Sunday, May 31, 2015

Menjadi Pembawa Damai ~ ps.Sukirno Tarjadi

Catatan Khotbah ibadah ke-2 Minggu, 31 Mei 2015
Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketenteraman, dari pada makanan daging serumah disertai dengan perbantahan. (Amsal 17:1)
>> Ada seorang pria yang dulu selalu makan ala kadarnya (sayur mayur, tahu, dan tempe) bersama-sama dengan anak dan isterinya. Ketika sudah kaya dan mampu makan daging, dia harus makan sendirian. Apa enaknya?
>> Ada seorang wanita yang mengatakan bahwa saat miskin dia dan suaminya bisa menonton TV kecil berdua. Kini mereka telah memiliki TV besar tetapi harus menonton secara terpisah. Suaminya tidak lagi menonton TV dan berbincang dengannya. Apa enaknya?

Setiap keluarga pasti menginginkan rumah tangga yang harmonis. Untuk bisa menciptakan keharmonisan dalam rumah tangga, dibutuhkan orang-orang yang mau membawa damai. Pembawa damai belum tentu disukai semua orang tetapi dia tetap tidak akan berkompromi terhadap hal-hal yang bertentangan dengan prinsip kebenaran dan dia tidak egois.
Berbahagialah orang yang membawa damai,karena mereka akan disebut anak-anak Allah. (Matius 5:9)

Cara Menjadi Pembawa Damai:

1. Miliki Damai di Dalam Diri

Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (2 Korintus 5:18)
>> Dulu pak Sukirno atheis (tidak mengenal Tuhan) tetapi setelah mengenal Tuhan Yesus dia menemukan kedamaian dan tidak ingin melepasnya lagi.

2. Selalu Bersyukur

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. (1 Tesalonika 5:18)
Syukurilah Keluargamu
>> Pak Sukirno bersyukur. Meskipun isterinya memiliki kekurangan, tetapi isterinya memiliki satu selera yang bagus dengan memilihnya sebagai suami. Dia mengenal isterinya ketika masih kuliah. Saat itu dia merupakan mahasiswa miskin... sampai-sampai harus berjalan kaki ke kampus karena tidak punya uang untuk naik bus. Meskipun demikian, isterinya tetap mau sama dia. Maka dari itu, setiap kali pak Sukirno mau memarahinya dan ingat akan hal itu, dia tidak jadi marah...hehehe... Jadi, berhentilah memandang kekurangan pasanganmu dan syukurilah kehadiran mereka.

>> Hingga kini pak Sukirno pun diizinkan menempati sebuah rumah tanpa bayar. Bahkan, rumah yang berlokasi di Jakarta itu bebas nyamuk. Sementara itu si dermawan yang meminjamkan rumah tersebut tinggal sekitar 500 meter dari sana dan harus bersiaga dengan raket nyamuk. hehehe... pak Sukirno diberi karunia untuk menikmati.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.