Catatan Ibadah ke-1 Minggu
27 Mei 2018
Tiga hal yang dilakukan
Daud sehingga selalu diingat oleh Tuhan, yaitu:
1.
Melakukan yang terbaik. Daud
menari-nari di hadapan Tuhan dengan segenap tenaga. Sebagai raja dia tidak jaim
(jaga image) tetapi berani tampil
beda demi Tuhan. (2 Samuel 6:14-22)
Prinsipnya
adalah:
a. Menolak menjadi biasa
saja.
Jika menjadi orang Kristen biasa, kita cenderung kompromi. Oleh karena itu,
kita harus punya standar kekristenan yang tinggi.
Biasanya
ko Judy tidak suka menghadiri reuni sekolah karena kadang kala ada CLBK (cinta
lama belum kelar) tetapi akhirnya dia pergi ke sebuah acara reuni atas seizin
isterinya karena terus didesak oleh salah satu temannya. Ketika hadir di sana,
seorang teman menyatakan keheranannya karena mendengar ko Judy menjadi pendeta.
Dia mengatakan bahwa ko Judy tidak hebat lagi kalau menjadi pendeta. Lalu
disarankan untuk menjadi pendeta saat tua saja karena menjadi pendeta itu nggak hebat, nggak bebas. Ko Judy pun
diingatkan akan berbagai dosa masa lalunya yang hebat.
Pada
mulanya ko Judy bersabar tidak menanggapinya. Lantas temannya itu mengatakan
bahwa dia memiliki tiga anak dan semuanya anak sulung. Maksudnya dia memiliki
tiga anak dari tiga isteri. Semua temannya bersorak mengakui kehebatannya
kecuali temannya yang pendeta. Lagi-lagi temannya mengatakan bahwa ko Judy nggak hebat, nggak bebas karena tidak
bisa seperti dia.
Maka,
ko Judy mulai bersuara: "Aku bisa
sepertimu memiliki tiga isteri dan sekarang juga bisa ke pelacuran kalau aku
mau tetapi aku tidak mau. Jika aku bisa sepertimu, apa kamu bisa sepertiku
setia kepada satu isteri?" Temannya menjawab tidak bisa dan itu
sebabnya dia memiliki tiga isteri. Lantas ko Judy bertanya: "Jika
aku bisa menjadi sepertimu tetapi kamu tidak bisa sepertiku, siapa yang lebih
hebat?" Hehehe... temannya pun harus mengakui bahwa ko Judy lebih
hebat darinya.
Selanjutnya,
ko Judy berkata: "Tiap hari kamu
harus merancang kebohongan untuk menghadapi isteri-isterimu, seperti beralasan
meeting. Lalu saat pergi ke mall dengan satu isteri kamu takut ketahuan oleh
kedua isterimu yang lain atau saudara-saudara mereka. Aku bebas bepergian
kemanapun tanpa takut karena aku tidak memiliki musuh. Sekarang siapa yang lebih bebas?" Temannya pun kembali
mengakui bahwa ko Judy lebih bebas darinya karena pendeta memang pintar bicara.
Hehehe... emang pintar. Kemudian ko Judy berusaha mengenalkan Tuhan kepadanya.
b.
Menyadari siapa kita di hadapan Tuhan.
Iblis seringkali mengintimidasi kita dengan kesalahan masa lalu. Namun, kita
tidak boleh takut diintimidasi karena roh yang ada pada kita lebih besar
daripada roh dunia. Ketika Saul takut karena diintimidasi Goliat, Daud justru
tidak takut terhadapnya karena dia mengenali kebesaran Tuhan.
Suatu
hari Samuel diutus Tuhan untuk mengurapi salah satu anak Isai sebagai pengganti
Saul. Samuel pun telah mengirimkan pesan WA kepada Isai agar menyiapkan semua
anaknya pada hari kedatangannya. Pertama, Eliab yang berperawakan tinggi lewat
di depan Samuel lalu Samuel mengira dia orangnya tetapi Tuhan berkata bukan
dia. Selanjutnya, Abinadab lewat di depan Samuel. Mungkin dia juga bertubuh
besar dan memiliki banyak tato bertulisan: no time for love, jagal pasar tetapi
ketika diamati dengan teliti ternyata bertulisan jagalah kebersihan pasar. (wkwwk...
ketahuan ngarang, red.) Selanjutnya, Syama mungkin juga bertubuh
kekar dengan kumis yang menawan. Namun, hingga semua anak Isai lewat, tak ada
yang berkenan di hati Tuhan.
Kala itu bisa saja Samuel berpikir bahwa dia salah mendengar suara Tuhan atau salah rumah, mungkin bukan Isai yang di rumah ini tetapi Isai yang rumahnya di pojokan sana. Namun, Samuel memberanikan diri bertanya: "Apa anakmu hanya ini saja?" Kemudian Isai langsung teringat akan satu anaknya lagi, yaitu Daud. Pada hari yang demikian istimewa ini Daud justru sempat dilupakan oleh ayahnya. Meskipun demikian, Daud tidak kepahitan terhadap Isai karena dia mengenali dirinya di hadapan Tuhan. (1 Samuel 16:1-13)
0 komentar:
Post a Comment