Catatan Ibadah ke-2 Minggu 29 Januari 2017
Akibat menghormati orang tua: Bahagia dan Panjang Umur.
Dulu ko Judy orang yang keras
karena papanya selalu mengatakan bahwa anak laki-laki tidak boleh menangis.
Ketika dia berkelahi, dia pun dimarahi papanya lalu mereka tidak saling bicara
lagi. Saat itu ko Judy mengetahui bahwa gebetannya mengikuti retreat sehingga
dia pun ikut retreat. Namun, di sana dia mengadakan loka karya sendiri alias
sibuk ngobrol sana-sini... hehehe... Pada hari pertama retreat dia melihat
beberapa pria menangis dan bertobat lalu dia mengatakan kepada mereka bahwa pria tidak boleh menangis. Hari kedua
pun sama sehingga semua telah bertobat, kecuali dia.
Hari ketiga ada sesuatu yang
berbeda. Pendetanya tidak melakukan altar
call tetapi dia menyayi lalu terjadilah koor pilek alias semua menangis. Ko
Judy sudah tak tahan lagi dan ingin meninggalkan tempat itu tetapi tidak bisa
karena pantatnya serasa lengket di kursi. Maka, dia ikut menyanyi: "Sebab
Engkaulah Tuhan yang Maha Tinggi. ... Kau Kusembah. ..."
Tak lama berselang dia
merasakan sebuah pelukan hangat dari
belakang yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Namun, dia risih juga sehingga
menoleh ke belakang sambil membatin: "Siapa
sich yang peluk saya?" Dueng... Ketika menoleh ke belakang, dia tidak
melihat siapapun sehingga dia berubah ngeri. Hih... Air matanya mulai menetes
sedikit lalu dia teringat perkataan papanya: "Laki-laki tidak boleh
menangis" sehingga dia segera menghapus air matanya. Namun, air
matanya malah semakin deras dan dia pun menangis sekencang-kencangnya.
Ketika dia mulai berhasil
menguasai diri, dia mendapati dirinya hanya sendirian di ruangan itu dalam
keadaan terkapar. Wah... masa tak ada panitia yang mempedulikan saya? Mungkin
saya malah disyukurin karena biasanya selalu buat rusuh... wkwwk... Maka, ko
Judy segera berlari ke kamar.
Di kamar dia melihat
teman-temannya sedang saat teduh. Biasanya dia tidak pernah mau ikut saat teduh
dan langsung tidur. Tiap kali ada yang mengajaknya bersaat teduh, satu kali
dijawab Tidak, dua kali dijawab Tidak, dan ketiga kalinya dijawab dengan marah:
"Tidak,
saya sudah teduh. Buat apa saat teduh?" Maka, tak ada yang berani
mengajaknya bersaat teduh.
Namun, hari itu ko Judy ambil
Alkitab yang lama tidak dibukanya dan dia ikut saat teduh. Teman-temannya
melihat dia dengan heran seakan-akan bertanya: "Habis makan apa orang ini? Apa salah makan?" Kemudian
dia mendengar teman-temannya membicarakan jamahan Tuhan dan dia tidak memahami
bahasa-bahasa semacam itu. Maka, sewaktu teman-temannya tidur, dia tetap tak
bisa tidur. Lalu di atas tempat tidurnya dia berkata: "Tuhan, aku ingin
mengenal-Mu."
1 Timotius 5:4b hendaknya mereka itu pertama-tama belajar berbakti kepada kaum keluarganya sendiri dan membalas budi orang tua dan nenek mereka, karena itulah yang berkenan kepada Allah.
Keluaran 21:15 Siapa yang memukul ayahnya atau ibunya, pastilah ia dihukum mati.
Sepulang dari retreat ko Judy
meminta tanda dari Tuhan. Papanya orang malam yang biasa tidur jam 2 atau jam 3
pagi dan bangun jam 10. Ko Judy orang pagi yang selalu bangun subuh karena
diajak mamanya ke pasar. Maka, ko Judy berkata: "Tuhan, jika besok papa bangun sebelum saya, itu berarti saya
harus memulai pembicaraan dengan papa."
Keesokan harinya ko Judy bangun
subuh. Ketika membuka pintu kamar, dia melihat papanya sudah duduk membaca
koran. Hiah... Ko Judy pun mondar-mandir karena tak tahu harus berkata apa
kepada papanya. Roh Kudus berkata kepadanya: "Apa kamu ingin dipakai
Tuhan? Jika ya, cepat minta maaf kepada papamu. Sekalipun papamu salah, kamu
yang harus minta maaf kepadanya."
Lantas ko Judy segera memeluk
papanya dari belakang sambil menangis dan berkata: "Maafkan saya, pa. Saya yang salah." Papanya langsung
meletakkan koran yang dibacanya. Ko Judy sudah bersiap dimarahi papanya karena
menangis. Namun, papanya malah memeluk ko Judy dan juga menangis sambil meminta
maaf: "Papa yang salah." Ini pertama kalinya ko Judy
melihat papanya menangis. Kemudian mamanya datang dan bertanya: "Ada peristiwa apa ya?" ^_^
Tak lama kemudian papanya juga
menerima Tuhan. Ketika pertama datang ke gereja, dia melihat ko Judy memimpin
pujian: "Wah.. Kamu bisa menyanyi
ya?" Jawab ko Judy: "Iya
pa, namanya juga usaha." Tuhan
akan sembuhkan dirimu dulu sebelum Dia menyembuhkan papamu.
YESUS yang KUANDALKAN
Kuperlu Engkau Yesus, Haus jiwaku
menantikan-Mu. Kupercaya Kau penuh, Pengharapanku di dalam-Mu.
Reff: Yesus hanya Kau yang kuandalkan Melebihi siapapun
juga. Yesus hanya Kau yang kupercaya di setiap waktu. Tiada lain yang
kuandalkan Selain Kau Yesus.
Bridge: Hikmat-Mu lebihi pikiranku.
Jalan-Mu di atas s'gala jalanku. Tinggi dan dalamnya kasih-Mu. Hanya Kau Yesus
yang kuandalkan.
0 komentar:
Post a Comment