Sunday, July 11, 2021

Pencuri Perhatian

Pengalih Perhatian
Catatan Ibadah Online Minggu 11 Juli 2021

Di tengah badai dan lembah kelam seharusnya kita bisa saling mendukung dan tidak saling menyalahkan atau saling menghakimi. Namun, acapkali roh maut menghampiri orang-orang terdekatku, entah mengapa aku selalu mendapat tuntutan iman.
* Jika terjadi sesuatu pada papaku, itu tanggung jawabku.
* Jika terjadi sesuatu pada mamaku, itu tanggung jawabku.
* Jika ortu sampai tertular Covid, itu kesalahanku dan meme bungsuku yang beriman. "Jadi, tak usah bagi-bagi firman. Daripada beriman, gunakan akal sehat." Beginilah iman kami diuji, tetapi aku dan meme bungsu sepakat dalam doa. Bagaimanapun juga ini peperangan roh. Kalau penularan tidak terjadi dari orang di rumah, orang luar bisa dipakai pula oleh roh jahat. Tujuannya cuma satu, yaitu menggoyahkan iman kami dan membuat kami meragukan Tuhan.

Maka, aku hanya bisa berkata dalam hati: "Pantas saja orang beriman disarankan berpasangan dengan orang beriman. Jika beda iman, ya seperti ini. Orang yang tidak beriman atau kehilangan iman cenderung menyalahkan situasi dan kondisi atau orang lain. Oh Tuhan... tambahkan iman kami. Nyatakan kemuliaanmu atas diriku... melaluiku... melalui diriku..."

TURUNKAN KEMULIAAN-MU
Kumau datang kepada-Mu bukan untuk mencari tangan-Mu. Namun mencari hati-Mu dan kerinduan-Mu Tuhan bagi hidupku.
Kunaikkan kepada-Mu tak semata korban bakaranku. Namun membawa hatiku dan kesediaanku Tuhan, pakailah hidupku.
Turunkan kemuliaan-Mu Tuhan atas diriku, atas diriku. Nyatakan kemuliaan-Mu melaluiku, melaluiku, melalui diriku.

Tak lama berselang kami mendapat kabar bahwa majikan ART sudah meninggal. Beberapa hari kemudian isterinya menyusul. Maka, aku hanya bisa berdoa agar anaknya diselamatkan dan tidak sampai shock dengan berita kematian ortunya. Lalu ada pelangi sesudah badai.

Beberapa hari kemudian ART itu datang ke toko untuk memberi laporan. Katanya: "Kedua majikanku sudah meninggal dan sudah dikuburkan karena Covid. Anaknya masih positif sehingga belum bisa pulang, tetapi dia sudah melewati saat kritis. Sekarang aku ikut anaknya dan pabrik tetap beroperasi karena dilanjutkan anaknya itu." Puji Tuhan. Akhirnya ada berita bagus setelah beberapa hari mendengar berita buruk dimana-mana. Bahkan, suara ambulan pun lebih sering terdengar daripada dulu.

Engku dan engkim juga sempat sesak nafas hingga harus menggunakan tabung oksigen. Untung ada perawat yang mau merawat di rumahnya hingga mereka mulai pulih. Mama juga sempat sesak nafas, tetapi aku sudah menyiapkan fresh care. Tak lupa aku doakan semuanya yang kuketahui berada di medan perang, termasuk teman-temanku, sepupuku, saudara ipar temanku dan keponakannya, dan tentu saja seisi rumahku.

KELUARGA ALLAH
Kami datang di hadirat-Mu menikmati kasih-Mu, Membawa seisi rumahku sujud menyembah-Mu.
Ini keluargaku, Tuhan. Berkati dan lindungi semua. Jagaiku dan seisi rumahku. Sampai akhir hidupku, Tuhan kumau setia melayani-Mu. Ku bahagia jadi keluarga Allah.

Penerima Perhatian

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.