Growing Together
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 5 Oktober
2025
"Bu, untung kamu baru datang.
Kalau tidak, kamu bisa tertimpa reruntuhan plafon semen tadi pagi. Aku sudah
membersihkannya." Ujar seorang cleaning service wanita. "Apa
pecahannya besar-besar?" Tanyaku. Sambil menunjuk keranjang sampah di
dekat toilet dia berkata, "Lihatlah! Besar-besar." Wah, untung aku
masih selamat. Kami pun tertawa bersama.
Beberapa jam kemudian seorang rekan wanita
berkata, "Kamu tidak menjenguk sekutumu yang baru saja dibawa ke rumah
sakit? Dia baru saja tertimpa roll besi hingga kakinya berdarah-darah. Jarinya
pun akan diamputasi, tetapi dia tidak mau."
"Apa yang terjadi? Mengapa dia
mengalami kecelakaan lagi? Rasanya iblis sedang berulah lagi. Namun,
siapa target iblis sebenarnya? Apa aku juga menjadi targetnya? Ah, semoga dia
bisa pulih kembali seperti sedia kala dan jarinya tidak sampai
diamputasi."
Dia bilang kejadiannya sangat cepat
sehingga dia tidak bisa menghindar. "Ah, serem juga." Namun, rekan
yang melihat CCTV mengatakan bahwa dia nyaris terkena di bagian kepalanya jika
saja tidak menghindar. Tuhan masih meminimalkan dampak kerusakannya.
Beberapa jam kemudian dalam perjalanan
pulang tiba-tiba sopirku mengerem mobil secara mendadak. Rupanya di depan dia
ada mobil putih yang mendadak berhenti karena di depan mobil itu ada pengendara
motor wanita yang tidak sengaja menabrak peminta sumbangan dukacita di tengah
jalan. "Mengapa ada kecelakaan lagi pada hari yang sama?" Gumamku. Aku
bisa ikut celaka jika tidak dilakukan pengereman mendadak.
Keesokan harinya ketika berangkat kerja,
hal yang serupa terulang lagi. Namun, kali ini pengereman mendadak terjadi
karena ada mobil merah yang mendadak mau berbalik arah atau belok kanan.
Fiuh... Beberapa jam kemudian saat pulang kerja aku terjebak kemacetan karena
antrian pom bensin. Tak lama berselang kami lolos dari kemacetan tersebut. Eh, hal
yang serupa terjadi lagi. Tiba-tiba ada mobil yang meluncur cepat dari
sebelah kanan.
Jika sopirku dan pria pengemudi mobil itu
tidak melakukan pengereman secara mendadak, aku atau sopir yang duduk di bangku
kanan bisa terkena imbasnya bersama pria itu. Ah, ada apa ini? Bagaimana
jika iblis memang menargetkanku, tetapi dia salah sasaran?
"... iblis dikalahkan. Kuasanya dihancurkan oleh darah Anak Domba."
Beginilah lagu yang dimunculkan oleh Roh Kudus. Aku pun hanya bisa tersenyum lega membayangkan serunya peperangan di alam roh yang tak terlihat oleh mata jasmani. Hal-hal yang terjadi di dunia jasmani pasti berawal dari hal-hal yang terjadi di alam roh. Aku tidak bisa melihat hal-hal yang terjadi di alam roh, tetapi aku yakin kuasa iblis sudah dihancurkan karena Penebusku hidup.Keesokan harinya kupastikan jari rekanku
aman. Namun, beberapa hari kemudian, aku mendapat kabar bahwa saudara mama
ditabrak oleh motor yang membawa muatan pisang hingga kakinya sakit juga. Padahal,
salah satu betis papa juga masih terluka karena kecelakaan di rumah beberapa
hari lalu (sebelum ada kabar kecelakaan lainnya). Mengapa iblis selalu
merancangkan kecelakaan?
Jika melihat rancangannya, rasanya sungguh
ngeri. Namun, jika jauh dari Tuhan, tentu jauh lebih ngeri. Pengkhianat
iblis pasti akan dicelakai olehnya, tetapi pengkhianat Tuhan masih bisa
diampuni jika sungguh-sunguh bertobat. Seringkali iblis menargetkan pikiran
kita sehingga ketopong keselamatan harus selalu dikenakan.
Namun, kali ini tampaknya iblis sedang
menargetkan kasut kerelaan memberitakan Injil. Dia ingin membungkam kesaksian
orang-orang bagi Tuhan. Ah, mengapa iblis tidak mau mengakui kekalahannya
padahal sudah jelas-jelas dia kalah telak ketika Yesus disalib. Bahkan, kuasa
maut juga sudah dihancurkan ketika Yesus bangkit dari kematian-Nya.
Iblis sudah tidak punya kuasa. Namun, Tuhan masih baik kepadanya. Jika tidak, tentulah iblis sudah
dihancurleburkan dari dulu sehingga dia tidak akan memiliki kesempatan untuk
menipu dan mengintimidasi manusia.
Mazmur 16:8-10 (TB) Aku
senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku
tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan
tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia
orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.
Wow... wow... wow... untunglah aku masih
diluputkan dari berbagai macam kecelakaan tersebut. Apa aku punya 9 nyawa?
Jika mau dihitung-hitung, mungkin tak terhitung karena dalam seminggu kemarin
aku sudah diluputkan dari 4 kecelakaan yang terlihat. Selain itu, mungkin saja
aku juga diluputkan dari kecelakaan yang tak sempat terlihat.
Bahkan, pada tahun-tahun yang silam aku dan
seisi rumahku pun telah diluputkan atau dipulihkan dari beberapa kecelakaan dan
penyakit, baik kecil maupun besar. Banyak orang telah menyaksikan hal ini. Haleluya...
oleh darah Anak Domba, oleh kesaksian kita,
iblis dikalahkan... Ini bukan kesaksian seperti lagu Alamak yang
asli... xixixi... "Kalau ada, sembilan
nyawa, mau sama-Mu saja semuanya. Ini dada, isi janji-Nya semua. Alamak inikah
kasih Tuhan?"
Mazmur 119:11 (TB) Dalam
hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.
OLEH DARAH ANAK DOMBA
Sekarang t'lah tiba
kes'lamatan dan kuasa dan pem'rintahan Allah kita, Kuasa Dia yang diurapi-Nya
kar'na t'lah dilemparkan-Nya para pendakwa kita.
Chorus: Oleh darah Anak Domba, oleh kesaksian kita, iblis dikalahkan.
Kuasanya dihancurkan oleh darah Anak Domba.







0 komentar:
Post a Comment