Catatan Ibadah ke-2 Minggu 17 April 2016
Tuhan bisa memakai setiap
orang tetapi orang yang dipakai oleh
Tuhan belum tentu hidup kudus. Jangan heran bila mendengar ada pendeta atau
pelayan Tuhan yang luar biasa di atas panggung atau di gereja tetapi
berselingkuh tanpa merasa bersalah. Bahkan, ada sebuah gereja yang dipakai
sebagai tempat transaksi perzinahan.
Roma 2:3 Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah?
Mungkin kita melihat
bahwa orang-orang berdosa terlihat aman-aman saja tetapi ini bukan berarti
bahwa Tuhan menyukai perbuatan mereka. Tuhan sedang memberikan kesempatan
kepada mereka untuk menyadari dosanya dan bertobat.
Roma 2:4 Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?
Namun, jika mereka tetap
tidak mau bertobat, pada akhirnya mereka akan menuai hukuman Allah.
Roma 2:5 Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.
Tujuan hidup kita adalah
untuk hidup kudus sebab tanpa kekudusan kita tidak dapat melihat Tuhan.
Seseorang yang berada dalam gelap akan silau saat melihat terang. Untuk bisa
bertatap muka dengan Tuhan, kita pun harus setara dengan-Nya, yakni dengan
hidup dalam kekudusan sebab Tuhan itu kudus.
1 Tesalonika 4:7 Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.
Ibrani 12:14 Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.
Billy Graham mengatakan
bahwa khotbah yang baik harus dapat membuat orang-orang menyadari dosanya,
mengakui dosanya, meninggalkan dosanya, dan bertobat. Orang yang berzinah tentu
merasa marah kepada pendeta yang berkhotbah tentang kekudusan. Orang yang
korupsi pun tidak suka kepada Ahok yang anti korupsi. Namun, mereka yang tidak
berzinah dan tidak korupsi tentulah mendukung khotbah pendeta dan usaha Ahok
memberantas korupsi. (Psst: Ini hanya sekedar contoh nyata dan bukan
kampanye karena pak Leo bukan relawan teman Ahok.)
Tetaplah kudus meskipun
berada di antara orang-orang yang tidak kudus, seperti Ahok yang tetap berusaha
hidup benar meskipun dikelilingi oleh orang-orang yang tidak benar. Tuhan
sedang mengadakan percepatan dan akan membangkitkan orang-orang yang mau
bergerak bersama-Nya dalam kekudusan dan kebenaran.
Ada suatu ajaran sesat
yang mengajarkan kasih karunia murahan. Ada seorang peminum yang awalnya merasa
bersalah atas kebiasaan buruknya karena setiap kali mabuk dia selalu kasar
terhadap isterinya sehingga dia konseling dengan pendeta. Namun, akhirnya dia
mengikuti ajaran sesat tersebut sehingga tak lagi merasa bersalah dengan dosanya.
Dampaknya: dia bukan hanya menjadi peminum atau pemabuk tetapi dia pun
mengkonsumsi obat-obat terlarang tanpa merasa bersalah. Hati nuraninya sudah
tak berfungsi.
0 komentar:
Post a Comment