Monday, March 25, 2019

Binatang di Daerah Baru

Ketakutan di Daerah Baru
Catatan Ibadah ke-4 Minggu 24 Maret 2019

Selanjutnya, bagaimana jika lampu kamar hotel mati nyala sendiri karena daerah yang dituju terkenal mistis? Duh, sampai-sampai mimpi bertemu setan kecil di dalam ruangan remang-remang dan diajari cara menengking setan: “In Jesus name.” Hahaha... iya juga ya... ngapain sich takut terhadap setan yang tidak bisa dilihat? Kalau lampu kamar hotel, mati nyala sendiri, anggap saja lampunya sedang disko atau rusak dan tinggal mengucapkan perkataan tadi dengan penuh keyakinan: “In Jesus name”. Selanjutnya, buruan keluar kamar dan komplain minta diganti lampu baru atau minta kamar baru. Gitu kok repot?

Oke dech, akhirnya siap berangkat. Eh, sebelum berangkat tiba-tiba hati ini ingin sekali membawa sabun colek. Kok tumben ya aku ingin bepergian sambil membawa sabun colek? Aneh dech. Namun, kelihatannya ini akan kuperlukan di sana. Hmmm... mungkin aku perlu mencuci pakaian dalam. Jadi, kubawa aja dech.

Nah, menjelang larut malam aku pun berhasil tiba di hotel dengan selamat tanpa tersesat. Petugas hotel pun mengantarku ke kamar di lantai 3 dan dia telah memeriksa seluruh ruangan terlebih dahulu sebelum meninggalkanku sendirian di sana. Setelah dia pergi aku pun mengunci pintu kamar dan menata barang-barangku. Lalu aku makan dengan tenang dan sesudahnya aku ke kamar mandi. KECOAK. Aduh, ini salah satu musuh bebuyutanku malah enak-enakan di kamar mandi.

Sontak aku segera menutup pintu kamar mandi. Lantas aku bergegas mengambil secuil sabun colek dan meletakkannya di dalam gelas melamin yang tersedia di sana lalu kuberi air. Setelah air di dalam gelas tersebut kubuat berbusa, segera saja kubuka pintu kamar mandi dan kusiram tuh kecoak. Namun, dia melarikan diri ke belakang kloset sehingga aku buru-buru menutup pintu kamar mandi lagi dan menyiapkan air sabun kedua.

Observasi
Tak lama berselang kubuka lagi pintu kamar mandi, tetapi kecoaknya sudah tak terlihat. Kucari di atas, bawah, kanan, kiri, dan segala penjuru kamar mandi, tetapi kecoaknya tetap tak terlihat padahal tadi positif hadir. Kemana ya dia pergi? Oh, mungkin dia sudah keluar lewat lubang saluran air atau jendela. Maka, aku pun segera menutup pintu kamar mandi dan bisa ote-ote dengan tenang.

Eh, ketika asyik menyiram badan dengan air dari shower, tiba-tiba saja ada yang merambat di kakiku. Aaaaahhhh... sontak kusemprot kakiku dengan air shower dan segeralah kudapati seekor kecoak yang badannya telah terbalik. Oh, buru-buru kuambil secuil sabun colek lagi dan kugosok-gosok sabun tersebut di atas telapak tangan di bawah pancaran air shower. Alhasil, air sabun terus menerus mengalir dari telapak tanganku dan membasahi lantai kamar mandi hingga mengenai kecoaknya.

Sembari melakukan hal itu aku pun berdoa: “Oh Tuhan, bantu aku membunuh kecoaknya. Cepatlah bunuh kecoaknya. Aku tahu ini ciptaan-Mu pula, tetapi aku tak akan bisa tenang jika dia masih hidup dan berkeliaran di sini.” Lantas aku pun terus menyiramkan air sabun hingga akhirnya kecoak berpulang ke akhirat. Fiuuuh... leganya.

Selanjutnya, daripada mikir sialnya, ya lebih baik mikir untungnya. Sialnya sich cuma satu, yaitu bertemu musuh bebuyutan di kala sedang sendirian. Namun, untungnya jauh lebih banyak lho. Terima kasih Tuhan, untung aku mendapatkan ilham untuk membawa sabun colek. Untung air shower tidak mati. Untung kecoaknya hanya ada satu. Untung tetangga di kamar sebelah tidak mendengar jeritanku di tengah malam sehingga tidak sampai mendobrak pintu kamar atau pintu kamar mandi untuk memberi pertolongan.

“Pancet ae dagelanmu,” begitulah kata mamaku ketika mendengar ceritaku karena di rumah aku pun sering berteriak-teriak jika berjumpa kecoak, terutama di kamar mandi. Astaga! Ini serius lho, bukan dagelan. Kecoak tuh musuh yang nyata adanya dan ini merupakan salah satu ciptaan Tuhan yang paling kutakuti sekaligus paling kubenci. Oh Tuhan, mengapa Engkau menciptakan kecoak? Apakah untuk menguji imanku atau untuk melatih keberanianku? Duh, jangan sering-sering dech.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.