Saturday, August 26, 2017

Hadapi Masalah dengan Kasih dari Surga

Hadapi Masalah dengan Tangan Kuat yang Memegangku

Keesokan paginya aku mendapat lagu ini:
KASIH dari SURGA
Kasih dari surga memenuhi tempat ini. Kasih dari Bapa surgawi. Kasih dari Yesus mengalir di hatiku membuat damai di hidupku.
Reff: Mengalir kasih dari tempat tinggi, Mengalir kasih dari tahta Allah Bapa, Mengalir, mengalir, mengalir dan mengalir, Mengalir memenuhi hidupku.
Namun, tak lama berselang seseorang memberitahuku: "Tadi malam isteri pak H meninggal." Oh Tuhan, kemarin lusa kesalahan laporanku telah membuatnya dimarahi bos besar dan sekarang begini. Semoga saja dia kuat. Beberapa menit kemudian bu T dimarahi pak F terkait laporanku itu. Kemudian pak F mengutus kami berdua untuk melayat isteri pak H.

Bu T pun bertanya: "Apakah sebelum aku datang kamu dimarahi pak F?" Jawabku: "Tidak. Kemarin saat jam istirahat pak H memberitahuku bahwa masalah kesalahan laporanku sudah beres. Aku juga tidak menyangka bahwa hari ini pak F akan memarahi bu T. Apa masalah tersebut memang dibahas lagi saat meeting kemarin?" Bu T pun membenarkan. Waduh... gimana nich? Mungkin ini sebabnya kami berdua yang diutus pergi.

Di rumah pak H pastilah kami harus berhadapan dengan mereka semua yang telah dimarahi bos besar karena kesalahanku tetapi kenapa hari ini malah dikasih lagu 'Kasih dari Surga'? Ini berarti mereka semua tak akan marah tetapi bagaimana dengan bos besar? Aku telah membuatnya memarahi banyak orang yang tak bersalah.

Sesampai di sana kulihat wajah-wajah yang bersahabat sehingga aku tenang tetapi aku belum melihat bos besar. Lalu tiba-tiba Tuhan memberikan kesempatan untuk duduk di samping anak bos karena Tuhan mengetahui kegalauanku. Maka, aku bisa bertanya kepadanya: "Koko tidak ikut retret?" Dia pun menjawab tidak lalu memberitahuku bahwa babenya sudah berangkat retret sejak pagi tadi. Fiuh... syukurlah. Ini berarti bos besar tidak ada kesempatan untuk memarahiku karena sepulang retret dia langsung balik ke Jakarta dan retret itu seharusnya membuat dia tenang...^.^

Beberapa menit kemudian pak S mengajak koko pergi ke bandara agar tidak ketinggalan pesawat. Pak Mi mengantar mereka hingga ke tempat mobil diparkir. Sementara itu pak H bertanya kepadaku: "Apa kamu tidak dimarahi pak Mi terkait laporanmu?" Aku menjawab tidak dan hampir bertepatan dengan pertanyaan tersebut pak Mi telah kembali dan pak H menyinggung soal laporanku yang salah.

Dengan tersenyum pak Mi berkata: "Iya... karena laporan itu, aku sampai ditanyai pak S karena aku melihat sendiri barangnya." Lalu pak H menimpali: "Bos besar sampai tidak bisa tidur karena memikirkan hal itu." Pak Mo menyahut dengan tersenyum: "Aku juga terkena imbasnya." Lalu mereka saling menimpali sambil tertawa: "Untung tidak ada yang jantungan. Lain kali kalau meminta laporan dari Rully harus dicek berkali-kali karena bisa salah rumus."

Karena mereka semua tertawa, hari itu aku benar-benar merasakan kasih dari Surga. ^_^ Kemudian aku mendapat pesan: "Kamu jangan buat rusuh lagi." Aku pun mengiyakan. Aduh... mauku memang juga begitu. Aku sudah berhati-hati tetapi entah mengapa selalu saja ada hal-hal tak terduga. Ada apa yach dengan hari itu? Kok aku bisa sampai salah sefatal itu?

Biasanya jika aku melakukan kesalahan besar, aku bisa menghukum diriku sendiri dengan tidak makan sehingga aku tidak perlu dihukum oleh orang lain. Hehehe... sedikit mirip lha dengan pengalaman Ps. Philip Mantofa dalam kegagalannya bersabar terhadap diri sendiri. Namun, kali ini kasih dari Surga membuatku tidak punya kekuatan untuk menghukum diri sendiri. Apalagi pak Mi mentraktirku pula dan aku sungguh menghargai niat baiknya. ^_^

Dari peristiwa tersebut aku semakin mengetahui tingkat kesabaran mereka. Orang sabar benar-benar mudah memaafkan dan sanggup menanggung segala sesuatu sedangkan orang yang pemarah cenderung meneruskan kemarahan yang diterimanya. Meskipun demikian, aku merasa aneh. Dulu aku tidak siap dimarahi malah dimarahi padahal tidak bersalah. Namun, kini aku benar-benar salah dan siap dimarahi malah tidak dimarahi. Bahkan, mereka malah memberkatiku dengan kesabaran dan pengampunan. Kenapa ya? Apa karena kesiapan hati?

Siap Setiap Saat
Ouw... Tiba-tiba aku teringat bahwa hari Tuhan juga akan datang secara tiba-tiba seperti kedatangan pencuri sehingga aku harus selalu siap sedia. Jika aku tidak siap menyambut kedatangan Tuhan, tentulah aku akan berdukacita saat kedatangan-Nya. Sebaliknya, jika aku siap dengan kedatangan-Nya, aku akan bersukacita menyambut-Nya.
Lukas 21:34-36 "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.