Catatan
Ibadah ke-2 Minggu, 8 November 2015
Sekitar satu jam sebelum ibadah ke-2 dimulai
mendadak perutku sakit. Dengan berat hati aku pun memutuskan untuk berlama-lama
di toilet. Mumpung jemaat ibadah pertama sudah pulang dan tidak banyak lagi
yang ke toilet. Kuperhatikan ada petugas wanita berseragam yang berjaga di
depan toilet. Kelihatannya dia pegawai outsourcing
yang bertugas membersihkan toilet.
Ketika berada di dalam toilet, aku melihat
telapak tangan seseorang menyentuh lantai toilet sebelah dan terdengarlah bunyi
usapan kain pel. "Ya ampun...
pembersih toiletnya rajin sekali... Mengapa mengepel lantai dengan tangan? Apa
tidak ada tongkat pel? Kalau aku ada di posisinya, aku pasti gunakan
kakiku untuk mengepel lantai toilet. Wow... aku salut kepadanya. Luar biasa. Dia
benar-benar bekerja dengan baik seperti bekerja untuk Tuhan dan bukan untuk
manusia. Tidak heran toiletnya bersih dan nyaman."
Namun, senyaman apapun toiletnya, berada di
luar toilet tetap jauh lebih nyaman. Maka, aku pun meninggalkannya dalam
keadaan sebersih mungkin. Lantas aku menuju ruang ibadah dan hingga ibadah
selesai sakit perut tidak menggangguku lagi. Namun, sekitar satu jam
setelah ibadah selesai tiba-tiba perutku mules lagi. “Waduh... terpaksa balik ke toilet lagi nich. Mumpung lagi-lagi
toilet sepi karena ibadah AOG sudah dimulai.”
"Oh,
terima kasih Tuhan karena hari ini aku sakit perut pada waktu yang tepat dan di
tempat yang tepat, yaitu di tempat yang menyediakan toilet umum. Toilet juga sepi dan bersih. Selain itu, air yang lancar, sabun cuci
tangan yang wangi, dan tissue yang bersih
juga tersedia."
Sementara di dalam toilet aku mendengar
perkataan seorang pembersih toilet kepada temannya. Kudengar dia bercerita: "Tadi pak
xxx menegurku. Katanya: "hei xxx, apa
toiletmu tidak dijaga?" Lalu
kujawab dia: "aku baru datang
bertugas pak... ya pasti dijaga lha." Kalau tidak dijaga, mana mungkin
bisa sewangi ini.” Lalu tak
lama berselang terdengar suara lagi: "Enak ya
kalau sudah AOG, lebih santai."
Pikiranku mulai bertanya-tanya: "Hmmm... memang sudah menjadi sifat
dasar manusia untuk bersantai. Tak apalah kalau memang mau bersantai. Kadang
kala aku juga seperti mereka sich. Namun, yang penting pekerjaan tetap
diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Namun, apa maksud perkataannya? Apa anak
AOG lebih bisa menjaga kebersihan daripada jemaat umum? Memang
sich aku melihat berbagai jenis sampah bertebaran di atas tanaman dan bangku.
Namun, mengapa dari tadi lawan bicaranya tidak berkomentar? Apa mereka telah menyadari bahwa aku
mendengar perkataannya?"
Cklek... Tak lama berselang aku keluar dari
toilet tetapi tidak melihat petugas pembersihnya. Ya.. mungkin mereka sedang
membersihkan toilet sebelah.
Oalah... kok bisa-bisanya hari ini aku ‘dipaksa’ survei toilet padahal di rumah perutku masih baik-baik saja. Hehehe...
syukurlah waktunya pas... nggak pakai antri dulu.
0 komentar:
Post a Comment