Catatan Ibadah Paskah
Online Minggu 12 Apr 2020
Karena Covid-19 saat ini kita semua harus beribadah di
rumah. Kak Sidney pun berkhotbah dari ruang tamu rumahnya. Kita semua berharap
dapat bertemu kembali dalam situasi yang lebih baik daripada saat ini. Namun,
seseorang pernah berkata: "Landasan atau dasar dimana hidup Anda
dibangun di atasnya adalah hal yang akan tetap bertahan ketika badai hidup
datang dan badai pasti akan
datang. Ini bukan pertanyaan: "Apakah badai akan datang?" tetapi
"Kapan badai itu datang?"
Sekalipun tempat ibadah ditutup, anak-anak Tuhan diharapkan
dapat menjadi garam dan terang dunia. Gereja bukanlah sekedar gedung. Kitalah Gereja. Kita harus bisa
menghadirkan pengharapan di tengah-tengah dunia yang dipenuhi kecemasan,
ketakutan, dan kekhawatiran. Sekalipun di tengah badai, kita bisa tetap yakin
pada:
1. Keberadaan Tuhan Yang Maha Esa. Dia tetap berdaulat dan pegang kendali atas hidup kita.
2. Yesus adalah Juru Selamat.
3. Dia mati di kayu salib dan bangkit kembali. Karena Yesus bangkit, kita punya harapan akan hari esok.
4. Dasar kebenaran bahwa adanya kepedihan dan penderitaan tidak menyangkal bahwa Tuhan kita itu baik dan Maha Kuasa.
5. Saya yakin bahwa Tuhan Yesus sangat mengasihi saudara dan saya.
1. Keberadaan Tuhan Yang Maha Esa. Dia tetap berdaulat dan pegang kendali atas hidup kita.
2. Yesus adalah Juru Selamat.
3. Dia mati di kayu salib dan bangkit kembali. Karena Yesus bangkit, kita punya harapan akan hari esok.
4. Dasar kebenaran bahwa adanya kepedihan dan penderitaan tidak menyangkal bahwa Tuhan kita itu baik dan Maha Kuasa.
5. Saya yakin bahwa Tuhan Yesus sangat mengasihi saudara dan saya.
1 Yohanes 4:10 (TSI) Maka nyatalah kasih yang luar biasa itu: Kasih yang luar biasa bukan ketika kita mengasihi Allah, tetapi ketika Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita— yaitu ketika Allah mengutus Anak-Nya untuk menjadi kurban perdamaian yang menghapus dosa kita di mata Allah, sehingga Allah tidak marah lagi kepada kita.
Inilah kasih. Bukan kita yang mengasihi Tuhan, tetapi Tuhan
yang sangat mengasihi kita.
Filipi 2:5-11 (AMD) Hendaklah kamu masing-masing memiliki sikap yang sama seperti sikap yang ada pada Kristus Yesus. Ia sama seperti Allah dalam segala hal, namun Dia tidak memikirkan untuk mempertahankan kesamaan-Nya dengan Allah. Sebaliknya, Ia mengosongkan diri-Nya. Dia menerima peran hamba, dan menampakkan diri dalam bentuk manusia. Selama hidup-Nya selaku manusia, Ia merendahkan diri dengan sangat taat kepada Allah, biarpun hal itu membuat kematian-Nya — mati di kayu salib. Jadi, Allah membangkitkan-Nya ke tempat yang sangat penting, dan memberikan kepada-Nya nama yang lebih besar daripada semua nama yang lain. Allah melakukan hal itu supaya setiap orang akan sujud untuk memuliakan nama Yesus. Setiap orang yang ada di surga, di bumi, dan di bawah bumi akan menyembah-Nya. Mereka semuanya akan mengaku, “Yesus Kristus adalah Tuhan,” dan hal itu akan membawa kemuliaan bagi Allah Bapa.
Suzanne Hoylaerts merupakan seorang wanita berumur 90 tahun
yang positif terkena Covid-19 di Belgia. Meskipun sesak nafas, dia menolak
dipasangi respirator dan berkata: "Tolong
gunakan alat tersebut untuk menolong pasien yang lebih muda karena aku telah
memiliki kehidupan yang baik." Dua hari kemudian dia meninggal. Inilah
salah satu bentuk kasih yang berkorban bagi orang lain. Wanita itu tidak
memikirkan dirinya sendiri.
Filipi 2:1-4 (AMD) Apakah ada cara dalam Kristus yang dapat kuminta dari kamu untuk melakukan sesuatu? Apakah kasihmu membuat kamu mau menghibur aku? Apakah kita sama-sama ambil bagian dalam Roh Kudus? Apakah kamu memiliki belas kasihan dan kebaikan? Jika kamu memiliki hal itu, aku meminta kepadamu untuk melakukan sesuatu bagiku. Hal itu akan membuat aku sangat bersukacita. Aku meminta supaya kamu sehati sepikir dengan meyakini hal yang sama. Bersatulah dalam saling mengasihi. Hiduplah bersama-sama dalam saling mengakui dan mempunyai tujuan yang sama. Jika kamu melakukan sesuatu, janganlah mencari kepentinganmu sendiri atau untuk kebanggaanmu sendiri. Sebaliknya, rendahkanlah dirimu dengan menganggap orang lain lebih penting daripada dirimu sendiri. Janganlah kamu memikirkan kepentinganmu sendiri, tetapi pikirkanlah juga kepentingan orang lain.
Di tengah situasi semacam ini beberapa dokter dan perawat
yang pensiun pun tiba-tiba aktif kembali. Sekalipun banyak orang menjauhi
badai, mereka malah masuk ke dalam badai. Mereka tidak mau memikirkan diri
sendiri dan tergerak untuk membantu orang lain. Kita juga bisa melakukan
kebaikan yang sama dengan cara menelepon teman untuk menanyakan kabarnya atau
memperhatikan mereka yang lansia.
0 komentar:
Post a Comment