Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketenteraman, dari pada makanan daging serumah disertai dengan perbantahan. (Amsal 17:1)
>> Ada seorang pria
yang dulu selalu makan ala kadarnya (sayur mayur, tahu, dan tempe) bersama-sama
dengan anak dan isterinya. Ketika sudah kaya dan mampu makan daging, dia harus
makan sendirian. Apa enaknya?
>> Ada seorang
wanita yang mengatakan bahwa saat miskin dia dan suaminya bisa menonton TV
kecil berdua. Kini mereka telah memiliki TV besar tetapi harus menonton secara
terpisah. Suaminya tidak lagi menonton TV dan berbincang dengannya. Apa
enaknya?
Setiap keluarga pasti
menginginkan rumah tangga yang harmonis. Untuk bisa menciptakan keharmonisan
dalam rumah tangga, dibutuhkan orang-orang yang mau membawa damai. Pembawa
damai belum tentu disukai semua orang tetapi dia tetap tidak akan berkompromi
terhadap hal-hal yang bertentangan dengan prinsip kebenaran dan dia tidak egois.
Berbahagialah orang yang membawa damai,karena mereka akan disebut anak-anak Allah. (Matius 5:9)
Cara Menjadi Pembawa Damai:
1. Miliki Damai di Dalam Diri
Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (2 Korintus 5:18)
>> Dulu pak Sukirno
atheis (tidak mengenal Tuhan) tetapi setelah mengenal Tuhan Yesus dia menemukan
kedamaian dan tidak ingin melepasnya lagi.
2. Selalu Bersyukur
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. (1 Tesalonika 5:18)
>> Pak Sukirno
bersyukur. Meskipun isterinya memiliki kekurangan, tetapi isterinya memiliki satu
selera yang bagus dengan memilihnya sebagai suami. Dia mengenal isterinya
ketika masih kuliah. Saat itu dia merupakan mahasiswa miskin... sampai-sampai
harus berjalan kaki ke kampus karena tidak punya uang untuk naik bus. Meskipun
demikian, isterinya tetap mau sama dia. Maka dari itu, setiap kali pak Sukirno
mau memarahinya dan ingat akan hal itu, dia tidak jadi marah...hehehe... Jadi,
berhentilah memandang kekurangan pasanganmu dan syukurilah kehadiran mereka.
>> Hingga kini pak
Sukirno pun diizinkan menempati sebuah rumah tanpa bayar. Bahkan, rumah yang
berlokasi di Jakarta itu bebas nyamuk. Sementara itu si dermawan yang
meminjamkan rumah tersebut tinggal sekitar 500 meter dari sana dan harus
bersiaga dengan raket nyamuk. hehehe... pak Sukirno diberi karunia untuk
menikmati.
0 komentar:
Post a Comment