Thursday, November 1, 2018

Apa yang Akan Terjadi?

Suatu hari seorang wanita merasakan kesedihan yang teramat dalam tetapi ia tidak memahami penyebabnya. Lantas ia teringat akan kesedihan tanpa sebab yang pernah dialaminya beberapa waktu lalu. Kala itu ia diberi lagu untuk menyingkirkan kesedihan itu dan beberapa menit kemudian terjadilah musibah pada dirinya dengan luka yang kecil.

Namun, kali ini berbeda. Kali ini kadar kesedihannya terasa lebih mendalam daripada kesedihan kala itu dan kali ini juga tidak diberi lagu sehingga harus memilih lagu-lagu sendiri. Meskipun demikian, kesedihan kali ini tidak menghilang begitu saja sekalipun ia sering bernyanyi dan berdoa dalam bahasa Roh. Maka, ia bertanya: "Oh Tuhan, ada apa ini? Apa yang akan terjadi?"

Hari berikutnya kesedihan tersebut terus berlanjut dan dibumbui kegelisahan atau keresahan tanpa alasan. Lantas ia mulai teringat akan kesaksian seorang pilot yang selamat dari gempa. Sebelum gempa terjadi pilot itu juga merasakan kegelisahan selama dua hari berturut-turut hingga dia menyanyikan lagu rohani dengan suara keras. Maka, wanita ini mulai bernyanyi dengan suara lebih keras tetapi kegelisahan dan kesedihan tetap melekat erat dan mendalam sehingga ia bertanya lagi: "Oh Tuhan, apa yang akan terjadi? Semoga tidak terjadi gempa bumi lagi atau bencana alam lainnya." Lantas ia berdoa pula dalam bahasa Roh.

Hari selanjutnya kesedihan dan kegelisahan terasa semakin erat dan mendalam. Dia pun berdoa: "Oh Tuhan, sebenarnya ada apa ini? Apa yang akan terjadi? Apa yang membuat-Mu sangat sedih? Mengapa aku merasa akan terjadi sebuah musibah? Musibah apa? Dimana terjadinya? Aku merasa bahwa musibahnya tidak berkaitan denganku tetapi mengapa rasanya amat menyedihkan?"

Kejadian 18:32 Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu."
Lantas wanita ini teringat akan doa Abraham untuk menyelamatkan Sodom sehingga ia berdoa: "Oh Tuhan, jika masih ada satu orang benar di dalamnya, selamatkanlah mereka atau minimal perkecil jumlah korbannya atau perkecil tingkat kerusakannya. Ada apa pula dengan aktor itu? Mengapa Engkau masih ingin aku mendoakannya agar imannya tidak gugur? Apa dia tidak terlalu jauh dariku? Mendoakan orang yang kukenal dekat saja belum membuahkan hasil, apalagi orang yang jauh dan tak kukenal." Meskipun demikian, ia pun kembali berdoa dalam bahasa Roh dan menyanyikan lagu rohani hingga kesedihan yang mencekam mulai menghilang.

Keesokan hari terdengarlah olehnya bahwa ada musibah yang terjadi. Lantas dia bertanya: "Oh Tuhan, inikah musibah yang Engkau maksudkan atau ini hanya kebetulan? Mengapa tetap terjadi musibah? Mengapa Engkau tidak memberitahuku detailnya sehingga musibah bisa dicegah? Jika musibah tak bisa dicegah, untuk apa Engkau memberitahuku? Apa yang bisa kulakukan selain berdoa?"

Yunus 3:10 Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya. 
Dulu Yunus diminta memberitahu penduduk kota Niniwe perihal musibah yang akan terjadi. Lantas mereka bertobat sehingga musibah tidak terjadi. Jika Yunus di zaman sekarang, bisa-bisa dia dituduh sebagai penyebar hoax karena musibahnya batal terjadi. Hmmm... iya juga sich. Tuhan tidak akan mencobai kita melebihi batas kekuatan kita. ^_^

Tak lama berselang terdengar pula olehnya bahwa aktor yang harus ia doakan telah beralih ke agama lain tetapi hal ini tidak bisa dikonfirmasi kebenarannya karena aktor tersebut tutup mulut. "Oh Tuhan, apa ini benar terjadi? Inikah salah satu penyebab kesedihan-Mu? Bukankah imannya merupakan karunia dari-Mu? Mungkinkah dia bisa melupakan kasih dan pengorbanan-Mu di kayu salib untuk menebus dosa-dosanya? Mungkinkah dia sanggup menolak iman yang diwariskan oleh mamanya sendiri? Apa karena Engkau tidak mengabulkan keinginannya? Apa kasih karunia-Mu tidak cukup untuk menyelamatkan imannya? Mengapa Engkau memintaku mendoakannya jika hasilnya seperti ini?"

Lukas 22:31-32 Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."
Iya ya... Dulu Yesus mendoakan Simon Petrus agar imannya tidak gugur tetapi imannya juga sempat gugur ketika dia menyangkal Yesus. Namun, akhirnya Simon Petrus dipulihkan dan dipakai Tuhan secara luar biasa. Bagaimana dengan Yudas Iskariot? Apa saat itu dia tidak didoakan pula sehingga harus mati bunuh diri? Setidaknya aktor itu belum bernasib seperti Yudas Iskariot sich. Selama dia masih bernafas, masih ada jalan baginya untuk kembali ke jalur pertandingan iman yang benar. Jadi, tetaplah berdoa: "Semoga orang-orang yang ada di dekat aktor tersebut dapat membimbingnya untuk kembali memegang teguh imannya."

S'PERTI BAPA SAYANG ANAKNYA
Bapa besar sungguh kasih setia-Mu. Nyata sungguh perlindungan-Mu. Tak satu kuasa mampu pisahkan aku dari kasih-Mu. Bapa ajarku s’lalu hormati-Mu. Ajarku s’turut perintah-Mu. B’rikanku hati ‘tuk menyembah-Mu dan bersyukur s’tiap waktu.
Reff: S’perti Bapa sayang anak-Nya, demikianlah Engkau mengasihiku. Kau jadikan biji mata-Mu. Kau berikan s’mua yang ada pada-Mu. S’perti Bapa sayang anak-Nya, demikianlah Kau menuntun langkahku. Hari depan indah Kau beri. Rancangan-Mu yang terbaik bagiku.
Yesaya 58:11 TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. 

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.