Sunday, April 5, 2020

Mereka Tak Peduli

Catatan Ibadah Online Minggu 05 Apr 2020

Beberapa hari lalu terdengar himbauan dari pemerintah agar tidak ada yang mudik. Sebagai gantinya terdengarlah wacana bahwa presiden mau menggeser hari libur nasional setelah Covid-19 berakhir. Ketika mendengar berita ini, beberapa umat Islam terdengar kesal. Bagaimana mungkin hari liburnya digeser? Mereka berharap Covid-19 segera berlalu sehingga hari raya agama mereka tak terganggu.

Hah! Digeser? Beneran? Bisa seperti ini ya? Ketika memikirkan hal itu, tiba-tiba aku teringat bahwa beberapa bulan lalu aku dan beberapa temanku sempat kesal karena menghadapi peristiwa serupa itu. Jadi, mungkinkah ini jawaban Tuhan atas doa kami? Oh Tuhan... kami serba terbatas tetapi Engkau serba bisa.

Butuh Orang PeduliKala itu (sebelum Corona datang) tiba-tiba keluar pengumuman di kantor bahwa nantinya semua karyawan bisa libur pada tanggal 23 Mei 2020, tetapi pada 21 Mei  2020 semuanya harus tetap bekerja seperti biasa. Apa?!? 21 Mei itu kan hari raya kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga. Lantas aku langsung memprotes hal ini. Aku tidak bisa menerimanya begitu saja. Beberapa orang Kristen dan Katolik juga tidak bisa menerima hal ini.
A: “Mbak, mengapa harus masuk pada tanggal merah? Mengapa liburnya bukan tanggal 23 Mei 2020 saja?”
B: “Tidak bisa. 23 Mei 2020 merupakan malam hari raya agamaku.”
A: “Tapi, 21 Mei 2020 aku perlu ke gereja. Ini hari raya agamaku.
B: “Tidak bisa. 21 Mei 2020 bukan untuk menggantikan 23 Mei  2020. Lagipula hal ini juga sudah diputuskan oleh bos. Sudah ya.. aku masih sibuk.”
A: “Ya udah.”
Lantas seorang teman muslim ikut bantu mempertanyakan hal ini. Namun, dia mendapatkan jawaban yang sama pula. Dengan kesal dia berkata: "Kok bisa dia mengatakan hal seperti itu? Ini berarti dia hanya peduli dengan hari raya agamanya dan tidak peduli dengan hari raya agama lain."

Hari Libur NasionalKemudian seorang teman Katolik coba menyampaikan hal ini kepada salah satu kerabat bos yang kebetulan juga Katolik.
C: "Ce, 21 Mei 2020 kita harus masuk kerja padahal tanggal merah."
D: "Lalu?"
C: "Ke gereja kan ce?"
D: "Nggak. Aku tidak ke gereja."
Maka, semua diam dengan dongkol. Kemudian kami sepakat untuk mengajukan cuti pada tanggal tersebut agar bisa ke gereja.

Nah, bagaimana jika tidak boleh cuti secara bersama-sama? Aku sich maunya bolos saja karena Tuhan minta kita mendahulukan Dia daripada hal-hal lainnya. Soal sanksi itu urusan Tuhan. Dia meminta kita cari dulu Kerajaan Allah dan kebenarannya. Bukan dibalik. Bukan cari yang lain dulu maka Kerajaan Allah akan datang.
Matius 6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Keesokan harinya pengumuman tersebut sedikit diralat. Katanya: "21 Mei 2020 bisa diliburkan atau pulang cepat  jika pekerjaan sudah selesai sehingga yang Kristen dan Katolik bisa ke gereja." Ketika ada sedikit angin segar, kami pun memiliki sedikit harapan akan hari itu.
Ibrani 6:19 Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,
aa: “Semoga hari itu orderannya sepi.
Semua serentak berkata: "Amin".
bb: “Doa kita nggak benar ya. Seharusnya berdoa agar orderan ramai, tetapi kita malah berdoa agar orderan sepi.
cc: “Kita hanya minta satu hari saja... hari itu saja.”
Aku yakin Tuhan tidak akan sembarangan mengabulkan doa orang-orang yang sedang emosi. Doa yang dikabulkan Tuhan hanyalah doa yang sesuai dengan kehendak-Nya. Selain mendengarkan doa orang benar, aku juga yakin bahwa Tuhan akan mendengarkan doa orang-orang yang tertindas dan teraniaya. Tuhan mau mendengarkan doa orang-orang yang remuk hatinya.
Mazmur 51:19 Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.