Sunday, October 24, 2021

Mengenal Penulis Hidupnya

Pengenalan akan Tuhan Membawa Berkat
Catatan Ibadah I Minggu 24 Okt 2021

Seorang wanita tiba-tiba bertanya: "Jika kamu bisa kembali ke masa lalu, apa yang ingin kamu lakukan?" Jawabku: "Tidak ada. Aku tidak ingin kembali ke masa lalu." Dengan rasa tak percaya dia balik bertanya: "Masa sih?" Dengan yakin kujawab: "Ya, jika berputar-putar kembali ke masa lalu, kapan selesainya? Kenapa kamu ingin kembali ke masa lalu?" Katanya: "Aku ingin kembali menghabiskan banyak waktu bersama ibuku. Aku merindukan saat-saat itu ketika menemaninya menjemput kakakku. Saat itu aku belum bersekolah. Apa tidak ada yang kamu rindukan di masa lalu?"

Pengkhotbah 4:2-3 Oleh sebab itu aku menganggap orang-orang mati, yang sudah lama meninggal, lebih bahagia dari pada orang-orang hidup, yang sekarang masih hidup. Tetapi yang lebih bahagia dari pada kedua-duanya itu kuanggap orang yang belum ada, yang belum melihat perbuatan jahat, yang terjadi di bawah matahari.

Karena teringat ayat itu, kataku kepadanya: "Aku ingin kembali ke masa sebelum kelahiran. Ketika masih bahagia di surga... hahaha..." Lantas satu teman lagi menyetujui hal itu. Padahal, kehidupan kita ini seharusnya baru dimulai ketika sel telur dan sperma bertemu di dalam rahim. Namun, aku tidak mau terlalu serius membahas masa lalu. Sementara itu beberapa orang malah mempercayai reinkarnasi dimana ada kehidupan lain sebelum kehidupan saat ini.

Namun, akhirnya kulanjutkan: "Sebenarnya aku juga pernah kehilangan koko sepupuku. Dia meninggal dalam kecelakaan tragis, telinganya sampai putus. Saat itu dia bermain becak bersama temannya. Dia berperan sebagai penumpangnya. Ketika berpapasan dengan truk, temannya yang menyetir becak langsung lompat dan selamat, tetapi koko sepupuku meninggal."

Cerita berlanjut: "Lalu dia berpamitan sama aku lewat mimpi. Saat itu aku masih di asrama. Di dalam mimpi itu aku, adiknya, dan adik-adikku bermain bersama, tetapi dia hanya duduk diam memandangi kami. Aku heran dia tidak ikut bermain. Kata orang, jika kita memimpikan orang yang sudah meninggal dan dia diam saja, berarti itu rohnya yang asli. Rupanya dia berpamitan. Meskipun begitu, aku tidak ingin kembali ke masa lalu."

Sementara itu seorang wanita di Youtube membahas spekulasi akhir cerita Detective Conan (youtu.be/jyBGnWO9B_E) karena memang banyak orang yang penasaran dengan akhir kisahnya, termasuk diri ini... hehehe... Cerita tersebut sudah ada selama 20 tahunan. Jika dalam kehidupan nyata, Ran Mouri sudah menunggu kekasihnya terlalu lama. Mungkin dia sudah menunggunya hingga berusia 40 tahunan.

Aku pun sudah lama bosan membacanya karena tidak kelar-kelar. Dari awal membacanya aku pun tidak ingin menjadi seperti Conan yang terpaksa mengulang kembali masa kecilnya. Aku hanya penasaran dengan akhir kisah yang lama itu. Penulisnya hanya memastikan bahwa akhir ceritanya akan happy ending, tetapi aku tidak kenal penulisnya dan hanya mendengar dari kata orang... hehehe... Hanya 10 orang kepercayaan penulis yang mengetahui akhir kisah Detective Conan.

Yach... begitulah. Banyak orang penasaran dengan akhir cerita sebuah film atau buku bacaan. Ada pula yang menonton serial drakor (drama korea) sampai matanya menghitam karena kurang tidur. Mereka amat penasaran dengan akhir ceritanya. Namun, kok tidak banyak orang yang penasaran dengan akhir kisah hidupnya sendiri ya? Ketika keaadan menjadi semakin sulit, banyak orang malah ingin kembali ke masa lalu, seperti bangsa Israel yang ingin kembali ke Mesir. Padahal, akhir suatu hal lebih baik daripada awalnya.

Pengkhotbah 7:8a Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya.

Beberapa orang berpikir bahwa koko sepupuku bisa tetap hidup andaikata beberapa hari sebelumnya suster mau menerimanya di asrama. Hmm... Tuhan adalah penulis kehidupan kita. Seharusnya dia pun mengetahui akhir kisahnya, tetapi mengapa dia dibiarkan meninggal dengan cara seperti itu? Sekalipun tidak mengerti, aku yakin itu yang terbaik untuknya karena hidup lebih lama juga tidak menjamin hidupnya menjadi lebih baik. Bagaimana jika membuatnya jadi lebih buruk?

Bukankah lebih baik dia pergi ketika banyak orang masih menyimpan kenangan manis tentangnya. Dia akan tetap hidup di dalam hati orang-orang yang mengasihinya. Jadi, buat apa kembali ke masa lalu? Mungkin saja dia juga sudah menunggu di masa depan. Kalau kembali ke masa lalu, apa tidak semakin penasaran dengan akhir cerita hidup ini?

ENGKAU di DALAMKU
Verse 1: Kaulah penulis hidupku. Kau membuat s'galanya baru. Engkau di dalamku dan kuada dalam-Mu. Tak ada yang tak mungkin bagi-Mu.
Verse 2: Kudicipta untuk-Mu 'tuk membawa harum nama-Mu. Engkau di dalamku dan kuada dalam-Mu. Kini kudatang mencari wajah-Mu.
Chorus: Mengasihi-Mu s'lalu dengan s'genap hatiku, Mencintai seluruh perbuatan-Mu. Mengabdikan hidupku sesuai rencana-Mu. Kumau menyembah-Mu sampai akhir hayatku.
Verse 3: Kau memahami hatiku. Hanya Kau yang mengertiku s'lalu. Engkau di dalamku dan kuada dalam-Mu. Kini kudatang mencari wajah-Mu.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.