Catatan Ibadah ke-1 Minggu 05
November 2017
Tarik nafas dulu, bro...Sudah berhasil menemukan buku tentang cara meredam amarah? Kadang kala pendapat pakar anger management juga sulit diterapkan oleh diri kita karena bahasanya yang terlalu luar biasa. Maka, tak ada salahnya belajar dari pengalaman orang lain, termasuk pengalaman mereka yang statusnya lebih rendah daripada kita. Nah, beginilah caraku meredam amarah:
1. Tarik nafas dalam-dalam lalu hembuskan.
Semakin marah, tarik nafasnya pun semakin dalam.
2. Banyak bersyukur dengan cara selalu berpikir
positif. Setiap peristiwa pasti mempunyai sisi positif dan negatif. Daripada
berfokus pada hal-hal negatif, cobalah menggali hal-hal positif. Nikmatilah
setiap hari seolah-olah ini hari terakhir hidup kita.
3. Doakan mereka yang membuatmu marah sehingga
kamu beroleh kekuatan untuk bersabar. Semoga suatu hari nanti kamu bisa menjadi
orang yang bijak.
4. Miliki selera humor. Kadang kala hidup ini
penuh dengan lelucon yang konyol. Meskipun beberapa di antaranya tidak lucu,
paksakan diri untuk tersenyum. Di dalam buku 'You can Read a Face like a Book' dikatakan bahwa emosi hati kita
akan terpancar di wajah kita dan berlaku sebaliknya. Jadi, jika kita memaksa
diri pasang senyuman, hati kita pun akan terasa membaik.
5. Bereskan masa lalu, lakukan yang terbaik di
masa kini, dan songsong masa depan dengan penuh pengharapan.
6. Belajar berempati dengan menempatkan diri kita
pada posisi orang lain agar bisa memahaminya. Jika kita menjadi orang itu,
bagaimana reaksi kita? Hehehe... namanya juga belajar, ada kalanya kita masih
gagal memahami mereka yang karakternya jauh berbeda dari kita bagaikan minyak
dengan air tetapi teruslah mencoba.
Untuk sejenak saja, lupakan posisimu.
Semula aku
tak bisa menerimanya karena aku telah mengorbankan waktu luang, tenaga, dan pikiran untuk membantumu.
Namun, kamu malah menyetujui pemikiran negatif si kacamata kuda. Aku tidak
memberimu susu cabe merah tetapi tiba-tiba wajahmu semerah angry bird. Aku tidak memberimu susu cabe hijau tetapi tiba-tiba
kamu berubah menjadi hulk hingga tak
bisa lagi membedakan kawan dan lawan. Betul tidak?
Nah,
sekarang berhentilah marah dan berbahagialah agar pengorbananku tidak sia-sia.
^_^
0 komentar:
Post a Comment