuliaan
Tuhan sehingga Dia dapat memberi makan lima ribu orang. (Matius
14:13-21, Markus 6:30-44, Lukas 9:10-17, Yohanes 6:1-14)
>> Jadi, fokuslah
pada apa yang ada dan jangan lakukan ekspansi bisnis tanpa strategi yang
matang. Jangan sekedar ikut-ikutan. Contoh: seseorang sukses dalam bisnis
kuliner dan fashion lalu banyak orang
mulai ikutan membuka bisnis semacam itu lalu akhirnya banyak yang gulung tikar
secara bersamaan.
3. Mempersiapkan Diri untuk Panen
Keluaran 16:35 Orang Israel makan manna empat puluh tahun lamanya, sampai mereka tiba di tanah yang didiami orang; mereka makan manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan.
>> Ketika berada di
masa kekeringan, persiapkan diri untuk menuai kelimpahan.
Yesaya 54:3 Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi.
>> Sebelum kita
mengembang ke kanan dan ke kiri, Tuhan sedang mengembangkan kemampuan kita
karena perkembangan dimulai dari tengah (dari diri kita). Contoh: Ketika
Singapura sedang krisis, perdana menteri Lee Kuan Yew meminta setiap warganya
untuk sekolah lagi. Ketika krisis berlalu, Singapura segera melaju pesat: dari
tak punya air menjadi mampu mengelola air sendiri sehingga tidak lagi
bergantung kepada Malaysia.
>> Pendidikan itu
penting. Meskipun pendidikan tidak menjamin kesuksesan kita tetapi hal itu bisa
menjadi pondasi kehidupan kita dalam menghadapi masa krisis. Memang benar bahwa
beberapa orang yang putus sekolah bisa menjadi konglomerat seperti Liem Sioe
Liong atau Bill Gates tetapi ini hanya 1% saja. Lihatlah di jalanan: 99% orang yang putus
sekolah tidak menjadi Bill Gates tetapi hidup luntang-lantung di jalanan. Jadi,
katakan kepada anak-anakmu agar tetap bersekolah karena mereka belum tentu menjadi
seperti Bill Gates.
>> Namun, ada beberapa
orang yang telah mempersiapkan diri dengan baik ketika masa kelimpahan sehingga
dia mampu berkembang di masa krisis. Contoh: Ketika Yusuf menghadapi masa
kelimpahan, dia terus menerus menabung seperlima hasil panen selama 7 tahun
sehingga pada saat paceklik dia dapat berinvestasi.
>> Pada masa kini
akan ada banyak aset yang dijual untuk melunasi hutang tetapi pembelinya
sedikit. Daya beli masyarakat memang menurun tetapi tetap ada beberapa orang yang
mampu membeli aset-aset tersebut dengan harga rendah karena dia telah
mempersiapkan diri dengan baik selama masa kelimpahan.
Kunantikan Janji Allah:
Kunantikan janji
Allah dig’napi dalamku. Kuharapkan yang terbaik terjadi di dalamku. Yang kutahu
Dia kerjakan seturut firman-Nya bagi kemuliaan-Nya, yang kuyakin Dia sediakan
seturut kasih-Nya bagiku.
Selanjutnya Philip
Mantofa meminta setiap orang yang mengalami kesulitan ekonomi untuk maju ke
depan agar dapat didoakan secara bersama-sama. Setelah mereka maju tiba-tiba
Philip Mantofa mendapatkan pesan: “Di
sini ada seseorang dengan nomer belakang HPnya 648. Orang ini telah berhutang
kepada 3 pihak. Siapa yang dimaksud? Tolong angkat tangan.”
Tak lama kemudian ada
seorang pria yang mengangkat tangan lalu dia diminta naik ke mimbar. Lantas dia
mengakui bahwa nomer belakang HPnya memang 648 dan dia telah berhutang ke 1
teman, 1 keluarga, dan bank. Lantas Philip Mantofa pun menyatakan bahwa dia
mendemonstrasikan hal ini bukan karena dia kenal setiap orang tetapi karena dia
ingin menunjukkan bahwa Tuhan mengetahui
setiap keberadaan kita dan setiap permasalahan kita. Bahkan, Philip Mantofa
juga belum mengenal pria tersebut.
>> Philip Mantofa
pun berkata kepada pria tersebut: “Kamu
jual asetmu untuk bayar hutang ke teman dan keluarga. Kamu masih punya aset ‘kan
karena Tuhan bilang kamu masih punya aset. Setelah itu entah bagaimana caranya
kamu akan mampu melunasi hutang ke bank. Kamu tidak lagi memerlukan biaya
pengobatan dan entah bagaimana caranya kamu selalu berkecukupan sehari lewat
sehari. Terimalah Roh Kudus.” Kemudian pria itu terjatuh dengan sendirinya karena
jamahan Roh Kudus.
>> Kemudian Philip
Mantofa menayangkan video kesembuhan seorang anak yang sempat mengalami alergi
parah. Anak ini telah didoakan bersama beberapa waktu lalu, yaitu pada saat
ibadah ke-3 Minggu Paskah dan kini anak itu telah sembuh total.
0 komentar:
Post a Comment