Catatan Ibadah ke-2 Minggu, 22 November 2015
Pdm.Samuel Duddy: "Seorang
teman mengajak saya ke Gunung Kawi. Karena tak ingin menghakiminya sebelum
mengetahuinya, saya mau menemaninya. Di sana dia mengorbankan seekor ayam.
Ketika ayam disembelih, saya justru melihat tangan, kaki, dan tubuh anaknya
yang disembelih. Saya pun memberitahunya tetapi dia tidak percaya. Beberapa
waktu kemudian 4 dari 5 anaknya meninggal dunia dan saya disalahkan olehnya. Padahal,
itu semua ulah dia. Dia minta kekayaan di Gunung Kawi dan tanpa persetujuannya
anak-anaknya telah menjadi tumbal. Dari kejadian tersebut saya belajar
sesuatu."
Bertahun-tahun silam
ketika ke Gunung Kawi aku hanya mengincar lupis atau camilan lain dan tidak
ikut sembahyang. Namun, suatu ketika adiknya papa datang ke rumah untuk memberi
kami ayam goreng yang telah dipakai sembahyang di Gunung Kawi. Aku tidak bisa
melihat seperti yang pak Samuel lihat. Di mataku ayam itu tetaplah terlihat
sebagai ayam. Jadi, ya aku makan sampai habis bersama adik-adikku meskipun
dagingnya keras dan bumbunya juga tidak mantap. Mumpung gratis... ya sikat
abis... hehehe...
Nah, lupakan soal ayam
Gunung Kawi karena ada yang lebih menyebalkan daripada ayam itu. Selain pernah
bawa ayam, dari Gunung Kawi adik-adik papa juga pernah membawa 'orang pintar'
yang katanya bisa membuat kami kaya kembali setelah ditipu orang. Lantas si
'orang pintar' meminta kami sekeluarga meminum 'air putih ajaib' yang beraroma
bunga nan wangi. Huek... rasanya tidak enak. (Semoga ini yang pertama dan
terakhir.)
Setelah itu 'orang pintar
berkata kepadaku: "dadamu sering
sakit karena kamu keras kepala." Pikirku: "dasar sok tahu." Lalu dia berkata kepada papaku bahwa
pada tahun sekian kami akan mampu membeli rumah tetangga sebelah. Kemudian
sebelum pergi dia memberikan jimat berkantong merah untuk diletakkan di tempat
penyimpanan uang.
Tahun pun berganti... Perkataan
'orang pintar' tak terbukti. Rumah tetangga sebelah ludes terbakar beserta
pemiliknya dan rumah kami ikut terimbas kebakaran tersebut. Alhasil, kami
sempat menjadi tuna wisma selama beberapa bulan. Namun, untunglah Yesus menyertaiku sesuai janji-Nya. Dialah yang memelihara kami dan memulihkan keadaan kami.
Waktu terus bergulir...
aku telah baptis Kristen dan sebelum dibaptis sudah menerima doa kelepasan dari
‘air putih ajaib’ itu. Suatu ketika meme bungsu pulang dari kampung pembuat
topeng. Dia menunjukkan kepada kami bahwa dia diberi jimat berkantong merah
oleh salah satu penduduk di sana. Aku pun segera membuang jimat tersebut ke tong
sampah. Tak lama kemudian papa bertanya: "mana
jimatnya?" Dengan spontan kukatakan bahwa jimat itu telah kubuang.
Papa kesal dan mengatakan bahwa aku fanatik. Biarkan saja. Jimat itu 'kan
memang tidak berguna.
Nah, kini aku kembali
diingatkan bahwa jimat dari Gunung Kawi belum kubuang pula. Hehehe... mumpung
pak Samuel cerita tentang Gunung Kawi. Sepulang dari gereja ceritanya
kusampaikan kepada mama karena aku tidak tahu tempat penyimpanan jimat
tersebut.
Setelah mendengar
ceritaku mama pun tersadar bahwa salah satu adik papa memang telah memperoleh
kekayaan dan setelah itu rumah tangganya hancur. Maka, mama memberitahukan
letak jimat tersebut dan mengizinkan aku membuangnya tanpa sepengetahuan papa.
Ya... kalau papa mengetahuinya, bisa-bisa aku dimarahi lagi dan dibilang
'fanatik' lagi.
Kalau sekedar dimarahi
sich tak apa-apa tapi kalau sampai penyakit jantungnya kumat gimana? Tidak...
tidak... itu tidak akan terjadi. Yesus sudah berjanji untuk menyelamatkanku dan setiap orang yang kusayangi. Janji-Nya pasti ditepati pada waktu-Nya. "Dalam nama Yesus semoga papa lupa akan
jimat Gunung Kawi yang hari ini kubuang pula." Amin.
Pdm.Samuel Duddy: "Tulang-tulang kering dibangkitkan. Satu jiwa diselamatkan, maka satu keluarga akan diselamatkan." Amin.
DIA MENGERTI. Terkadang Kita Merasa Tak Ada Jalan
Terbuka. Tak Ada Lagi Waktu, Terlambat Sudah. Tuhan Tak Pernah Berdusta. Dia
S’lalu Pegang Janji-Nya Bagi Orang Percaya Mujizat Nyata. Reff: Dia Mengerti, Dia Peduli Persoalan Yang Sedang Terjadi. Dia
Mengerti, Dia Peduli Persoalan Yang Kita Alami. Namun Satu Yang Dia Minta Agar
Kita Percaya Sampai Mujizat Menjadi Nyata. Tuhan
Mengerti.
0 komentar:
Post a Comment