Sunday, January 20, 2019

Bersinar Sampai Akhir

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 20 Jan 2019
"Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya. Terdapat bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata)." (Sumber: Wikipedia)
Bagaimana cara membedakan bintang semu dan bintang nyata ketika semuanya sama-sama bercahaya? Bagaimana cara membedakan orang Kristen berlabel Christian Inside asli dengan abal-abal?
1 Korintus 3:13 sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.
Kemampuan seseorang dalam menghasilkan terang akan terlihat saat diuji oleh api. Tuhan adalah terang. Tuhan adalah kasih. Namun, ada sisi lainnya, yaitu Tuhan adalah api dan Dia bisa menguji kita setiap waktu untuk menggoncangkan pondasi kehidupan kita.
Ulangan 4:24 Sebab TUHAN, Allahmu, adalah api yang menghanguskan, Allah yang cemburu.
Api Ujian Iman
Jika kita memiliki pondasi kehidupan yang benar, kita bisa tetap teguh berdiri dan tetap bercahaya bagaikan bintang-bintang, seperti Ayub dan Paulus. Namun, jika pondasi kehidupan kita salah, tentu kita cenderung marah dan kecewa kepada Tuhan. Ada yang sekedar pindah tempat duduk di gereja, pindah CG, pindah jam ibadah (pssst...), atau pindah gereja. Namun, ada yang sampai pindah agama atau tidak mengakui keberadaan Tuhan lagi.

Nah, ketika kudengar seorang bintang (penyanyi) Bintang Kecil pindah agama dan didukung oleh mamanya yang Kristen, aku sungguh heran dan bingung karena sebelumnya dia menulis tentang iman mamanya yang tak pernah menyerah dengannya. Namun, bintang tersebut juga menuliskan pesan dari mamanya, yaitu mamanya ingin bintang itu tetap teguh memegang imannya dan biarlah Tuhan sendiri yang membimbingnya.

Beberapa hari kemudian mamanya meninggal. Saat itulah aku baru mengetahui bahwa penyakit mamanya terbilang serius karena penyakit tersebut telah mengantarnya pada kekekalan. Aku pun mulai mengerti keputusan mamanya. Andaikata aku ada di dalam posisi mamanya yang sedang menghadapi maut, mungkin aku juga mengatakan hal yang sama kepada orang yang kukasihi.
Efesus 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
Mama bintang itu pasti telah menyadari bahwa iman tidak bisa dipaksakan karena iman itu pemberian Tuhan. Maka, sudah sewajarnya jika dia mengatakan kepada anaknya agar Tuhan sendiri yang membimbingnya. Selain itu, dia harus mengucapkan selamat tinggal yang baik (goodbye) karena tidak ada istilah badbye (perpisahan yang buruk) bagi anak yang dikasihinya itu. Dengan mengucapkan goodbye, tentu saja si mama berharap agar si bintang dapat melanjutkan hidup dengan tegar dan penuh semangat sekalipun dia telah mengalami banyak kegagalan. Jadi, sekalipun sakit keras, mamanya tetap ingin menjadi obat pelipur lara bagi anaknya di tengah kerasnya dunia.
Amsal 17:22 Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.
Kelihatannya usaha mama si bintang dalam bersinar sampai akhir tidaklah sia-sia. Bintang itu mulai tersenyum kembali beberapa hari kemudian dan tampak mulai bersemangat untuk menyongsong masa depannya dengan mengingat kasih dan pengertian mamanya itu.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.