Friday, January 13, 2017

I’m Sorry, Good Bye


Selanjutnya, sikap Software terhadap Hardware tersebut membuatku teringat kepada mantan atasanku yang juga tak kalah tega terhadapku ketika aku sedang sakit. Sekitar tahun 2010 aku baru saja selesai menjalani operasi pengangkatan lipoma (benjolan lemak) di dahi.

Ini memang operasi kecil karena biusnya lokal dan setelah operasi boleh langsung pulang. Eh, setiba di rumah tiba-tiba atasan mengirimkan pesan singkat: "gimana operasinya?" Dengan jujur kukatakan kepadanya bahwa operasi telah selesai, aku sudah di rumah, aku baik-baik saja, dan bekas operasi masih sedikit cekot-cekot. Lalu dia bertanya: "apa kamu masih bisa berpikir?" dan tentu saja aku masih bisa karena yang dioperasi hanya dahiku dan bukan otakku.

Maka, dia memintaku datang ke kantor dan dia akan menjemputku jika aku tak datang karena rumahku tak jauh dari kantor. Alamak... kalau tahu begini, aku katakan saja bahwa kepalaku pusing agar tak diminta masuk kerja di siang bolong. Aku masih perlu istirahat donk. Namun, aku tak bisa berbohong sehingga kukatakan kepadanya bahwa aku akan datang sendiri dan tak perlu dijemput karena kalau sampai dijemput olehnya, bisa-bisa tetangga kanan kiri mengira dia cowokku... wkwwk...

Setiba di kantor kulihat atasanku tersenyum lebar, seperti senyuman yang ditampilkan Software ketika melihat kedatangan Hardware di kala ada Printer bermasalah. Lalu dia memintaku segera bekerja karena tugas menumpuk. Dia beralasan bahwa dia bisa ikutan sakit jika aku tidak datang. Sementara itu beberapa teman tertawa sekaligus prihatin karena aku mirip pejuang kemerdekaan yang memakai ikat kepala... hahaha... Daripada stres, aku ikut tertawa saja... hahaha... Maka, aku pun berjuang menghadapi tugas-tugas rutin tersebut. Ciayo!
"You can if you think you can."
Ada kalanya aku pun harus tetap bekerja ketika terserang gejala tipes sehingga aku harus bekerja dengan memakai jaket dan membawa obat-obatan. Ouw... kok bisa ya ada atasan setega itu? Namun, dia pun mendapat tuntutan yang sama dari atasan-atasannya dan para pimpinan pun dituntut seperti itu oleh bosnya. Pada awal bulan seringkali kami harus bekerja pada hari Minggu atau hari libur sehingga tak mungkin beristirahat pada hari ke-7.

Para pimpinan pun pernah rapat hampir 24 jam, yaitu dari pk.08.00 WIB hingga pk.06.30 WIB keesokan harinya dan pk.08.00 WIB tetap harus masuk kerja seperti biasanya. Meskipun demikian, pada hari itu mantan atasanku izin datang terlambat untuk mengurus STNK. Namun, aku yakin dia datang terlambat karena tidur sejenak sebab manusia normal tak akan sanggup bekerja tanpa tidur malam. Oleh sebab itu, para karyawan senantiasa dinasehati agar berusaha menjadi manusia yang di atas rata-rata. Ah, seharusnya bos menggunakan jasa robot saja lha. Tuhan saja beristirahat pada hari ke-7, masa manusia dituntut bekerja melebihi Tuhan?

Maksud Hati Memeluk Gunung
Karena tuntutan yang amat keras hingga akhirnya kondisi fisikku tak mampu memenuhi tuntutan tersebut, aku pun memutuskan pergi dari sana. Namun, sebelum pergi aku menyiapkan auturesponder untuk mencurahkan sedikit jeritan hatiku terhadap mantan atasanku dengan mencantumkan gubahan refrain lagu Krisdayanti ~ I'm Sorry, GoodBye:
"Maafkan ku harus pergi, ku tak suka dengan ini. Aku tak kuat seperti bawahannya yg lain. Terima kasih oh Tuhan, tunjukkan siapa dia. Maaf kita pisah. So, thank you so much. I’m sorry, goodbye."

Hahaha... Dengan adanya autoresponder tersebut, setiap orang yang mengirimkan email kepadaku, akan menerima jawaban dari emailku secara otomatis sekalipun aku sudah tak lagi di sana. Autoresponder sengaja baru kupasang menjelang menit-menit kepergianku karena aku yakin akan ada beberapa orang yang tetap mengirimkan email kepadaku karena mereka lupa aku sudah resign.
1 Timotius 6:1 Semua orang yang menanggung beban perbudakan hendaknya menganggap tuan mereka layak mendapat segala penghormatan, agar nama Allah dan ajaran kita jangan dihujat orang.
Yach... Untunglah itu email internal sehingga tak mungkin ada pihak eksternal yang mengirimkan email ke alamat tersebut. IT juga pasti menghapus emailku beberapa hari kemudian agar tidak memenuhi server... wkwwk... Jangan ditiru lho ya... Itu salah satu 'kegilaanku' sebelum bertobat. Sekarang sich aku sudah memiliki media lain untuk menyindir orang-orang yang berpotensi membuatku 'gila'. :p

DIA SELALU ADA
Satu persatu kubuka lembar hidupku terbayang betapa berdosanya aku. Aku mencoba melawan ini sendiri Tetapi tak sanggup ku terjatuh lagi. Ternyata aku s’lalu melupakan Dia ada mengulurkan tangan.
Reff: Dia s’lalu ada dengan cinta-Nya, menembus hatiku, menyelamatkanku. Dia s’lalu bisa menunjukkan cara agar kupercaya Dia s’lalu ada.

Sebenarnya sich mantan atasanku itu baik, adil, murah hati, dan ramah tetapi dia emang pekerja keras dan kurang peka sehingga maklum saja jika dia lupa bahwa kondisi fisik tiap orang tak sama seperti dia. Selain itu, kalau kita sedang marah terhadap seseorang, pasti kita melihat buruknya doank. Padahal, setiap orang punya kelebihan dan kekurangan. Iya toh? Namun, akhirnya dia pun hengkang jua dari perusahaan itu beberapa tahun kemudian. Ya... maklum lha bosnya emang jauh lebih parah daripada dia. Tuntutan-tuntutan tugas yang ada di sana memang Ter.La.Lu.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.