Tuesday, June 26, 2018

Jangan Menilai Buku dari Sampulnya

Kebanyakan orang berpendapat bahwa penyebab orang berhutang adalah malas, boros, suka pilih-pilih pekerjaan, dan tidak memikirkan masa depan. Padahal, penyebabnya bisa lebih kompleks daripada itu karena bisa juga disebabkan oleh penipuan, dikucilkan orang lain karena fitnah, bisnis yang bangkrut, penyakit yang tak kunjung sembuh, sikapnya yang selalu mendahulukan kebutuhan orang lain tetapi air susu malah dibalas air tuba, bencana alam, musibah kebakaran atau musibah lainnya, dan berbagai kemungkinan lain yang belum tersingkap oleh akal budi dan pengalaman hidup kita. Jadi, pandangan kita sungguh terbatas jika hanya menilai buku dari sampulnya.

"Do not judge. You don't know what storm I've asked her to walk through." ~ GOD

Ada seorang wanita yang mempercayakan kartu kreditnya kepada suaminya. Namun, siapa sangka suaminya tak bisa dipercaya. Suaminya menggunakan kartu kredit wanita itu untuk membeli semua kebutuhan atau keinginannya lalu dia lari dengan wanita lain tanpa melunasi tagihan kartu kreditnya. Alhasil, wanita itu dikejar-kejar penagih hutang. Wew... di sinilah cintanya diuji tetapi dia pilih menceraikan suami secara sepihak. Apa masih mau menyalahkan wanita ini? Hmmm... suami yang berhutang tetapi isteri yang harus kehilangan nama baik. Mungkin seharusnya cinta itu dilogika. Percaya sich percaya tetapi kelihatannya tetap harus dikontrol. Kadang kala penipu terbaik adalah musuh dalam selimut alias orang yang paling kita percayai.

Mazmur 41:9 (41-10) Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku.

Ada pula wanita yang difitnah oleh temannya sehingga kehilangan kepercayaan dari lingkungan sekitarnya. Bahkan, suaminya pun menceraikan dia karena suaminya lebih mempercayai rumor yang beredar daripada isterinya sendiri. Karena faktor usia, wanita ini pun kesulitan memperoleh pekerjaan. Alhasil, wanita ini mengalami kesulitan keuangan hingga dijauhi oleh teman-temannya karena mereka khawatir wanita ini akan meminjam uang mereka. Untunglah wanita ini masih didukung oleh saudara-saudaranya hingga akhirnya dia bisa bangkit kembali dengan berbisnis sendiri. Oleh karena itu, banyak isteri lebih memilih bekerja daripada bergantung pada keuangan suami. Mereka khawatir kehilangan penghasilan jika suami tiba-tiba meninggalkan mereka, baik secara sengaja maupun tak sengaja.

Selain itu, ada pula wanita yang sibuk berhutang ke sana kemari untuk menyelamatkan suaminya yang mengidap sakit parah. Di samping itu, ada pula anak-anak yang mendapatkan warisan hutang dari orang tuanya yang telah tiada dan masih banyak kisah-kisah serupa itu. Penghasilan mereka yang serba terbatas juga tak memungkinkan mereka melepaskan diri dari hutang, kecuali mujizat terjadi.

Orang-orang semacam itu seringkali merasa dihakimi oleh orang-orang yang lebih beruntung daripada mereka. Yach, terkadang kita memang harus berkorban dalam menanggung penderitaan orang lain yang Tuhan tempatkan di sekitar kita. Kita juga tidak bisa menentukan respon orang lain atas situasi dan kondisi yang kita alami tetapi kita bisa tenang karena Tuhan Maha Tahu.

Yakobus 1:2-4 Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.

2 Korintus 4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

~~~~~~~~~~~~~~~
MASIH ADA HARAPAN
~~~~~~~~~~~~~~~
Teramat berat beban yang kau rasa
Cobaan datang silih berganti
Semua yang kau rasa tak adil untukmu
Seakan Tuhan jauh dan tak ada

Masih ada harapan
Selama matahari masih bersinar
Selama nafas hidup masih berhembus
Tuhan tahu Dia ada di sisimu

S'lalu ada harapan
Meskipun hatimu tak lagi merasa
Putus semua asa dan harapanmu
Dia sanggup Yesus sanggup
Pulihkan hidupmu

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.