Saturday, October 24, 2020

Permintaan Hati

'Dengarkanlah permintaan hati yang teraniaya sunyi dan berikanlah arti pada hidupnya...'

Akhir-akhir ini kulihat ada dua wanita yang galau karena cinta. Karena mendoakan mereka, aku pun terpaksa mengikuti kelas cinta... wkwwkw... Kuminta Tuhan menolong mereka, tetapi aku malah diarahkan untuk belajar mencari jawabannya dulu. Piye toh ini? Wanita pertama galau karena menunggu kepastian jawaban dari gebetannya.

BUAT APA SUSAH?
Hai kawanku, apa yang kau risaukan? Kerjamu hanya melamun saja. Tak berguna kau bersedih hati. Tertawalah kawan.
Buat apa susah...? Buat apa susah...? Lebih baik kita bergembira. Buat apa susah...? Buat apa susah...? Lebih baik kita bergembira.
Hai kawanku, apa yang kau pikirkan? Hidup ini hanya sementara. Tak berguna kau bersedih hati. Percayalah kawan.

Aku pun bertanya: "Kamu mau menunggunya sampai kapan? Kamu tidak bisa terus menerus menunggu dalam ketidakpastian. Kamu sendiri yang harus memutuskan batas waktu penantianmu. Harapkan yang terbaik, tetapi bersiaplah untuk yang terburuk." Lantas kuberikan link pembicaraan di ruang Tiranus yang merupakan acara tanya jawab terkait buku 'Pasangan Profetis'. Acaranya hanya tayang di Youtube sehari saja. Hari berikutnya video langsung bersifat pribadi sehingga link-nya tidak bisa dibagikan.

Karena menuruti saranku, dia pun sudah menetapkan tanggal akhir penantiannya. Sementara itu ada beberapa orang yang ingin memperkenalkan dirinya dengan beberapa pria lain. Kuminta dia memberikan kesempatan kepada mereka karena aku merasa dia sudah terlalu lama menunggu. Hehehe... lagi-lagi dia menerima saranku. Semoga saja dia bisa move on dengan yang pasti-pasti aja dech...^.^ Kalaupun salah satu dari mereka tidak menjadi pasangannya, setidaknya dia bisa menambah teman-teman baru.

Wanita kedua terlihat galau karena merasa kurang diperhatikan suami. Suaminya sibuk sendiri dengan gadgetnya dan teman-temannya. Ketika kudengar dia menikah dengan teman kelompok selnya, aku merasa pernikahannya akan baik adanya karena mereka berdua pasti sudah sama-sama diajar untuk menjadi pasangan sepadan. Namun, siapa sangka baru beberapa bulan menikah dia sudah galau begitu.

TERUSKANLAH

Pernahkah kau bicara tapi tak didengar, tak dianggap sama sekali? Pernahkah kau tak salah tapi disalahkan, tak diberi kesempatan?
Ku hidup dengan siapa? Ku tak tahu kau siapa. Kau kekasihku tapi orang lain bagiku. Kau dengan dirimu saja. Kau dengan duniamu saja. Teruskanlah, teruskanlah kau begitu.
Kau tak butuh diriku. Aku patung bagimu. Cinta bukan kebutuhanmu.

Lantas secara tak sengaja kutemukan khotbah gembalanya tentang Wanita Bijaksana di Tengah Badai. Aku pun tertarik untuk menontonnya karena Roh Kudus terlebih dulu memberiku lagu 'Ku Tetap Cinta'.

'Ku tetap cinta. Ku tetap cinta. Walau badai datang menerpa, ku tetap cinta. Ku tetap setia. Ku tetap setia. Walau topan datang menerpa, ku tetap setia.'

Hehehe... karena di dalam lagu itu ada kata badai dan yang kudoakan adalah wanita, judul khotbah itu jadi menarik perhatianku. Ternyata khotbahnya tentang Ester. Di sini diceritakan bahwa Ester sudah tidak diperhatikan raja selama 1 bulan. Aku pun memberikan link khotbah tersebut kepada wanita tersebut.

Ester 4:11 ".... Dan aku selama tiga puluh hari ini tidak dipanggil menghadap raja."

Kupikir-pikir raja itu sudah seenaknya ya. Ketika ratu membutuhkannya, raja malah tidak bisa ditemui sewaktu-waktu. Pantas saja ratu Wasti tidak mau menemui raja ketika diminta datang. Kemungkinan besar ratu Wasti kesepian karena kurang diperhatikan raja sehingga dia mengadakan pesta sendiri untuk mengisi kekosongan hatinya. Ketika raja memanggilnya, dia pun menolak.

"Kok nyimut? Selagi aku membutuhkannya, dia sibuk sendiri. Giliran dia membutuhkanku, masa aku harus hadir? Jika dia bisa sibuk sendiri dengan dunianya, aku pun bisa sibuk sendiri dengan duniaku." Nah, akhirnya mereka berpisah. Pernikahan mereka kandas karena tak ada yang mau mengalah. Ini sungguh manusiawi. Aku juga tidak mau mengalah terus menerus... bikin makan ati. Mengalah itu ya gantian lha. Masa maunya menang terus?

Namun, aku berharap temanku itu bisa sekuat Ester yang sanggup mengalah dan mengalah hingga tak ada yang bisa mengalahkannya. Kemungkinan besar Ester bisa bertahan menjadi ratu karena hutang budi. Pada mulanya Ester berhutang budi kepada Mordekhai yang telah mengangkatnya sebagai anak sehingga dia tidak perlu hidup sebagai yatim piatu.

Ester 2:7 ... Ketika ibu bapanya mati, ia diangkat sebagai anak oleh Mordekhai.

Kemungkinan besar Ester juga dibesarkan dengan penuh kasih oleh Mordekhai sehingga dia mau menuruti permintaan Mordekhai. Selain itu, Ester dekat dengan Tuhan sehingga mempunyai pil doa anti kesepian.

'Terlalu banyak yang Tuhan t'lah beri. Tak'kan mungkin kubalas dari apa yang kumiliki. Kupersembahkan seluruh hidupku biar ku tetap cinta dan ku tetap setia untuk s'lama-lamanya...'

Sekalipun kurang diperhatikan raja, sekalipun raja sibuk sendiri dengan dunianya, sekalipun raja memiliki selir, dia tetap cinta dan tetap setia kepada raja. Mungkin Ester ingin membalas budi kepada Tuhan yang telah menghadirkan Mordekhai untuk mengusir sepinya sepeninggal ortunya. Pada akhirnya, Ester pun berhasil memenangkan hati raja dan berhutang nyawa kepada raja yang telah menyelamatkan nyawanya dan nyawa bangsanya.

Kidung Agung 8:12 Kebun anggurku, yang punyaku sendiri, ada di hadapanku; bagimulah seribu keping itu, raja Salomo, dan dua ratus bagi orang-orang yang menjaga hasilnya.

Hmm... andai belum terlambat, lebih baik kabur saja dari raja seperti gadis Sulam. Biarkan raja sibuk sendiri dengan dunianya. Namun, jika sudah terlambat, ya tak ada pilihan lain selain menguatkan hati, seperti ratu Ester. Semoga saja wanita itu bisa menang seperti Ester sehingga dia bisa menjadi ratu di hati suaminya untuk selamanya. Amin.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.