Saturday, January 24, 2015

Bermula Dari Lagu

Anugerah-MU seperti Perisai
Saat kudatang di hadirat-Mu kusujud menyembah-Mu.
Kaulah Tuhanku dan sahabatku dalam s'gala jalanku.
Kau memagari aku dengan anugerah-Mu,
Rahmat-Mu seperti perisai di sekelilingku.
Hanya Engkaulah penjaga jiwaku, sahabat setia di dalam hidupku.
Kebaikan-Mu, kesetiaan-Mu membuat hatiku percaya pada-Mu.
(http://youtu.be/c7G9UKnHPYE)


Fiuh... sebenarnya lagu itu pernah dengar dimana yach... kok lupa... lupa... dan lupa... Tapi, tadi pagi kok terbangun dengan mengingat sepenggal kalimatnya: "Kau memagari aku dengan anugerah-Mu, rahmat-Mu seperti perisai di sekelilingku.?"
Hmmm....sudahlah... ntar juga ingat sendiri, pergi ke gereja saja lha. Mungkin nanti ingat.
...

Selesai ibadah aku bergegas ke tempat parkir motor. Karena titiku belum keluar dari gereja, aku pun menunggunya sambil mengingat-ingat khotbah pendeta Leonardo Sjiamsuri dan mencatatnya sebelum lupa. Namun, baru saja menulis satu kalimat ketika tiba-tiba di belakangku terdengar suara seorang wanita: "Me."

Aku turunkan media pencatatku dan menoleh kepadanya. Lalu dia berkata: "Temanku tidak bisa datang menjemputku. Aku mau naik bemo oper dua kali tapi uangnya kurang, pinjam Rp8000,- ya... Kalau meme searah, nanti bisa mampir ke Benowo."
Lantas aku berkata kepadanya: "nggak lewat A'i... aku tinggal jauh di luar kota."

Seketika itu juga timbul pertanyaan:
"Kasih nggak ya? Dari alkitab yang dibawanya, kemungkinan dia juga baru selesai mengikuti ibadah yang sama. Kelihatannya dia juga bukan orang miskin. Masa temannya tidak memberitahu sejak awal sebelum dia berangkat ke gereja?"
Eh, tiba-tiba aku teringat kepada doa pak Jusuf Soetanto saat doa penyerahan anak: "Semoga menjadi orang yang bisa memiutangi..."

"Lho, dari semua doa yang ada kok malah ingat doa itu sich? Apa hubungannya? Ini 'kan jelas-jelas piutang yang tidak mungkin ditagih dan harus dibuang sebagai biaya. Kasih nggak yach? Tapi, gimana kalau A'i ini bohong. Gimana kalau uangnya malah dibelikan rokok atau lainnya dan bukan untuk pulang naik bemo? Bukankah pada akhir zaman ini banyak sekali penipu yang menghalalkan segala cara?"

Ketika pertanyaan tersebut menyelinap di benakku, aku malah teringat firman tentang piutang:
"Apabila TUHAN, Allahmu, memberkati engkau, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, maka engkau akan memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak akan meminta pinjaman; engkau akan menguasai banyak bangsa, tetapi mereka tidak akan menguasai engkau." (Ulangan 15:6)
"TUHAN akan membuka bagimu perbendaharaan-Nya yang melimpah, yakni langit, untuk memberi hujan bagi tanahmu pada masanya dan memberkati segala pekerjaanmu, sehingga engkau memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak meminta pinjaman." (Ulangan 28:12)
Ow...oke dech... tampaknya aku harus lakukan bagianku. Kalau dia menipuku, itu urusan dia dengan Tuhan. Trus enaknya kasih berapa ya... sesuai permintaan atau dilebihi sedikit? Hahaha... biarlah menjadi rahasia kami dengan Tuhan.
^.^... Emang hanya Tuhan penjaga jiwa yang bisa dipercaya...^.^ (Kembali ke lagu di atas... pernah dengar dimana yach???)

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.