Catatan Ibadah ke-3 Minggu, 10 Januari 2016 (youtu.be/TPhU6WYEMG4)
Lukas 5:12a Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota.
Pada kalimat ini yang
terpenting adalah Yesus. Tak peduli di kota mana, yang penting dimana Yesus
berada saya mau ada bersama-Nya.
Lukas 5:12b Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku."
Pada masa itu orang kusta
dikucilkan karena dianggap kena kutuk. Namun, orang kusta ini memberanikan diri
menemui Yesus. Kita pun bisa mengalami kusta rohani tetapi setiap orang yang
miskin di hadapan Allah telah dilayakkan untuk menemui Yesus.
Lukas 5:13 Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya.
Yesus menyembuhkan orang
kusta dengan menjamah hati-Nya karena tak ada yang pernah menyentuh tubuh orang
kusta. Seketika itu juga dia sembuh setelah memandang kepada Yesus.
DIA JAMAH. Dia jamah s’genap
hidupku dan b'ri damai di hatiku. S’mua t'lah berubah dan aku tahu Yesus jamah
kujadi baru.
Nah, inilah janji Tuhan untuk
jemaat GMS tahun 2016 ini.
Ibrani 11:6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.
Orang yang
bersungguh-sungguh mencari Tuhan, akan menuai dengan sorak sorai meskipun
awalnya mencucurkan air mata. Di hadirat Tuhan hati kita akan selalu
dibereskan. Ketika Tuhan menjamah hati kita, masalah kita tetap ada tetapi hati
kita sudah tenang dan damai.
Bila melewatkan saat teduh, tak perlu merasa
bersalah.
•••••••••••••••••
Catatan Penulis: Siapa yang merasa bersalah? Namun, ketika sering
melewatkan saat teduh atau saat teduh asal-asalan, aku selalu bermimpi rohani,
seperti bermimpi mengikuti pendeta ke gereja, bermimpi mendengarkan khotbah
pendeta di sebuah ruang kelas, bermimpi ikut retreat di taman yang amat indah,
bermimpi makan-makan di rumah pendeta, bermimpi didoakan pendeta karena berada
dalam bahaya, dan paling tidak enak ketika bermimpi diliatin pendeta terus
menerus. Ya... rasanya seperti seorang murid yang baru bolos sekolah lalu
diliatin oleh pak gurunya yang super duper sabar.
Guru: “Kemarin saya tidak melihatmu di kelas. Kamu
kemana saja nak?”
Murid: “Ketiduran pak.”
Guru: “Besok jangan diulangi lagi ya...” (sambil
tersenyum)
Murid: “Iya pak... kalau bisa.” (acuh tak acuh)
Guru hanya tersenyum
sambil menatapnya terus menerus dengan penuh kasih.
Murid (merasa tak nyaman):
“Ada apa pak? Apa ada yang salah?”
Ketika jam istirahat
tiba, seorang teman segera menegur murid yang suka bolos tersebut: “Kamu itu jangan mentang-mentang punya guru
sabar lalu bolos terus. Ntar kamu rugi sendiri lho: kamu bisa ketinggalan
pelajaran.”
0 komentar:
Post a Comment