Efesus 6:1-3 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu — ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.
Taatilah berlaku untuk
anak-anak yang masih bergantung kepada orang tua. Hormatilah berlaku untuk
semua anak, termasuk anak-anak yang sudah bisa mencari uang sendiri.
Alasan kita menghormati orang tua:
1. Sebagai wujud kasih kita kepada Tuhan. Orang tua merupakan wakil
Tuhan di dunia. Ada seorang anak yang bertanya kepada ko Judy: "Papaku sering memukul mama di depan
mataku dan suatu kali wanita selingkuhan papa juga datang ke rumah. Apa saya
masih harus menghormati papa semacam itu?"
Jika anak tersebut langsung
diberi jawaban, dia hanya mendapatkan pengetahuan. Dia membutuhkan kasih Tuhan.
Oleh karena itu, ko Judy segera memeluknya seraya berkata: "Anggaplah saya sebagai papamu. Maafkan papa ya. Papa salah."
Hiks... hiks... hiks... anak tersebut menangis dan meronta-ronta di pelukan ko
Judy tetapi tidak berupaya melepaskan diri.
Setelah anak itu mulai tenang,
ko Judy mendoakannya lalu bertanya kepadanya: "Mungkin 99% kamu membenci papamu, tetapi 1%nya bagaimana? Apa
kamu tidak memiliki 1% kasih untuk papamu?" Maka, si anak menjawab: "Iya, 1%nya saya sayang papa."
Selanjutnya, ko Judy berkata: "Kalau
begitu, hormati papamu. Papamu bersikap begitu karena dia belum mengenal Tuhan.
Dengan kamu menghormatinya, nanti dia akan mengenal Tuhan.”
2. Kasih orang tua adalah kasih yang murni.
Di sebuah surat kabar pernah
ada suatu berita mencengangkan. Di situ tertulis bahwa ada seorang ibu dan
anaknya mendatangi sebuah rumah. Ketika pintu dibuka, anjing di rumah itu
segera keluar mengejar ibu dan anak tersebut. Karena ketakutan, mereka berdua
segera berlari.
Namun, ibunya lari mendahului
anaknya hingga akhirnya si ibu menyadari bahwa pantat anaknya digigit anjing.
Ketika melihat hal itu, ibu segera kembali untuk menolong anaknya. Anjing itu
pun dipukul habis-habisan tetapi anaknya tetap tak dilepaskan. Akhirnya ibu ini
menarik telinga anjing dan menggigitnya. Kaing... kaing... Anjing pun kesakitan
dan berlari pergi.
Itulah kasih yang murni. Ketika melihat anaknya dalam bahaya,
seorang ibu bisa lebih galak daripada anjing galak...^_^ Apalagi ibu
melahirkan itu antara hidup dan mati sehingga ada beberapa ibu yang meninggal
pada saat melahirkan.
Suatu hari ko Judy mendoakan
ibu yang hendak melahirkan. Wajahnya yang biasa ramah kini melotot sehingga ko
Judy tidak lama-lama mendoakannya lalu segera menunggu di depan kamar bersalin
sambil mondar-mandir. Karena tegangnya, dia sampai tidak makan dan tidak tidur
padahal yang bersalin bukan isterinya.
Beberapa jam kemudian suami
wanita tersebut keluar dari kamar bersalin dengan darah di wajahnya. Hari itu
tanggal 24 Desember. Lantas suami bercerita bahwa dia meminta isterinya tunggu
2 jam dulu agar kelahiran anaknya seperti Yesus. Oleh sebab itu, wajahnya
langsung dicakar isterinya hingga berdarah. Iya, wajar saja karena kuku
isterinya lupa dipotong dan melahirkan
itu antara hidup dan mati sehingga tidak bisa lha diminta menunggu 2 jam.
Sewaktu kecil ko Judy sering
bermanja-manja dengan mamanya. Ketika besar, tidak lagi. Namun, ketika ko Judy
sudah menjadi gembala sidang, dia sempat berkhotbah meskipun sedang sakit.
Selesai khotbah mamanya menarik kepalanya agar berbaring di pangkuannya dan
mengelusnya. Tiba-tiba ada jemaat mengetuk pintu ruangan.
Spontan saja ko Judy bangun
tetapi mamanya segera menarik dia lagi agar berbaring. Kata ko Judy: "Ada jemaat ma. Masa lihat gembalanya
seperti ini?" Namun, mamanya menjawab: "Kamu sedang sakit dan kamu anak mama. Sekalipun kamu presiden atau setinggi apapun jabatanmu, kamu tetap anak
mama."
Maka, jemaat yang mau minta
didoakan berkata: "Oh, ko Judy sakit
ya?" Namun, ko Judy bangun perlahan dan berkata: "Tidak apa. Ayo sini saya doakan." Lalu ko Judy berubah
menjadi gembala lagi... hahaha... Nah, sementara ko Judy mendoakan dia, mamanya
mengelus punggungnya sehingga ko Judy merasa nyaman. Begitu besarnya kasih mama. Dia juga menemani ko Judy pergi
berkhotbah. Jika ada yang menanyakan hal itu, mamanya akan berkata: "Kalau saya tidak ikut, siapa yang akan
menjaga Judy?"
0 komentar:
Post a Comment