Pemberian Terbaik
Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 6 November 2022
Bu Debby mulai
bertobat pada tahun 1995. Mulanya dia berasal dari keluarga muslim. Ketika
memutuskan ikut Yesus, dia diusir keluarganya dari rumahnya di Poso. Dia pun
tidak boleh membawa ijazahnya. "Sana minta makan sama Yesus," kata
keluarganya. Maka, dia pergi dengan hanya membawa harapan.
Ketika mengalami
masa-masa sulit di tengah pandemi, dia pun mengingat momen tersebut. Dia pernah
bertahan hidup tanpa uang sepeser pun. Bahkan, tanpa bantuan orang-orang
terdekatnya. Dengan mengingat masa-masa sulit yang telah dilewati, kita akan
memperoleh kekuatan untuk menjalani masa kini sehingga tidak mudah menyerah.
Seharusnya
bangsa Israel bisa masuk ke Tanah Kanaan dalam sebelas hari, tetapi mereka
malah diajak berputar-putar di padang gurun selama empat puluh tahun. Ini karena
Tuhan ingin mereka belajar sesuatu dari masa-masa sulit itu.
Maka, acapkali
ada jemaat yang minta didoakan agar masalah keuangannya cepat selesai, bu Debby
tidak mau. Dia ingin jemaat mempelajari sesuatu dari masalah tersebut. Mereka
diminta bertanya kepada Tuhan.
Jika ada yang
punya masalah bisnis, sebaiknya juga bertanya kepada Tuhan dan tidak mencari
cara instan untuk keluar dari masalah. Banyak orang Kristen maunya instan.
Ketika ada masalah, inginnya cepat selesai.
Memang masalah tersebut mungkin bisa selesai dengan meminjam uang dari bank atau meminta bantuan orang lain. Namun, masalah itu pasti akan berulang kembali di kemudian hari karena mereka belum belajar sesuatu dari masalah itu. Ini sebabnya jangan meminta agar masalah cepat selesai.
Bu Debby juga
tidak menuntut anak-anaknya mendapatkan nilai yang baik karena yang penting
mereka memiliki nilai-nilai kehidupan. Ketika anaknya mengatakan bahwa Matematika
itu sulit, dia hanya mendorong anaknya untuk berusaha semampunya. Suatu hari
dia juga pernah diberitahu oleh gurunya perihal nilai nol yang diterima anaknya.
Gurunya
memberikan soal sebagai berikut: ‘Pada malam hari Budi diminta membawa galon
dengan menggunakan lift yang akan segera ditutup. Berapa galon yang bisa dia
bawa dalam sekian waktu itu?’ Anaknya menjawab, “Besok saja karena kasihan
sudah malam kok masih diminta kerja.” Maka, gurunya memberinya nilai nol. Namun,
bu Debby berkata, “Seharusnya dia diberi nilai seratus karena cara pandangnya
yang berbeda.” Gurunya hanya bisa menjawab, “Wah repot juga kalau anak pendeta.
Cara mendidiknya berbeda.”
Pada awal tahun
2019 Tuhan memintanya menebarkan firman di media elektronik. Lantas suaminya
menduga bahwa yang dimaksudkan-Nya adalah televisi. Maka, bu Debby menanyakan
syarat siaran di sana. Dia harus syuting dengan perlengkapan yang ada di sana
selama sepuluh kali dan satu kali syuting harus membayar enam juta rupiah.
Setelah itu siaran
mereka akan di-review. Jika lolos, baru boleh tayang. Jadi, sekalipun
sudah membayar, siarannya belum tentu boleh tayang. Alhasil, bu Debby mundur
teratur. Darimana mendapatkan uang 60 juta rupiah?
0 komentar:
Post a Comment