Dari konseling yang terjadi beberapa minggu ini ko Judy mendapati bahwa masalahnya terletak pada sikap hati yang salah. Oleh karena itu, hari ini khotbahnya tentang menjaga hati dengan segala kewaspadaan.
1 Korintus 3:10-13 Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.
Di PT. Aji Mumpung tampak tiga orang sedang meeting dan terdengarlah curhat orang finance kepada bos perihal omzet penjualan tahun ini yang masih jauh dari target padahal sisa waktu hanya 3 bulan. Selain itu, hutang perusahaan pun menumpuk. Lantas bos mondar-mandir di ruangan sembari menggoyang-goyangkan kepalanya seperti ayam. Karena khawatir kepala bosnya jatuh, orang finance dan orang marketing segera meminta bos duduk kembali. Kemudian orang marketing yang dipanggil Miss Idang meminta bos tidak khawatir karena selama ini dia sudah membantu bosnya sejak perusahaan berdiri.
Namun, orang finance mengatakan bahwa kondisi saat ini berbeda dari yang dulu karena saat ini harga dollar naik hingga uang seratus ribu rupiah hanya bisa membeli tempe setipis ATM dan brambang (bawang merah) saja. Bos yang tampak pusing segera mengatakan bahwa dia akan pergi ke India, Bangladesh, dan Cina untuk mengimpor produk baru yang laku dijual di Indonesia. Maka dari itu, orang marketing diminta merinci daftar produk yang perlu dibeli oleh bos agar bos tidak perlu berlama-lama di luar negeri.
Tentu saja orang finance tidak menyetujui rencana bos sehingga dia berkata: “Daripada bos menghabiskan uang untuk ke luar negeri, lebih baik bos mencari orang marketing baru.” Miss Idang segera menyatakan keberatannya karena dia telah bekerja di PT. Aji Mumpung selama 10 tahun dan turut membantu perintisan perusahaan pakaian tersebut. Maka, dia berkata kepada orang finance: “Kamu urus saja finance. Jangan ikut campur urusan marketing.” Namun, orang finance mengatakan bahwa dua orang lebih baik daripada satu orang dan akhirnya bos pun membawa dan memperkenalkan orang marketing baru yang bernama Seger Buger.
Ketika Miss Idang hendak presentasi tentang rencana marketing, bos justru meminta Seger Buger presentasi terlebih dahulu. Pak Seger pun menyarakankan bos menjual produk pakaian dalam berukuran besar (super big size) karena seiring kenaikan harga beras kemungkinan besar berat badan juga akan naik dan biasanya mereka harus menjahit pakaian dalam sendiri. Ide ini segera disambut hangat oleh orang finance yang bertubuh agak tambun karena selama ini dia juga harus menjahit sendiri. Namun, Miss Idang tidak setuju karena menurutnya pak Seger belum berpengalaman dan tidak melihat bahwa saat ini pakaian bayi dan anak-anak yang sedang booming. Pak Seger segera mengatakan bahwa produk tersebut sudah biasa sehingga pastilah akan terjadi perang harga dan perang harga ini bisa mengakibatkan PT. Aji Mumpung kukut (bangkrut).
Miss Idang pun meminta bos memilih: pilih saran dari orang yang sudah berpengalaman 10 tahun atau pilih saran pendatang baru. Kemudian bos memilih saran Pak Seger sehingga ingin berbicara berdua saja dengan Pak Seger. Sementara itu orang finance menghasut Miss Idang agar resign: “Sekarang bos punya anak emas baru dan bos lebih mendengarkan sarannya daripada kita. Jadi, saya mau resign. Entah bagaimana denganmu?” Miss Idang segera memutuskan resign pula setelah mendengar dari orang finance bahwa di sebelah ada yang mencari marketing dan kemungkinan besar gajinya juga lebih tinggi daripada di PT. Aji Mumpung.
0 komentar:
Post a Comment