Sunday, July 18, 2021

Cara Natural

Cakrawala yang Baru
Catatan Ibadah Online Minggu 18 Juli 2021

Ketika perang dengan Covid belum berakhir, tiba-tiba ada serangan baru yang muncul. Mendadak papa batuk. Semula tak ada masalah karena dia mau minum obat herbal. Namun, tiba-tiba dia kehilangan kesabaran dan meminta obat batuk ke dokter terdekat. Setelah meminum obat tersebut dia tidak menjadi cepat sembuh, tetapi malah memperparah kondisinya.

Tiba-tiba dia gemetar, kehilangan keseimbangan, gatal-gatal, dan agak linglung hingga tak bisa membedakan pagi dan sore. Beberapa kali dia pun nyaris terjatuh karena hilang keseimbangan. Aku pun bertanya kepada Tuhan: "Apa yang terjadi pada papa?" Lalu tiba-tiba mama memberitahu bahwa papa seperti itu setelah minum obat batuk dari dokter.

Lantas kucek manfaat dan efek samping obat-obat itu dengan bantuan om Google. Ternyata obat-obat itu keras dan kemungkinan besar papa tidak cocok alias alergi. Maka, segera kusembunyikan obat-obat itu agar tidak diminum papa lagi. Lantas aku meminta petunjuk dari Penciptanya para dokter.

Mazmur 16:11 Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.

Beberapa orang berkata: "Apa tidak sebaiknya ke dokter dan menanyakan kondisi papa terkait obat yang diberikannya?" Namun, kubilang tidak perlu karena kemungkinan besar dokter akan memberinya obat-obat kimia lagi yang belum tentu cocok dengan papa. Lagipula tak ada waktu untuk menyalahkan atau menuntut pertanggungjawaban dokter.

Lebih baik cari cara alami untuk segera menetralkan efek obat-obat kimia tersebut. Jadi, akhirnya kami putuskan untuk menetralkannya dengan sering memberinya air putih hangat, air lemon, dan air degan biasa karena degan ijo lebih mahal. Kami pun mendapatkan konfirmasi hal itu dari kerabat yang berprofesi sebagai apoteker.

Selain itu, makanannya juga dijaga dengan selalu dilengkapi sayur, buah, dan protein. Obat batuknya pun kuganti dengan yang herbal. Lantas kami terus berdoa dan berusaha agar papa segera pulih seperti semula. Namun, suara hatiku berkata: "sedang dalam proses". Maka, sekalipun masalah belum selesai, karena mendengar suara itu, aku merasa lega karena aku tahu ada yang menyertaiku melewati peperangan tersebut. Strategi perangku tetap sama seperti strategi perang Yosafat, yaitu membawa korban pujian.

KUBERSYUKUR BAPA
Banyak yang Kau perbuat di dalam hidupku. Rancangan indah-Mu terjadi di hidupku. Bapa yang mengerti segala yang kuperlu. Kasih-Mu sempurna. Nyata dalam hidupku.
Chorus: Kubersyukur Bapa. Kubersyukur Tuhan buat kasih setia-Mu di dalam hidupku. Kubersyukur Tuhan.
Bridge: Tak ada lembah kelam yang tak kulewati tanpa hadir-Mu. Hatiku tak 'kan gentar s’bab kutahu tangan-Mu yang menopangku.
Kaulah Yesus. Kaulah Tuhan. Hanya Kau kupercaya. Kaulah Yesus. Kaulah Tuhan harapan hidupku.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.