Sunday, October 12, 2014

Ternyata Mantan Bosku Mirip Firaun – seri 1

Lihatlah Aku hendak Membuat Sesuatu yang Baru

Ketika aku menyodorkan surat resign, bosku keberatan. Namun, sehari kemudian dia mengatakan bahwa dia bisa memahami keinginanku untuk mendapatkan pekerjaan yang menyejahterakan sehingga dia izinkan aku resign. Aku pun merasa lega mendengar hal itu.

Lantas ketika aku hampir meninggalkan perusahaan tersebut, Tuhan berfirman agar aku tetap melangkah ke depan. Firman-Nya: "Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu,  dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara.” (Yesaya 43:18-19)

Jangan Biarkan Masa Lalu Mencuri Masa Depan
Selain itu, di GMS aku pun diteguhkan dengan lagu: "yang lama telah berlalu, yang baru sudah datang. Kasih-Mu beri pengharapan dan kekuatan. Tak perlu lihat ke belakang, langkahkan kaki ke depan..."

Namun, pada hari terakhirku bekerja di sana (17 September 2014), tiba-tiba bosku berkata: "nanti tiap Sabtu libur kamu ke sini ya..." karena aku telah memberitahunya bahwa Sabtu akan libur 2 kali sebulan di tempat kerja baru. Dengan terheran-heran aku bertanya: "untuk apa?" karena aku ‘kan telah serah terima pekerjaanku dengan teman sekantor dan konsultan perusahaan mereka. Lalu jawabnya: "untuk bantu-bantu pekerjaan di sini, dipaskan sebulan lha..." Kataku: "yaaa... kalau bisa tapi sepertinya aku tidak bisa ce karena aku harus mempelajari pekerjaan baruku."

Keesokan harinya aku pun bekerja di kantor baru. Pekerjaannya jauh lebih banyak daripada di tempat kerja sebelumnya dan kondisinya bisa dibilang mirip gurun (akan kuceritakan nanti dalam kisah selanjutnya ^.^) sehingga saat Sabtu libur kuputuskan untuk beristirahat dan tidak pergi ke kantor lama. Maka dari itu, mantan bosku memberitahu temanku bahwa dia berencana menjemputku pada hari Minggu agar datang ke kantor lama karena Sabtu aku tidak datang. Namun, ketika dia meneleponku, aku tidak mendengarnya karena memang HP tidak kubawa sehingga teleponnya pun tidak kujawab.

Maka, dia menulis SMS dengan pemikiran negatifnya: "Kenapa kamu tidak jawab teleponku? Apa kamu sengaja menghindariku?" Lalu kujawab SMSnya untuk memberitahu bahwa tadinya aku sedang pergi dan lupa bawa telepon. Lantas kutanyakan kepentingannya. Dia pun membalas SMSku dengan menanyakan kapan aku bisa ke sana untuk bantu pekerjaan di sana. Kukatakan bahwa aku masih repot dan belum bisa ke sana.

Lantas hingga awal Oktober 2014 mantan bosku tidak membayar gajiku selama tgl 1-17 September 2014 padahal di perusahaan lain gaji langsung diberikan pada saat resign. Ketika temanku menanyakan perihal gajiku kepadanya, dia mengatakan bahwa dia memang sengaja menahan gajiku karena aku tidak menjawab teleponnya. Dia pun berkata: "si A dan si B saja mau datang ke kantor sini setelah resign. Masa si C tidak mau?" Maka, temanku memintaku menelepon mantan bosku.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.