Catatan Ibadah ke-3 Minggu, 10 Januari 2016 (youtu.be/TPhU6WYEMG4)
Mimpi ya? Mimpi? Apa itu
mimpi? Biar saya jelaskan apa itu mimpi. Setiap kali kita tidur Allah Roh Kudus
tetap menjaga kita dan menunggu kita bangun. Namun, karena rasa rindu yang tak tertahankan untuk berbincang dengan kita,
Dia pun berbicara kepada kita lewat mimpi. Kita adalah segalanya bagi
Tuhan. Memang benar Tuhan ada di dalam kita, tetapi apakah kita benar-benar ada
di dalam Tuhan?
Ini seperti kencan
sepasang suami isteri. Isteri amat cinta kepada suaminya sehingga sepanjang
waktu terus berbicara kepada suaminya. Namun, meskipun mengasihi isterinya, suami
kurang cinta sehingga selama kencan dia malah memikirkan hal lain. Jadi, isteri
ada di dalam suami tetapi suami tidak ada di dalam isteri.
Seharusnya kita jatuh cinta kepada hadirat Tuhan setiap
hari. Jangan melewatkan saat teduh sekalipun kita sedang berlibur. Manusia
itu cenderung self-destruction
(menghancurkan diri sendiri) bila jauh dari hadirat Tuhan. Bila kita melewatkan
saat teduh, kita bisa menjadi orang yang dingin, selalu berpikiran negatif, dan
selalu berfokus kepada masalah hingga akhirnya dapat membinasakan diri kita
sendiri.
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. (Markus 12:30)
•••••••••••••••••
Catatan Penulis: Iya... ya... obat penawar kantuk paling mujarab
adalah jatuh cinta. Kata Titiek Puspa: “Jatuh
cinta berjuta rasanya. Biar siang, biar malam terbayang wajahnya. Jatuh cinta
berjuta indahnya. Biar hitam, biar putih manislah nampaknya.” Jatuh cinta pada hadirat Tuhan tentulah bisa
membuat rasa kantuk lenyap seketika, waktu pun berlalu tanpa terasa, dan tentulah
setiap saat ingin berjumpa dan enggan berpisah.
•••••••••••••••••
HARI yang TERINDAH. Hari yang terindah k’tika kujumpa dengan
Yesus yang menjadi kekasih hatiku. Walau banyak rintangan Jalan yang dihadapkan,
Kasih-Nya kini jadi kuatku. Di hatiku ada cinta-Nya. Di hatiku kucinta pada-Nya.
Kuingin selalu mendengar suara-Nya. Bertumbuh dalam iman kepada-Nya.
Nah, marilah kita
mengalami Kristus setiap hari dan memberikan persembahan yang terbaik bagi-Nya.
Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. (Kejadian 4:4-5)
Tuhan menerima
persembahan Habel karena dia telah lama mempersiapkan persembahannya dengan sepenuh
hati. Sementara itu persembahan Kain ditolak karena dia memberikan persembahan
dengan asal comot saja (tanpa persiapan).
•••••••••••••••••
Catatan Penulis: Oh... Kain seperti mempersiapkan hadiah untuk tukar kado. Biasanya kalau
tukar kado, tidak perlu mikir lama-lama dan asal comot barang yang harganya
sesuai kesepakatan karena kita tidak mengetahui siapa yang akan menerima hadiah
kita. Namun, Habel seperti memberikan hadiah untuk kekasih. Dia memikirkannya
masak-masak karena dia benar-benar mengenal penerima hadiah.
•••••••••••••••••
Ketika hendak ke gereja,
persiapkan hati kita sejak dari rumah. Selama perjalanan dengarkan lagu-lagu
rohani untuk yang naik mobil pribadi. Untuk yang naik motor, silahkan
menyanyikan lagu-lagu rohani. Suara sendiri akan selalu terdengar indah bukan? Untuk
yang naik kendaraan umum, bisa melakukannya dengan cara yang tenang (menyanyi
dalam hati...^.^).
0 komentar:
Post a Comment