Tuesday, April 18, 2017

Pendoa Tidak Suka Makan

Melakukan yang Terbaik
Catatan Ibadah Paskah ke-4 Minggu 16 April 2017

Setelah semua prosesi selesai dilakukan, aku dan putra ke-4 tiba di Sidoarjo sekitar pk.18.00 WIB. Karena aku masih dapat voucher diskon 50% dari Uber, aku pun buru-buru mandi dan bergegas ke gereja sehingga tak sempat makan malam. Padahal paginya pun aku hanya makan roti karena aku memang menolak nasi atau makanan berat di pagi hari.
Ps.Judy Koesmanto: "Pendoa tidak suka makan. Benar kan.."
Hahaha... aku memang tidak suka makan pagi karena sarapan membuat perut mual, terutama bila makanannya kelas berat dan berkuah. Namun, biasanya aku makan malam. Hanya saja kali ini aku diburu waktu karena ingin ke gereja untuk berterima kasih lagi kepada Tuhan... lebih dan lebih lagi atas semua berkat-berkat-Nya selama aku berada di rumah duka.

Semuanya Anugerah
Aku mau berterima kasih karena aku mendapatkan tempat menginap gratis dan selama di sana aku super kenyang dengan makanan gratis pula...^_^ Aku juga mau berterima kasih karena pada hari Minggu aku diberi sejumlah uang sebagai upahku tabur bunga, juru foto, juru rekam, dan penjaga pundi-pundi untuk mengganti biaya transportasi pulang pergi Surabaya Malang. Pada awalnya aku tak ingin menerima uang tersebut karena aku ikhlas membantu mereka. Namun, tiba-tiba aku teringat sebuah pernyataan: ‘setiap pekerja patut mendapat upahnya.’ Maka, aku pun menerima uang tersebut.

Selain itu, di sana aku pun sempat menguping harapan mertua terhadap menantunya. Dia bilang mertua harus memejamkan satu mata saat berhadapan dengan menantunya. Anak zaman sekarang tak sama seperti dulu. Bayangkan papa dan mama mertua sudah bangun pagi, belanja, dan menyiapkan makanan. Namun, anak dan menantunya baru bangun jam 11 pagi lalu sembari meregangkan tangan menantunya bertanya: "Ada makanan apa, ma?"

Lalu dia juga ingin mertuanya ikut merawat anaknya tetapi mertuanya tidak mau. Hehehe... memang wanita zaman dulu suka masak dan bangun pagi sedangkan wanita zaman sekarang tak suka masak dan bangun siang. Selain itu, mereka juga lebih suka mencari uang daripada mengurus anak sendiri sehingga kebanyakan anak dititipkan pada orang tua mereka yang sudah tak lagi muda atau ditaruh di tempat penitipan anak. Ya, zaman sudah berubah.

Aku juga menguping sedikit wejangan bisnis yang berharga tentang cara mempertahankan pelanggan...^_^ Ketika menghadapi komplain, pebisnis itu pun berprinsip: "Berani karena benar dan takut karena salah." Dia menghadapi komplain dengan berkata: "Silahkan cek kualitas produk kita. Jika memang jelek, tidak perlu bayar." Kemudian dia menang dari tuntutan yang tidak benar tersebut. Hahaha... Hal itu pernah kutanyakan kepada seorang pebisnis muda: "Apakah prinsip tersebut tak bisa diterapkan di dunia bisnis?" dan dia tak bisa menjawabnya. Ah, akhirnya kini kutahu prinsip itu berlaku pula di dunia bisnis.

Lalu aku pun ingin berterima kasih atas kedamaian yang kurasakan. Satu-satunya meme almarhum bertanya: "Kamu kapan nikah? Jangan sampai seperti almarhum yang tidak menikah sehingga tak ada yang merawatnya ketika sakit." Jawabku: "Kapan-kapan... hehehe... Kulihat ada emak tinggal sendirian dan tak ada yang merawat." Jawabnya: "Tapi dia sudah menikah." Lho... gimana sich... tadi katanya menikah supaya ada yang merawat. Sekarang kutunjukkan ada yang menikah, punya 10 anak, dan banyak cucu tetapi tak ada yang merawat, jawabannya kok gitu?

Hehehe... sudahlah... emang gue pikirin... aku sudah berdamai dengan diriku. Kutahu yang kumau. Menikah ataupun tidak, aku tidak mau hidup sampai tua. Aku selalu berdoa agar Tuhan mengambil nyawaku sebelum aku menjadi beban bagi orang-orang di sekitarku karena aku menyadari bahwa merawat orang sakit itu sungguh-sungguh menguras tenaga dan pikiran. Seandainya masih hidup hingga umur 90 tahun lebih tetapi sehari-harinya hanya bisa tiduran dan mengoceh sendiri, untuk apa? Bukankah hanya merepotkan orang lain? Aku tak ingin panjang umur hingga membebani orang-orang di sekitarku dan kiranya Tuhan kabulkan pintaku. Amin...^.^

Aku pun ingin berterima kasih atas berkat-berkat lainnya yang tak mungkin kutuliskan satu per satu...^_^ Jadi, aku segera mandi dan langsung cus ke gereja setelah memakan sebuah buah salak doank. Eh, di tengah jalan sopir Uber berkata: "Maaf mbak, nanti isi bensin dulu ya. Tadi habis melayat dan lupa bawa uang." Wah... kok habis melayat sama sepertiku? Lantas kuiyakan permintaannya sekalipun aku buru-buru dan antrian di SPBU juga cukup panjang. Fiuh... alhasil aku terlambat 15 menit. Terima kasih pak sopir. Tak apalah... lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

Tapi, masa sich aku bisa disebut pendoa? Aku memang berdoa tetapi setahuku yang disebut pendoa di gereja adalah orang-orang yang biasa mendoakan orang lain dengan suara keras di depan orang yang bersangkutan sambil tumpang tangan dan mereka juga suka berpuasa. Bahkan, bahasa doanya juga keren...^_^ Nah, rasanya aku belum memenuhi kualitas tersebut. Aku belum pernah berpuasa dan aku juga hanya berdoa di dalam hati sehingga yang kudoakan tidak tahu menahu. Selain itu, kata-kata doaku juga sederhana sekali ya... hahaha...

Nah, karena kelelahan setelah berhari-hari menyibukkan diri di rumah duka sambil mendengarkan celoteh sana-sini, di gereja aku pun mulai mengantuk sehingga kupejamkan mata sembari mendengarkan ko Judy berkhotbah. Eh, tiba-tiba ko Judy bernyanyi: "Seperti rusa rindu akan air jiwaku haus pada-Mu Tuhan..." dan "Betapa hatiku berterima kasih Yesus..." Lagunya semacam itu...^.^ Maka, kurasakan aliran listrik mengaliri tubuhku dan rasa kantukku mulai menghilang. Hahaha.. untung ko Judy tidak bernyanyi: "nina bobo... oh nina bobo... kalau tidak bobo digigit nyamuk..." wkwwkw... Tuhan tahu aja aku ngantuk dan langsung diberi kekuatan baru.

SATU HAL yang KURINDU
Satu hal yang kurindu Berdiam di dalam rumah-Mu. Satu hal yang kupinta Menikmati bait-Mu Tuhan. Lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada s’ribu hari di tempat lain. Memuji-Mu, menyembah-Mu Kau Allah yang hidup dan menikmati s’mua kemurahan-Mu.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.