Sunday, December 5, 2021

Aku Juga Merinding

Memberi Korban Syukur
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 5 Des 2021

Pagi itu begitu kelabu karena sekumpulan awan berusaha menutupi sinar mentari. Meskipun demikian, mendung tak berarti hujan. Sinar matahari masih mampu bersinar cerah menerobos kepekatan awan dan menerangi beberapa ruangan yang tidak disinari cahaya lampu. Semua berlangsung secara normal hingga tiba-tiba terdengarlah sebuah suara dari ruang direktur keuangan.

“Rul”, begitulah kami mendengar suara isteri direktur dari ruangan tersebut. Seorang wanita berjilbab menjawab suara itu, “Iya ce, tunggu sebentar...” Pak satpam pun diam saja karena seharusnya itu panggilan yang biasa. Aku pun bersikap seperti biasanya. Aku baru ke kantor direktur – di sebelah kanan ruangan kami setelah satpam kembali ke posnya melalui satu-satunya tangga di sebelah kiri ruanganku. Dia pun meninggalkan kami berdua di ruangan.

Ketika aku membuka pintu ruang direktur, aku terkejut. Tidak ada orang. Aku segera kembali ke ruangan yang baru saja kutinggalkan sembari berkata kepada wanita berjilbab, “Bu, di sebelah tidak ada orang. Tadi benar mendengar isteri direktur memanggilku ya?” Dia menjawab, “Ya, kamu juga mendengarnya kan.” Dengan kebingungan aku berkata, “Ya, aku juga mendengar suaranya, tetapi di sana tidak ada orang sama sekali.”

Karena masih tak percaya dengan keanehan ini, aku kembali keluar ruangan. Sekali lagi kupastikan bahwa memang tidak ada orang di ruang direktur. Lalu aku ke ruang makan yang berada di sebelah ruang direktur dan juga tidak ada orang di sana. Kemudian aku ke mushola mini yang ada di sebelah ruang makan. Mushola merupakan ruang terakhir yang ada di lantai 3. Lagi-lagi tak ada orang di sana. Aku bergegas kembali ke ruanganku sembari menoleh lagi ke ruang makan dan ruang direktur, tetapi aku tetap tidak melihat sosok manusia. Tiba-tiba aku pun merinding. Ada apa ini?

Aku pun memberitahu wanita berjilbab bahwa tak ada orang lain di lantai 3 selain aku dan dia. Lantas dia berkata, “Usil ya… bisa-bisanya mengganggu kita. Nakal kok. Tapi ya ngapain malah dicariin? Jawabku, “Ya, padahal ini masih pagi. Seharusnya setan tidak muncul di pagi hari.” Begitulah cerita-cerita di film. Namun, makhluk apa yang bisa seusil itu kalau bukan manusia dan setan? Masa malaikat usil? Seharusnya tidak. Aku pun mencarinya karena penasaran. Tidak ada alasan untuk menakuti sesuatu yang tidak logis.

1 Korintus 16:13 Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat!

Beberapa saat kemudian satpam yang sama naik lagi ke lantai 3. Untuk memastikan bahwa kami tidak salah dengar, aku kembali bertanya, “Pak, tadi dengar aku dipanggil isteri direktur?” Dia pun membenarkan. Lalu kuberitahu, “Ternyata tidak ada orang pak.” Dia pun tampak terkejut dan bertanya, “Sudah kamu pastikan? Benar tidak orang?” Aku pun menjawab, “Benar pak. Aku sampai mengecek semua ruangan hingga yang paling ujung, tetapi tidak ada orang lain selain kami.” Dia berkata, “Padahal masih pagi ya… kok bisa ya?”

Wah… aku juga tidak paham. Sebelumnya di pagi yang berbeda aku pun pernah mendengar namaku dipanggil direktur keuangan ketika sedang mengisi botol dengan air yang ada di ruang makan. Saat itu aku menjawab, “Ya, bentar”. Namun, aku tidak melihat sosoknya setelah aku keluar dari ruang makan dan melewati ruangannya. Aku pun memasuki ruanganku lalu bertanya kepada wanita berjilbab dan mbak muda, “Tadi kalian dengar direktur keuangan memanggilku?” Mbak muda menjawab, “Tidak. Aku justru mendengar namaku dipanggil direktur utama.” Sementara itu wanita berjilbab berkata, “Aku tidak mendengar apa-apa. Ada apa dengan kalian berdua?” Hmmm… entahlah.

Beberapa hari sebelum itu ketika aku ke toilet di lantai 1 aku pun mendengar mbak muda memanggilku, tetapi ketika aku keluar toilet, tidak ada orang. Ketika kembali ke lantai 3, aku bertanya ke mbak muda, “Tadi kamu memanggilku di depan toilet lantai 1?” Dia menjawab, “Tidak, dari tadi aku di sini terus.” Aneh… mungkin hanya perasaanku saja.

Padahal, beberapa hari sebelumnya ada wanita berjilbab lain yang bercerita padaku bahwa dia mendengar namanya dipanggil ketika sedang di toilet lantai 1, tetapi ternyata tak ada orang di luar toilet. Saat itu dengan santai aku menjawabnya, “Mungkin itu hanya perasaanmu saja… hahaha…” Eh, kenapa setelah itu aku malah mengalami sendiri kemunculan suara-suara tak berwujud itu? Jika hanya aku yang mendengar suara itu, aku bisa berpikir bahwa itu hanya perasaanku saja. Namun, ketika suara itu bisa didengar oleh orang lain pula, entah mengapa aku jadi merinding.

Lantas aku pun menceritakan peristiwa di pagi kelabu itu kepada isteri direktur yang baru kembali ke ruangannya. Dia hanya berkata, “Ya, tidak usah takut.” Tentu saja tidak takut, tetapi misteri ini membuatku penasaran. Siapa yang telah berbuat usil? Mahkluk apa yang bisa berbuat seperti itu?

SIAPAKAH LAWANKU?
Kumau berjalan dengan kuasa. Di dalam iman ku 'kan berkata: 'Kau di pihakku, siapakah lawanku?'
Berikat-pinggangkan kebenaran, berbaju-zirahkan keadilan. 'Kau besertaku, siapakah lawanku?
Pre-Chorus: Tiada satupun yang dapat bertahan. Maut dikalahkan di dalam nama-Mu.
Chorus: Yesus Tuhanku ‘Kau yang berperang gantikanku. Meskipun musuh di hadapanku, ku tak takut. Yesus Tuhanku Kaulah sumber kekuatanku, Pengharapanku, gunung batuku, kemenanganku.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.