Catatan ibadah ke-2 Minggu, 25 Oktober 2015
Minggu 11 Oktober 2015 kuberanikan
diriku untuk mendaftar CG (Connect Group)
di booth connect me setelah melalui
suatu pergumulan singkat pada hari-hari sebelumnya. Lantas seorang wanita di bagian
pendaftaran mengatakan bahwa selanjutnya aku akan ditelepon pada hari Selasa.
Alhasil, Selasa 13 Oktober 2015 aku agak was-was dengan hal baru yang akan
terjadi. Namun, ternyata kecemasanku tak beralasan karena tampaknya hal yang
sama telah terulang kembali. Hehehe... aku suka proses ini... menunggu telepon
yang tak kunjung berdering.
Dulu setelah dibaptis aku
pun sempat mendaftar CG dengan setengah hati dan hasilnya aku pun tidak
ditelepon. Pada bulan CG aku pun diminta mendaftar lagi dan tak lama berselang
barulah ada yang menelepon. Namun, saat itu aku masih memiliki alasan untuk tidak mengikuti CG.
Ah, kini lain ceritanya.
Aku sudah tak memiliki alasan lagi. Namun, hari itu tidak ada CG yang meneleponku.
Hehehe... setidaknya aku telah melakukan bagianku yaitu mendaftar CG.
Selanjutnya, mengikuti CG adalah bagian-Nya. Karena tak ada yang menelepon, aku
pun kembali tenang dan berencana untuk mendaftar lagi sebulan kemudian.
Minggu 18 Oktober 2015
ketika ibadah berlangsung, kulihat di depanku ada seorang wanita yang membawa
banyak form CG. Ah, sepertinya pendaftaran CG seperti pada waktu bulan CG akan
terulang kembali. Wew... aneh sekali. Apa ini bulan CG? Entah kenapa tiba-tiba
aku tak ingin mendaftar CG lagi karena minggu lalu aku ‘kan sudah mendaftar.
Masa daftar lagi? Bukankah hanya perlu menunggu ditelepon?
Namun, bagaimana cara
menghindari pembawa form CG? Aha... aku tahu. Aku akan keluar dari pintu utama
saja karena pintu ini lebih dekat dengan pintu keluar daripada pintu samping.
Oke... tetapi bagaimana kalau di pintu utama ada pembawa form CG? Oh... lebih
baik kupakai jaketku dan terus berjalan menunduk di belakang suatu rombongan
keluarga kecil... seolah-olah aku sedang tak enak badan dan merupakan bagian
dari keluarga mereka. Hehehe... okey... saatnya mencoba.
Siiippp... eksperimen
berhasil. Kulewati beberapa orang pembawa form CG dan mereka sama sekali tidak
tergerak untuk menyodorkan salah satu formnya kepadaku padahal aku lewat persis
di samping mereka. Hehehe... aman sampai pintu keluar. Ya, setidaknya minggu
lalu aku ‘kan sudah mendaftar CG. Jadi, bisa dikatakan masih ada sedikit
kemauan ‘kan.
Eh, minggu ini pembawa
form CG masih bergerak aktif. Kali ini aku tidak mengenakan jaket dan lewat
pintu samping sembari tetap berjalan menunduk mengikuti suatu rombongan
keluarga... seolah-olah aku bagian dari keluarga itu. Kupikir kali ini pun
rencanaku akan berhasil. Namun, rombongan keluarga kecil ini malah lewat di depan
pak Jusuf. Hah! Gawat... aku salah jalan. Kenapa mereka tidak langsung ke pintu
keluar?
Aku pun buru-buru
memisahkan diri dari mereka dan berjalan sendiri. Alhasil, aku disambut seorang
ibu pembawa form CG: “Kamu sudah ikut CG?”
Mau tak mau aku menjawab apa adanya: “Belum...
tetapi aku sudah pernah mendaftar.” Eh, dia bertanya lagi: “Kapan daftarnya?” Karena tak ingat
persis tanggal pendaftarannya, aku pun berkata: “Sekitar 3 minggu lalu.” Lantas dia pun memintaku untuk mengisi
form lagi karena mungkin dataku terlewatkan.
Wah... setelah kulihat
catatanku ternyata baru sekitar 2 minggu lalu. Oh... aku salah jawab dan
rencanaku untuk mendaftar ulang di bulan depan gagal dech. Iya... kalau tiap
minggu daftar, bisa-bisa nantinya malah ditelepon beberapa CG. Ouw...
sepertinya aku tak bisa menghindari CG dan hanya bisa menunda masanya atas
seizin Tuhan. Kata ibu itu: “tunggu
telepon”. Lagi. Hehehe... aku suka prosesnya. All things happen in God’s
perfect time. Tampaknya semua ‘kan indah pada waktu-Nya, yaitu ketika hatiku
sudah benar-benar siap menyambutnya.
Anugerah Terindah
Kau tahu hatiku Tuhan. Kau tahu
rinduku Tuhan. Kau tahu harapku. Kau tahu mimpiku di tangan-Mu Tuhan. Dalam
segenap jalanku, dalam setiap langkahku hanya Kau Tuhan yang kuandalkan menghadapi
semua. Yesus Kau anugerah terindah dalam hidupku. Kau sungguh berarti di setiap
jalanku dan anugerah-Mu selalu mempesonaku. Yesus kau terbaik. Yesus Kau
termanis di dalam hidupku.
0 komentar:
Post a Comment