Catatan Ibadah ke-1 Minggu
11 Desember 2016
Semalam di kamar sendirian tiba-tiba terdengar bunyi pelan
yang tak lazim. Pluk... (tengok kanan kiri tak ada siapapun) Pluk... (tengok
kanan kiri lagi dan tetap tak ada siapapun) Pluk... (tengok kanan kiri depan
belakang tak ada siapapun lalu lihat ponsel tetapi tak ada tanda-tanda baru
berbunyi) Pluk... (tengok kanan kiri lagi dan tetap tak ada siapapun)
♥: Hati ini
bertanya-tanya: "Oh Tuhan, suara apa itu? Kok tidak ada sumber bunyinya? Dunia ini
sungguh berbahaya. Bagaimana
aku bisa merasa aman?"
♡: Jawabnya: "Jangan
takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai
mereka." (2 Raja-raja 6:16)
♥: "Namun, aku tak dapat melihatnya. Andai
saja aku bisa melihat mereka yang menyertaiku, mungkin aku akan merasa
aman."
♡: "Jika kamu melihat mereka yang
menyertaimu, kamu pasti tidak mau mandi...^.^"
♥: "Hah!?! Oh! Hahaha... iya... ya... yaya... aku masih ingat hari-hari itu... hahaha... Waktu
aku takut, aku ini percaya kepada-Mu. Waktu aku takut, aku ini percaya
kepada-Mu. Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu. Waktu aku takut, aku ini
percaya kepada-Mu. Hahaha..."
11 Des 2005 selesai ditraktir rafting (arung jeram) oleh anak bos bersama teman
sekantor, kami pun antri kamar mandi. Aku sudah berada di antrian nomer 1
tetapi teman wanita yang ada di belakangku tiba-tiba berkata: "nanti mandi bersama ya biar
cepat." Namun, aku menolaknya karena aku sudah cukup sering mandi
bersama anak-anak lain ketika di asrama hingga SD kelas 5.
Dari kelas 6 SD suster asrama sudah izinkan aku mandi
sendiri dan sejak saat itu sudah kuputuskan untuk mandi sendiri. Jadi, apapun
alasannya aku ya tidak mau berbagi kamar mandi. Namun, temanku tetap
memohon-mohon untuk mandi bersama agar cepat. Ah... ya sudahlah tempati saja
kamar mandinya. Aku mandi dengan berpakaian saja di bawah pancuran air yang ada
di luar kamar mandi lalu segera berganti pakaian di ruang ganti sendirian.
Lebih baik aku tidak mandi lha daripada mandi bersama.
Kemudian beberapa minggu lalu sepulang kerja aku ke kamar
mandi dan segera mengunci pintunya. Tiba-tiba aku melihat tikus di balik pintu
kamar mandi yang telah kututup. Sontak aku menjerit ketakutan dan berusaha
membuka kunci pintu kamar mandi. Namun, sebelum aku sempat membuka pintunya,
tikus hitam itu mendekat ke arahku dan melintasi kakiku. Aku
pun berteriak histeris dan spontan berjalan mundur dan mundur hingga aku jatuh
terduduk di atas kloset.
Mazmur 37:24 apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.
Tikus pun tampak ketakutan hingga bergegas naik ke atas pipa
paling atas. Aku pun segera membuka pintu kamar mandi dan berlari
keluar... batal mandi dech... nunggu tikusnya diusir pergi dulu... hehehe... Maaaa,
ada tikus di kamar mandi. iih...
Hahaha... iya ya... kalau aku melihat ada malaikat menjagaku
di kamar mandi, bisa-bisa aku tidak mau mandi. Apalagi semua malaikat itu maskulin. Aku baru bisa mandi bila tak ada penampakan makhluk-makhluk
lainnya, baik manusia, hewan, malaikat, ataupun yang lain. Aku mau
sendirian di kamar mandi. Jadi, cukuplah aku imani bahwa ada malaikat yang
menjagaku tanpa harus kulihat wujudnya. Jika dia sampai masuk ke kamar mandi
untuk menolongku, kuimani saja bahwa dia telah menutup matanya
rapat-rapat...^.^
DENGAN SAYAP-MU
* Firman-Mu
berkata Kau besertaku. Maka kuat roh dan jiwaku. Tangan-Mu Tuhan s'lalu
kunantikan. Di setiap langkah kupercaya.
Reff: Dengan sayap-Mu ku akan terbang tinggi. Di tengah badai
hidup ku tak menyerah. Kau kekuatan dan perlindungan bagiku.
* Pertolonganku
di tempat maha tinggi. Ku mengangkat tanganku, aku berserah. Kau kunantikan,
Kau yang kusembah. Yesusku, Rajaku.
Wkwwkw... setelah mengingat kejadian tersebut, kuputuskan
untuk membuka Alkitab. Lalu hatiku melompat ketika membaca ayat ini.
Yehezkiel 37:7-8 Lalu aku bernubuat seperti diperintahkan kepadaku; dan segera sesudah aku bernubuat, kedengaranlah suara, sungguh, suatu suara berderak-derak, dan tulang-tulang itu bertemu satu sama lain. Sedang aku mengamat-amatinya, lihat, urat-urat ada dan daging tumbuh padanya, kemudian kulit menutupinya, tetapi mereka belum bernafas.
Yach... suara yang kudengar tidak seperti suara tulang-tulang
tetapi mirip seperti di pasar. Di pasar biasanya terdengar bunyi 'pluk... pluk... pluk...' ketika ada
kulit sapi yang diletakkan perlahan di atas daging. Kalau dilempar keras-keras,
biasanya terdengar bunyi 'plek... plek...
plek...' Ouw... tulang-tulang telah berbalut daging dan kulit tetapi aku
belum mendengar hembusan nafas. Ini berarti prosesnya belum selesai. Wew...
masih menunggu lagi...
0 komentar:
Post a Comment