Siap ke Surga
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 11 Des 2022
Menjadi generasi Yeremia juga merupakan
salah satu solusi tepat bagi situasi semacam itu. Yeremia tidak perlu memusingkan
dua bagian roti. Dia hanya perlu memikirkan salah satu bagian roti dan menjadi
bagian di dalamnya, yaitu sebagai isian roti yang tak terpisahkan dari rotinya.
Kala itu seorang ibu kepo sampai geleng-geleng
kepala dan berkata, "Andaikata kamu tidak pernah memberi, pasti hartamu
banyak sekali. Kamu pasti sudah punya ini dan itu. Benar ya?"
Jawabku, "Entahlah, aku tidak pernah
menghitungnya."
"Wah... hartamu besar di surga,"
katanya lagi. Hahaha... saat itu aku hanya tertawa dan membatin, "makanya
aku ingin cepat-cepat ke surga."
Filipi 1:23-24 Aku
didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus —
itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini
karena kamu.
Keanehan pun terjadi. Dengan mengambil
tanggung jawab besar itu, justru aku makin diberkati. Benarlah kata orang bijak
bahwa di dalam berkat yang kita terima ada berkat orang lain. Jadi, sesuatu
yang tadinya menjadi beban berat, akhirnya malah mendatangkan sukacita.
Memang Tuhan itu memberikan berkat sesuai
porsi tanggung jawab yang mampu kita pikul. Jika Dia mempercayakan sesuatu
kepada kita, Dia juga akan memampukan kita. Jika tidak begitu, silahkan
protes kepada Tuhan biar dimampukan. Niscaya protes itu akan membawamu kepada
proses pemahaman yang mendalam. Alhasil, imanmu akan makin bertumbuh.
Kadang ada yang berkata, "Kalau penghasilanmu belum pasti, kamu tidak usah memberi dulu. Kalau kamu terus memberi, nanti uangmu habis."
Aku sih hanya menjawab singkat, "Kalau
habis, ya cari lagi. Gitu kok repot?"
Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Hidup sudah susah, jangan dibuat tambah susah. Biar Tuhan sendiri
yang memikirkan hal-hal yang susah kita pikirkan. Tanggung jawab kita hanya
sebatas kemampuan yang Tuhan berikan. Jika sudah di luar kemampuan kita,
biar Tuhan yang bekerja. Ngapain kita berusaha menjadi Tuhan?
Lukas 16:20-22
Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok,
berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya
dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang
dan menjilat boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh
malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
Lihatlah Lazarus! Ketika dia mati
kelaparan, Tuhan tidak memarahinya. Dia tidak menjitak atau mendorong dahi
Lazarus sambil berkata, "Bodohnya kamu ini. Cari makan aja tidak bisa.
Bikin malu Bapa." Namun, dia justru dipangku Abraham di surga... hahaha...
Lukas 16:23 Orang
kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam
maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk
di pangkuannya.
Sebaliknya, orang kaya yang pelit malah
berakhir menderita di neraka. Hidup ini hanya sementara. Semua persoalan juga
hanya sementara. Kita hidup karena Tuhan. Mati pun sudah ditakdirkan Tuhan.
Jadi, berhentilah khawatir! Kekayaan bukan jaminan masuk surga dan hidup lama
di bumi.
MENANG
~ GMS Live
Kuhidup bukan karena melihat. Namun karena iman Kepada-Mu Tuhan yang setia yang
selalu menjaga.
Pre-Chorus: Kau berkata, "Jangan takut, percaya saja!"
Chorus: Tak akan kugentar dan bimbang S'bab Kau yang selalu menopang.
Dalam badai imanku 'kan teguh percaya. Dalam segala kesesakan Kau yang akan
s'lalu menolong, Memegangku dengan tangan kanan-Mu yang beriku menang.
Bridge: (beriku menang) Kau yang jadikanku lebih dari pemenang. Kau yang
jadikanku lebih dari pemenang. Kau yang jadikanku lebih dari pemenang.
0 komentar:
Post a Comment