Akhir-akhir ini seluruh
dunia kompak berbicara tentang Corona. Selama hidupnya pak Bambang belum pernah
melihat kekompakan semacam ini. Di tengah situasi ini pak Bambang mengamati ada
beberapa tipe orang. Ada yang ketakutan, ada yang waspada, ada yang
menyepelekan. Namun, dia melihat belum ada
gereja yang bersinar terang untuk menyelesaikan masalah ini.
Sementara itu lewat
peristiwa ini sebenarnya Tuhan memiliki kesibukan. Dia sibuk mencari orang. Ada
4 cerita berkaitan dengan hal ini.
1. Tuhan mencari orang yang memiliki roh Asa, yaitu orang yang sepenuh
hati bersandar kepada-Nya karena Dia mau melimpahkan kekuatan-Nya kepada orang
itu.
2 Tawarikh 16:9 Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. Dalam hal ini engkau telah berlaku bodoh, oleh sebab itu mulai sekarang ini engkau akan mengalami peperangan."
Pada awalnya raja Asa
bertindak militan bagi Tuhan. Dia menghapuskan segala macam bentuk penyembahan
berhala yang berupa patung dan mezbah baal karena dia hanya ingin menyenangkan
Tuhan. Sekarang berhalanya bisa
bermacam-macam, seperti kekayaan, ketenaran, kesuksesan, dan lain-lain. Kemudian
Asa diserang oleh orang Etiopia dengan satu juta tentaranya. Dia pun berseru
meminta perlindungan Tuhan. Maka, Tuhan mengalahkan satu juta tentara Etiopia
itu. Setelah itu tak ada peperangan lagi. (2 Tawarikh 14)
Namun, suatu hari raja
Asa hendak diserang oleh Israel. Kali ini dia tidak meminta bantuan Tuhan,
tetapi meminta bantuan raja Aram. Hal ini membuat dia mulai mengalami
peperangan. (2 Tawarikh 16) Tuhan
kehilangan roh Asa karena:
a. Kenyamanan. Ketika ada perang, Asa bersandar kepada Tuhan, tetapi kemudian dia terjebak zona nyaman setelah lama tak ada perang. Sejarah menunjukkan bahwa aniaya atau perang seringkali membuat gereja bangkit, sedangkan kenyamanan justru membuat gereja redup.
b. Mulai merasa sukses.
Kenyamanan dan kesuksesan ini membuat Asa tidak lagi bersandar kepada Tuhan. Ketika tidak lagi bersandar kepada-Nya, ketakutan menghampiri. Dimana keberaniannya?
a. Kenyamanan. Ketika ada perang, Asa bersandar kepada Tuhan, tetapi kemudian dia terjebak zona nyaman setelah lama tak ada perang. Sejarah menunjukkan bahwa aniaya atau perang seringkali membuat gereja bangkit, sedangkan kenyamanan justru membuat gereja redup.
b. Mulai merasa sukses.
Kenyamanan dan kesuksesan ini membuat Asa tidak lagi bersandar kepada Tuhan. Ketika tidak lagi bersandar kepada-Nya, ketakutan menghampiri. Dimana keberaniannya?
Beberapa tahun lalu pak
Bambang tidak tahu harus ke kanan atau ke kiri. Lantas dia mencari petunjuk
Tuhan dengan mendengarkan khotbah beberapa pendeta. Namun, semua pendeta itu
tidak dipakai Tuhan untuk berbicara kepadanya. Nah, ketika dia sarapan di
sebuah hotel, tiba-tiba dia melihat ruangan gym terbuka dan teman lamanya keluar
dari sana. Temannya menghampiri dia dan berbincang dengannya. Dia bertanya: "Apakah
kamu Bambang yang sama dengan 10 tahun lalu?" Lalu dia balik
bertanya: "10 tahun yang lalu aku
seperti apa?"
Temannya pun menyebutkan
beberapa sifat pak Bambang 10 tahun lalu. Pak Bambang terkejut. Rupanya jawaban
yang dia cari-cari ada pada dirinya 10 tahun lalu. Tuhan menggunakan teman
lamanya untuk memberitahu dia. Tuhan
mencari orang-orang yang bisa memberikan asa atau harapan di tengah
permasalahan dunia ini. Dimana Bambang yang 10 tahun lalu? Dimana Yohanes
yang 35 tahun lalu? Dimana Debora yang 5 tahun lalu? Dimana Budi yang 20 tahun
lalu? Dimana orang yang dulunya hidup militan bagi Tuhan?
0 komentar:
Post a Comment