Catatan Ibadah ke-1 Minggu 23 Feb 2020
Cara Memiliki Sukacita, yaitu:
1. Dekat dengan Sumbernya.
Power bank bisa kehabisan daya sehingga harus diisi ulang. Kita pun demikian. Jangan hanya beribadah di hari Minggu. Senin-Sabtu pun kita harus tetap dekat dengan sumbernya. Jika kita tidak dekat dengan Tuhan (sumber air hidup) setiap hari, kita pun bisa kehilangan sukacita.
Power bank bisa kehabisan daya sehingga harus diisi ulang. Kita pun demikian. Jangan hanya beribadah di hari Minggu. Senin-Sabtu pun kita harus tetap dekat dengan sumbernya. Jika kita tidak dekat dengan Tuhan (sumber air hidup) setiap hari, kita pun bisa kehilangan sukacita.
Yeremia 2:13 Sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat: mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air.
2. Selalu Bersyukur.
1 Tesalonika 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
Kita harus senantiasa
bersyukur. Sekalipun mengalami berbagai pencobaan, kita bisa memutuskan untuk
tetap bahagia.
Yakobus 1:2 Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,
3. Berdampak.
Jangan hanya hidup bagi diri sendiri. Dulu ada teman pak Leo yang sulit diinjili. Namun, akhirnya dia mau menerima Yesus. Begitu pula papanya dan saudaranya. Hal ini membuatnya amat bersukacita. Jika kita mau menasehati orang lain, membangun orang lain, atau istilahnya menjangkau jiwa dan tidak hanya hidup bagi diri sendiri, kita bisa bersukacita.
Jangan hanya hidup bagi diri sendiri. Dulu ada teman pak Leo yang sulit diinjili. Namun, akhirnya dia mau menerima Yesus. Begitu pula papanya dan saudaranya. Hal ini membuatnya amat bersukacita. Jika kita mau menasehati orang lain, membangun orang lain, atau istilahnya menjangkau jiwa dan tidak hanya hidup bagi diri sendiri, kita bisa bersukacita.
4. Berserah.
Ada seorang pebisnis yang bertanya kepada pak Leo: "Saya impor 3 mesin dari Cina, tetapi tidak bisa dikirim ke sini karena wabah Corona. Apa yang harus dilakukan?" Pak Leo menjawab: "Berserah dan berdoa." Eh, dia tidak mau menerima jawaban tersebut.
Ada seorang pebisnis yang bertanya kepada pak Leo: "Saya impor 3 mesin dari Cina, tetapi tidak bisa dikirim ke sini karena wabah Corona. Apa yang harus dilakukan?" Pak Leo menjawab: "Berserah dan berdoa." Eh, dia tidak mau menerima jawaban tersebut.
Ada seorang pria yang
membelikan baju dan tas untuk isterinya. Ketika menerimanya, isteri mengatakan
bahwa dia tidak suka modelnya. Suatu hari isteri pergi membeli baju ditemani
suaminya. Lantas dia mencoba sebuah baju lalu bertanya kepada suaminya: "Ini bagus tidak?" Suami
menjawab: "Model baju pilihanku
tidak kamu sukai. Jadi, ngapain kamu bertanya padaku?" Hehehe... betul
juga ya... ngapain bertanya? Wanita memang susah dimengerti.
Seringkali jemaat pun
seperti itu. Mereka bertanya kepada pendeta, tetapi saat diberi jawaban malah
tidak percaya. Padahal, ada kalanya kita harus belajar berserah. Jika kita
terus mencoba ini dan itu, tetapi tidak berhasil, kita malah bisa kecewa kepada
Tuhan hingga bertanya-tanya: "Tuhan
ada dimana?"
KUPERCAYA JANJI-MU
Sungguh besar setia-Mu Kau nyatakan bagiku. Kau Bapa yang s'lalu mengerti isi hatiku. Kemuliaan-Mu Kau janjikan. Aku tetap percaya.
Kupercaya janji-Mu ajaib, terukir dalam kehidupanku. Kuberserah di dalam kekuatan-Mu. Hanya Kau segalanya bagiku.
Tak akan ku takut. Tak akan ku gentar. Kaulah imanku. Kaulah Tuhanku. Tak akan kuragukan kebaikan-Mu di hidupku.
Sungguh besar setia-Mu Kau nyatakan bagiku. Kau Bapa yang s'lalu mengerti isi hatiku. Kemuliaan-Mu Kau janjikan. Aku tetap percaya.
Kupercaya janji-Mu ajaib, terukir dalam kehidupanku. Kuberserah di dalam kekuatan-Mu. Hanya Kau segalanya bagiku.
Tak akan ku takut. Tak akan ku gentar. Kaulah imanku. Kaulah Tuhanku. Tak akan kuragukan kebaikan-Mu di hidupku.
0 komentar:
Post a Comment