Sunday, March 6, 2016

Lidah Profetik ~ Ps.Philip Mantofa

Catatan Ibadah ke-2 Minggu, 6 Maret 2016 (youtu.be/qHfpDfo_eU0)
1 Raja-raja 18:20 Ahab mengirim orang ke seluruh Israel dan mengumpulkan nabi-nabi itu ke gunung Karmel.
Ahab merupakan seorang raja yang jahat tetapi dia mau tunduk kepada Elia karena perkataan Elia penuh kuasa. Sebelumnya Elia telah mengatakan kepada Ahab bahwa tidak akan ada hujan dan hal itu benar-benar terjadi.
1 Raja-raja 17:1  Lalu berkatalah Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, kepada Ahab: "Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan."
Seharusnya orang Kristen juga memiliki lidah profetik seperti Elia sehingga selalu menjadi tempat jawaban bagi orang-orang di sekitarnya. Kesuksesan di dunia diberikan oleh orang tetapi kesuksesan sejati datangnya dari Tuhan. Jika kita selalu berkata benar, kita akan dipercaya dan selalu dicari-cari orang. Cari Tuhan dulu, nanti semua ditambahkan. Sukses pun datang dengan sendirinya.
1 Petrus 4:11  Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
Semua orang Kristen harus seperti nabi tetapi bukan untuk menyampaikan nubuatan, melainkan untuk menyampaikan firman Tuhan. Orang yang sering memperkatakan firman akan menuai penggenapan. Namun, orang yang memperkatakan hal-hal buruk akan menuai keburukan pula. Maka, berhati-hatilah dalam berkata-kata.
Amsal 18:21 Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.
1 Raja-raja 18:21 Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia."
Langkah orang benar disertai Tuhan
Jika kita selalu berusaha hidup benar dan berkata benar, mengapa takut doa kita tidak didengar? Lakukan kebenaran terlebih dahulu lalu beranilah berkata benar seperti Elia. Jika perkataan kita selaras dengan perbuatan kita, tentulah kita bisa percaya diri dengan perkataan kita. Namun, jika kita sering berbohong, kita pun bisa tidak yakin dengan perkataan kita.
1 Raja-raja 18:22 Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah kata pun. Lalu Elia berkata kepada rakyat itu: "Hanya aku seorang diri yang tinggal sebagai nabi TUHAN, padahal nabi-nabi Baal itu ada empat ratus lima puluh orang banyaknya.
Di sini Elia berbohong di depan rakyat dengan menyatakan bahwa dia hanya seorang diri. Padahal, di ayat sebelumnya Obaja telah memberitahunya bahwa masih ada 100 nabi yang disembunyikannya.
1 Raja-raja 18:13  Tidakkah diberitahukan kepada tuanku apa yang telah kulakukan pada waktu Izebel membunuh nabi-nabi TUHAN, bagaimana aku menyembunyikan seratus orang nabi-nabi TUHAN dalam gua, lima puluh lima puluh sekelompok dan mengurus makanan dan minuman mereka?
Jangan biarkan pikiran dan perasaan negatif menguasai kita. Seringkali karena galau kita pun mengabaikan fakta hingga membesar-besarkan masalah. Orang yang sedang menderita mungkin merasa sebagai orang paling menderita dan merasa tak seorang pun peduli padahal faktanya masih ada orang yang peduli.
1 Raja-raja 19:2-3 maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: "Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu." Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana.
Elia pun menuai akibat dari kebohongannya. Izebel tidak dapat membunuh Elia. Kalau dia mau membunuh, tentulah dia utus prajurit dengan pedangnya dan bukan memberikan surat. Namun, Elia ketakutan karena merasa sendirian. Jadi, sesungguhnya Elia tidak dikalahkan oleh Izebel. Elia dikalahkan oleh perkataannya sendiri. Perkataan itu (aku hanya seorang diri) menyerangnya pada saat dia sedang lemah sehingga dia pun ingin mati. Kemudian Tuhan menegurnya.

Anak kecil mudah mengalami mujizat karena mereka yakin pada perkataannya sendiri. Ada seorang anak yang memberitahu mamanya bahwa dia ingin mengikuti KKR. Dia berkata: "kalau saya datang ke sana, saya akan sembuh dari sakit." Karena terharu mendengar perkataan anaknya, dia pun mengantar anaknya. Sesampainya di sana anak itu pun langsung sembuh.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.