Friday, August 20, 2021

Aku Harus Bagaimana?

? Aku harus bagaimana? Oh Tuhan, aku harus bagaimana? Aku harus bagaimana? Ini membingungkan. Aku harus bagaimana? Aku dan temanku harus bagaimana? Kami harus bagaimana?

Tiba-tiba di IG terlihat postingan saat teduh ko Philip yang berjudul 'Percaya kepada Sang Pemberi Berkat' dengan tambahan tulisan 'Terserah Tuhan saja, sebab Dia yang paling tahu apa yang terbaik bagiku!'

Maka, kubuka youtube dan mendengarkan khotbahnya yang berkisah tentang Abraham di Kejadian 15. Abraham akan diberi keturunan, tetapi di masa depan keturunannya akan diperbudak. Sekalipun demikian, Abraham menerimanya. Setiap berkat selalu memiliki tantangan sehingga lebih baik kita tidak mengetahui masa depan. 

Namun demikian, jika kita diberitahu seperti Abraham, sebaiknya kita tetap berusaha percaya seperti dia, yaitu terserah Tuhan saja. Karena selain memberi tahu berkat dan penderitaan yang akan terjadi, Tuhan juga memberitahu Abraham bahwa kisahnya akan happy ending. Tuhan akan menghukum mereka yang memperbudak keturunannya.

? Ah... Aku harus bagaimana? Ini tidak menjawab pertanyaanku. Jika Engkau memberi ujian yang sulit melampaui batas kemampuanku, pastilah aku akan gagal. Mana bisa terserah Tuhan saja? Ini sungguh membingungkan. Aku harus bagaimana? Kami harus bagaimana? Ini dilema. Mengapa ada orang yang berusaha menjadi Robin Hood dengan mengorbankan teman-temannya sendiri? Tolong kami.

Lantas si penanya tertidur pulas dan bermimpi. Di dalam mimpinya langit begitu cerah, tetapi suasana amat mencekam. Banyak warga, termasuk si penanya berdiri di pinggir jalan, tak jauh dari rumah-rumah penduduk. Mereka melihat seekor ular besar yang amat panjang melintasi kota. Karena amat panjang, kepala ular itu tak terlihat.

Si penanya melihat ujung ekor ular tersebut seperti bola yang memiliki sengat. Ekornya bergerak-gerak liar dan berusaha menyerang warga yang ada di tepi jalan. Beberapa warga berteriak histeris dan ada yang nyaris terkena sengatan ekornya.

Fiuh... tiba-tiba si penanya dibawa ke dalam suasana berbeda. Dia duduk di sebuah bangku kayu panjang dengan meja kayu panjang di depannya, seperti meja penjual makanan di tempat terbuka. Di depannya sudah ada ko Philip yang juga duduk di bangku kayu panjang sembari tersenyum kepadanya.

Tidak jauh dari meja itu tampaklah sebuah pohon kering dan daun-daun kering yang berguguran di sekitarnya. Maka seketika itu juga si penanya teringat pada perkataan Habakuk: "Sekalipun pohon anggur tidak berbuah... aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan... di dalam Allah yang menyelamatkanku."

Beberapa saat kemudian si penanya terbangun dari mimpi karena tiba-tiba dia terngiang-ngiang sebuah lagu populer.

KARENA KUCINTA KAU
Jika ada yang bilang kulupa kau, jangan kau dengar. Jika ada yang bilang ku tak setia, jangan kau dengar. Banyak cinta yang datang mendekat, kumenolak karena hanya kau yang kuinginkan.
Bila ada yang bilang ku tak baik, jangan kau dengar. Bila ada yang bilang ku berubah, jangan kau dengar. Banyak cinta yang datang mendekat, kumenolak. Semua karena kau yang kuinginkan, kau.
** Saat kau ingat aku, kuingat kau. Saat kau rindu, aku juga rasa. Kutahu kau selalu ingin denganku. Kupastikan yang terbaik yang bisa kulakukan. Tuhan pun tahu kucinta kau.
Jika kau tak percaya padaku, sedihnya aku. Jika kau lebih dengar mereka, sakit hatiku. Banyak cinta yang datang mendekat, kumenolak. Semua itu karena kucinta kau, kau. ** **
Kutahu kau selalu ingin denganku. Kau tahu ku selalu ingin denganmu. Kutahu kau selalu ingin denganku. Kupastikan yang terbaik yang bisa kulakukan. Tuhan pun tahu kucinta kau, kau.

Melalui lagu itu dan perkataan Habakuk seolah-olah Tuhan menjawab: "Lakukan yang terbaik yang bisa kau lakukan karena cintamu pada-Ku. Jangan terperdaya oleh ular. Saat kau ingat Aku, Aku juga ingat kau. Aku setia dan tidak akan melupakanmu. Aku tidak berubah. Kupastikan yang terbaik untukmu." Wah... jadi baper nih.

Lalu pada malam harinya Tuhan memperjelas pesannya lewat cuplikan khotbah di IG yang berjudul 'Pelajaran dari Doa Nabi Habakuk'. Sekalipun Habakuk hidup dalam situasi yang tidak baik, dia memutuskan untuk memuji karakter Tuhan.

Habakuk 3:17-18 Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.

Habakuk 3:19 ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. (Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi).

Kaki rusa itu kecil sehingga mudah terpeleset ketika berjejak. Namun, pijakan-pijakan kecil ini tetap bisa membawanya sampai ke puncak.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.