Sunday, February 18, 2018

Keluar dari Zona Nyaman ~ Pdt. Leonardo Sjamsuri

Catatan Ibadah ke-2 Minggu 18 Februari 2018

Kita semua, termasuk pendeta bisa terjebak di zona nyaman. Zona nyaman membuat kita suam-suam kuku. Jika mandi, air suam-suam kuku ini enak tetapi Tuhan muak dengan orang Kristen yang suam-suam kuku. Kita tentu pernah merasa mual atau ingin muntah. Inilah yang Tuhan rasakan terhadap orang Kristen yang suam-suam kuku. Orang yang suam-suam kuku tidak akan peka mendengar suara Tuhan dan ibadahnya hanya sekedar kebiasaan saja.
Wahyu 3:14-16 "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia:Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
Maksud Tuhan di balik penderitaan
Ada seorang isteri yang mengeluh karena suaminya suka pindah-pindah rumah. Dia beli rumah di Jakarta sini lalu dijual ketika harganya naik. Dia beli lagi rumah di Jakarta sana dan dijual lagi ketika harganya naik. Dia beli rumah lagi di Singapore lalu dijual dan pindah ke Kanada. Selanjutnya, rumah di Kanada dijual lagi dan dia kembali ke Indonesia. Kelihatannya pria ini tidak mau kehidupan yang biasa-biasa.

Namun, Daud sudah terbiasa dengan kemenangan. Dia sudah terbiasa menjadi problem solver. Mungkin Daud sudah bosan berperang karena selalu menang sehingga dia tidak mau berperang lagi dan menyuruh Yoab yang berperang. Karena tinggal di zona nyaman dan tidak mau berperang, Daud pun jatuh ke dalam dosa karena melihat Batsyeba mandi.
2 Samuel 11:1 Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem.
Bangsa Israel juga tidak mau berperang. Ketika dikejar Firaun, mereka menyalahkan Musa yang telah membawa mereka ke padang gurun. Pada saat harus berperang mereka langsung merasa bahwa yang dulu di Mesir lebih enak. Padahal ketika berada di Mesir, justru mereka sendirilah yang berseru-seru kepada Tuhan untuk membawa mereka keluar dari Mesir.

Keluaran 14:10-12 Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN, dan mereka berkata kepada Musa: "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini."

Orang Kristen tidak boleh sekedar diselamatkan dan sekedar beribadah. Orang Kristen tidak boleh hanya memikirkan dirinya sendiri dan cepat berpuas diri. Orang Kristen harus menyerahkan hidupnya untuk dipakai Tuhan menyelamatkan orang lain.

Ciri-ciri orang yang terjebak zona nyaman:

1. Tidak sungguh-sungguh mencari Tuhan. Berdoa dan beribadah dilakukan karena kebiasaan tetapi tidak dilakukan dengan sepenuh hati. Agar kerohanian bertumbuh, kita harus selalu memiliki rasa haus dan lapar akan Tuhan.
2. Berpuas diri. Zona nyaman tiap orang belum tentu sama. Orang yang puas diri juga belum tentu kaya. Tukang sampah sudah terbiasa dengan sampah sehingga makan di dekat sampah juga tak masalah. Jika tukang sampah diajak ke hotel, mungkin dia tidak nyaman. Sebaliknya, jika seseorang sudah terbiasa tinggal di hotel bintang lima, tentu tidak akan nyaman di dekat sampah. Apapun keadaannya, Tuhan tidak mau kita berpuas diri karena Tuhan mau kita terus bertumbuh.
3. Sulit mengikuti kegerakan Tuhan. Tahun 2018 tahun pilkada dan tahun 2019 tahun pilpres. Kita tidak tahu tahun 2020 tahun apa tetapi kita semua orang Indonesia harus yakin bahwa Tuhan sedang membawa kita dalam membangun Indonesia.
4. Kerohanian mengalami stagnasi sehingga merasa cukup beribadah. Jangan sampai dari dulu sampai sekarang atau sampai beberapa tahun ke depan kita tetap biasa-biasa saja. Kerohanian kita harus terus bertumbuh meskipun kita tidak mau menjadi pendeta. Lagipula memang tidak semua orang dipanggil menjadi pendeta karena jika semua orang menjadi pendeta, siapa jemaatnya?
5. Maunya dilayani dan tidak mau dilayani. Setiap orang Kristen dipanggil untuk melayani. Kita harus hidup untuk Tuhan.
belajar dari alam
6. Tidak mau belajar hal-hal baru. Jangan malas belajar dengan alasan usia sudah tua. Ada seorang pria berumur 81 tahun yang masih tetap belajar. Ketika ditanya pak Leo apa yang dia pelajari, dia mengatakan bahwa dia belajar kepada mbah Google tentang manfaat ketimun dan bahaya durian. Jadi, kita pun harus terus menerus belajar hal baru.

Cara Keluar dari Zona Nyaman:

1. Sadarlah bahwa dunia ini ada clash antara dua kerajaan: kerajaan terang dan kerajaan gelap, kerajaan Allah dan kerajaan iblis. Anak-anak zaman now dibombardir oleh kemajuan teknologi informasi. Jika kita tidak waspada, anak-anak tersebut akan dipengaruhi oleh dunia. Oleh karena itu, kita harus menarik mereka dari kuasa dunia kegelapan dan membawa mereka ke dalam terang Tuhan.
2. Punya komunitas yang bisa menuntut dan memberi tantangan, seperti connect group.
3. Sadarlah perubahan sedang terjadi begitu cepat. Kini kita tidak harus belajar kepada orang yang lebih tua. Pada zaman now kita justru harus banyak belajar kepada mereka yang masih muda. Kebanyakan pebisnis sukses pun berusia muda. Namun, ini bukan berarti anak muda selalu benar dan bisa mengabaikan orang tua karena anak muda masih perlu belajar hikmat (wisdom) kepada orang tua.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.