Sunday, March 15, 2020

Tuhan Sibuk Mencari Asa ~ Pdt. Bambang Budijanto

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 15 Maret 2020

Akhir-akhir ini seluruh dunia kompak berbicara tentang Corona. Selama hidupnya pak Bambang belum pernah melihat kekompakan semacam ini. Di tengah situasi ini pak Bambang mengamati ada beberapa tipe orang. Ada yang ketakutan, ada yang waspada, ada yang menyepelekan. Namun, dia melihat belum ada gereja yang bersinar terang untuk menyelesaikan masalah ini.

Sementara itu lewat peristiwa ini sebenarnya Tuhan memiliki kesibukan. Dia sibuk mencari orang. Ada 4 cerita berkaitan dengan hal ini.
1. Tuhan mencari orang yang memiliki roh Asa, yaitu orang yang sepenuh hati bersandar kepada-Nya karena Dia mau melimpahkan kekuatan-Nya kepada orang itu.
2 Tawarikh 16:9 Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. Dalam hal ini engkau telah berlaku bodoh, oleh sebab itu mulai sekarang ini engkau akan mengalami peperangan."
Pada awalnya raja Asa bertindak militan bagi Tuhan. Dia menghapuskan segala macam bentuk penyembahan berhala yang berupa patung dan mezbah baal karena dia hanya ingin menyenangkan Tuhan. Sekarang berhalanya bisa bermacam-macam, seperti kekayaan, ketenaran, kesuksesan, dan lain-lain. Kemudian Asa diserang oleh orang Etiopia dengan satu juta tentaranya. Dia pun berseru meminta perlindungan Tuhan. Maka, Tuhan mengalahkan satu juta tentara Etiopia itu. Setelah itu tak ada peperangan lagi. (2 Tawarikh 14)

Hidup Tak BerartiNamun, suatu hari raja Asa hendak diserang oleh Israel. Kali ini dia tidak meminta bantuan Tuhan, tetapi meminta bantuan raja Aram. Hal ini membuat dia mulai mengalami peperangan. (2 Tawarikh 16) Tuhan kehilangan roh Asa karena:
a. Kenyamanan. Ketika ada perang, Asa bersandar kepada Tuhan, tetapi kemudian dia terjebak zona nyaman setelah lama tak ada perang. Sejarah menunjukkan bahwa aniaya atau perang seringkali membuat gereja bangkit, sedangkan kenyamanan justru membuat gereja redup.
b. Mulai merasa sukses.
Kenyamanan dan kesuksesan ini membuat Asa tidak lagi bersandar kepada Tuhan. Ketika tidak lagi bersandar kepada-Nya, ketakutan menghampiri. Dimana keberaniannya?

Beberapa tahun lalu pak Bambang tidak tahu harus ke kanan atau ke kiri. Lantas dia mencari petunjuk Tuhan dengan mendengarkan khotbah beberapa pendeta. Namun, semua pendeta itu tidak dipakai Tuhan untuk berbicara kepadanya. Nah, ketika dia sarapan di sebuah hotel, tiba-tiba dia melihat ruangan gym terbuka dan teman lamanya keluar dari sana. Temannya menghampiri dia dan berbincang dengannya. Dia bertanya: "Apakah kamu Bambang yang sama dengan 10 tahun lalu?" Lalu dia balik bertanya: "10 tahun yang lalu aku seperti apa?"

Temannya pun menyebutkan beberapa sifat pak Bambang 10 tahun lalu. Pak Bambang terkejut. Rupanya jawaban yang dia cari-cari ada pada dirinya 10 tahun lalu. Tuhan menggunakan teman lamanya untuk memberitahu dia. Tuhan mencari orang-orang yang bisa memberikan asa atau harapan di tengah permasalahan dunia ini. Dimana Bambang yang 10 tahun lalu? Dimana Yohanes yang 35 tahun lalu? Dimana Debora yang 5 tahun lalu? Dimana Budi yang 20 tahun lalu? Dimana orang yang dulunya hidup militan bagi Tuhan?

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.