Sunday, February 20, 2022

Rumah Kontrakan

Makna Kejujuran
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 20 Feb 2022

Beberapa bulan lalu ada seorang pemuda yang berkata kepada ortunya: "Aku punya pacar baru. Nanti setelah menikah kami akan tinggal di rumah ini. Kalian dan saudaraku yang belum menikah akan kucarikan rumah kontrakan dan kalian bisa tinggal di sana."

Lantas mamanya bercerita kepadaku dan jawabku: "Kemungkinan besar pacarnya bukan orang baik lagi. Jika pacarnya nggena, tak mungkin dia sampai memiliki ide seperti itu. Belum menikah aja sudah punya ide untuk 'mengusir' kalian. Jika memang mau memindahkan kalian, harusnya dia membeli rumah permanen yang lebih baik dan bukan rumah kontrakan. Bisa-bisa rumah kontrakan itu pun harus dibayar sendiri oleh saudaranya." Hmm… kebanyakan lelaki selalu terpengaruh oleh Hawa. Kalau Hawanya baik, lelaki itu bisa baik dan sebaliknya.

Kemudian mamanya minta anaknya itu didoakan. Jadi, aku berdoa agar Tuhan membatalkan rencana pernikahannya. Tak lama berselang anaknya itu patah hati lagi. Rupanya benar kalau pacarnya bukan orang nggena lagi. Ternyata pacarnya sudah menikah, tetapi dia mengaku bujang karena stres dengan suaminya yang sering kasar kepadanya. Alhasil, rencana pernikahannya batal dan rencana 'pengusiran' anggota keluarga lama juga batal. Oh, tampaknya dia belum belajar dari kesalahan sebelumnya.

Hati-hati ya kalau mau menikah! Pernikahan itu untuk memperluas saluran berkat agar semakin banyak orang diberkati lewat kehidupan pernikahan tersebut. Jika tujuan pernikahan hanyalah untuk menyedot berkat dari keluarga lama untuk dialihkan ke keluarga baru, bagaimana Tuhan bisa merestui?

Amsal 13:11 Harta yang cepat diperoleh akan berkurang, tetapi siapa mengumpulkan sedikit demi sedikit, menjadi kaya.

Berkat yang diambil dengan cepat pasti akan menghilang dengan cepat. Tuing... Tuing... Tuing... Dulu pemuda itu mau langsung berbinis besar sehingga dia meminjam sana-sini untuk membangun bisnis makanannya. Tentu saja bisnisnya bangkrut dalam hitungan bulan. Belum jera dengan hal ini dia pun mengulang cara yang sama pada bisnis lainnya. Karena masih menggunakan cara yang sama, tentu saja hasilnya tetap sama. Bangkrut lagi.

Namun, dia belum jera juga sehingga mau menjaminkan rumah ortu untuk mendapatkan pinjaman modal bisnis lainnya, tetapi ortunya tidak mengizinkan lalu dia marah-marah. Untunglah Tuhan tidak mempersatukan dia dengan pacarnya sehingga dia tidak lagi meminta rumah ortunya. Meskipun demikian, mamanya tetap was-was karena suaminya sudah bau tanah.

Jika sampai suaminya tiada dan anaknya kembali meminta rumah itu, bagaimana dia menghadapinya? Jawabku: "Tenang saja! Tuhan sendiri yang akan menghadapinya lagi." Aku yakin tak seorang pun dapat mengambil sesuatu bagi dirinya tanpa seizin Tuhan. Semua ada dalam kendali-Nya. Jadi, utamakan Tuhan saja agar tidak tersesat jalan.

YANG TERUTAMA
Yang terutama di dalam hidup ini meninggikan nama Yesus. Yang terutama di dalam hidup ini memuliakan Nama-Nya.
Haleluya, Haleluya, saya mau cinta Yesus. Haleluya, Haleluya, saya mau cinta Yesus.

Menghadapi Pinokio

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.