Sunday, September 26, 2021

Alat Rusak

Cara Dipakai Tuhan
Catatan Ibadah Online Minggu 26 Sept 2021

Di sebuah dinding media sosial terbaca beberapa kalimat bahasa Inggris yang bunyinya kurang lebih seperti ini: "Kamu berada di tempat yang tepat. Tempat yang terbaik untukmu adalah Babel, bukan Yerusalem. Mungkin di tempat yang gelap itu, kamu dibutuhkan untuk bersinar." Ah... aku berharap aku salah membacanya sehingga ingin kupastikan lagi, tetapi tulisannya sudah tidak ditemukan lagi padahal aku yakin Joel Oesteen yang posting tulisan itu lho.

Ketika mendapat jawaban seperti itu, aku berkata di dalam hati: "Pergaulan yang buruk akan merusak kebiasaan yang baik." Namun, Roh Kudus malah mengingatkanku bahwa Yesus bergaul dengan orang-orang berdosa karena bukan orang sehat yang memerlukan tabib. Lantas aku menjawab: "Tapi, Yesus hebat. Kalau dia mendatangi atau mendekati orang berdosa, seketika itu juga mereka bertobat. Contoh: Zakheus. Lha... kalau aku yang mendekati mereka, duuuh... sungguh melatih kesabaran. Mereka tidak bisa seketika itu juga berubah menjadi baik."

Namun, aku teringat bahwa sejak kecil aku sudah dipersiapkan untuk menghadapi teman-teman semacam itu. Dari dulu para guru tuh demen memberiku teman sebangku yang nakal. Beberapa guru itu berharap aku mempengaruhi teman-teman sebangkuku agar menjadi baik. Namun, beberapa teman tertawa dan berkata: "Bisa-bisa dia yang dipengaruhi untuk menjadi nakal pula."

Wew... mereka tidak bisa sepenuhnya mempengaruhiku karena aku punya pembisik di dalam hati. Meskipun demikian, aku juga tidak berhasil mempengaruhi mereka. Bahkan, aku pun pernah gagal. Ketika dilempar batu, akhirnya kubalas juga dengan melempar bunga berduri beserta potnya. Jadi, aku lebih suka menjaga jarak atau menjauhi mereka, terutama karena beberapa di antara mereka selalu saja menebarkan aroma tembakau yang membuatku kesal. Namun, tetap saja aku dipertemukan lagi dan lagi dengan teman-teman semacam ini.

Yach, beginilah jika Sang Maestro Agung ingin memakai alat rusak. Alatnya protes melulu... hehehe... Mana sanggup dech terus menerus menerangi kegelapan? Kebanyakan orang Kristen juga pasti lebih suka di Yerusalem daripada Babel. Kalau lampu punya perasaan, kemungkinan besar dia juga lebih suka berada di tempat terang. Betul apa betul?

LILIN-LILIN KECIL
Oh... manakala mentari tua lelah berpijar. Oh... manakala bulan nan genit enggan tersenyum, Berkerut kerut tiada berseri, Tersendat-sendat merayap dalam kegelapan. Hitam kini hitam nanti, Gelap kini akankah berganti?
Reff: Engkau lilin-lilin kecil, sanggupkah kau mengganti? Sanggupkah kau memberi seberkas cahaya? Engkau lilin-lilin kecil, sanggupkah kau berpijar? Sanggupkah kau menyengat seisi dunia?

Roh Kudus pun berkata: "Itu sebabnya jangan bersandar pada kekuatan sendiri. Segala perkara dapat kau tanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadamu." Hmm...

ALLAH SANGGUP
Apa yang tak pernah dilihat mata dan tak pernah didengar telinga, yang tak pernah timbul di dalam hati, semua disediakan-Nya bagi yang mengasihi Dia.
Reff: Allah sanggup melakukan segala perkara. Dulu s’karang dan s’lamanya kuasa-Nya tidak berubah. Allah sanggup melakukan segala perkara. Dulu s’karang dan s’lamanya kuasa-Nya tidak berubah.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.