Alkisah di suatu Kerajaan Fana hiduplah Putri Bunga. Karena kesibukan orang tuanya, Putri dititipkan di sebuah Kuil Damai sejak usianya mulai menginjak 4 tahun. Dia menetap di sana hingga berusia 12 tahun di bawah bimbingan seorang pendeta wanita yang bernama Riku. Pada masa-masa itu Putri hidup terasing dari dunia luar dan selalu ditanamkan nilai-nilai moral yang baik. Dia pun menjalani hari-hari yang menyenangkan karena memiliki banyak teman baik. Bahkan, dia tidak pernah mendengar atau melihat kejahatan besar yang terjadi di luar sana karena pendeta Riku sangat melindungi semua anak asuhnya. Dengan demikian, Putri merasa yakin bahwa dunia ini aman, nyaman, tenteram, damai, dan tentunya tidak ada orang jahat.
Eits....Dunia 'tak Seindah Surga
Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya Putri Bunga segera meninggalkan Kuil Damai dan berpisah dari teman-teman baiknya. Ketika berpamitan dengan pendeta Riku di depan pintu ruang makan, si pendeta berpesan: "Putri tetaplah jujur." Karena tergolong anak yang pendiam dan taat pada aturan, Putri hanya tersenyum santun sembari menganggukkan kepala sebagai tanda setuju. Di dalam hatinya Putri bergumam: "ya pasti donk... jujur 'kan mudah karena tidak ada satu orang pun di dunia ini yang suka dibohongi sehingga sudah pasti mereka akan mengharapkan kita jujur. Kalau mereka tidak suka dibohongi, tentu mereka juga tidak akan membohongi kita."
Jes...jes...jes...Ketika Fakta Mulai Berbicara.....
Beberapa waktu kemudian Putri mulai bekerja di Kebun Emas sebagai seorang ahli keuangan. Awalnya Putri hanya menangani perkara-perkara kecil. Namun, karena ketekunannya selang beberapa tahun kemudian Putri mulai diminta menangani perkara besar. Pada saat itu pemeriksa pajak Kerajaan Fana mulai mengendus ketidakberesan data perpajakan Kebun Emas sehingga Kebun harus membayar kekurangan tersebut, termasuk dendanya. Namun, pemilik Kebun meminta ahli keuangan untuk memperkecil jumlah pajak yang harus dibayar dengan dalih sebagai berikut:
- Percuma bayar pajak dengan benar karena nanti dikorupsi oleh petugas pajak.
- Kasihan para pebisnis kecil kalau terus menerus diminta bayar pajak.
- Kalau bayar pajak dengan benar, bisnis tidak akan bisa berkembang pesat.
Masalah ini biasa ditangani sendiri oleh atasan Putri yang bernama Ceria. Namun, kali ini Ceria mulai melibatkan Putri. Dia mengajak Putri menemui pihak pemeriksa pajak di Kerajaan Fana. Di salah satu ruang kerajaan terjadilah tawar menawar uang suap agar pihak pemeriksa tidak melaporkan adanya kejanggalan pajak Kebun Emas dan bersedia memperkecil jumlah pajak yang harus dibayar. "Hah??? Kok begini sich?", tanya Putri Bunga di dalam hati. Lalu Ceria berkata: "untuk selanjutnya, kamu yang akan tangani hal ini." Putri hanya tersenyum karena tak tau harus menjawab apa...
Sejak hari itu Putri merasa gelisah lalu mulai melamar kerja di tempat lain. Namun, setiap kebun yang dia datangi juga melakukan kecurangan yang sama. Putri pun bergidik hingga tubuhnya bergetar nyaris tak terkendali. Bahkan, di salah satu kebun ada penyelia yang berkata: "tidak ada yang salah, semuanya benar. Bukan hanya kami yang melakukaannya, semua kebun juga melakukan hal yang sama. Kita tidak boleh naif. Kalau bayar pajak dengan benar, pemilik kebun tidak akan bisa membangun gedung yang mewah dan megah karena pajaknya sangat mahal."
Dengan bingung Putri bertanya-tanya:
- Bila penyelia itu benar, mengapa hatinya gelisah seolah-olah tidak mendukung pekerjaan Putri? Bahkan, bunga tidur pun memintanya berhenti kerja.
- Bila hal itu salah, mengapa kecurangan tersebut dianut oleh semua kebun dan telah menjadi rahasia umum di kalangan pengusaha dan pajak?
- Bila hal itu salah, mengapa Ceria yang rajin beribadah dan mendengarkan firman Tuhan justru terlihat bangga dan berbahagia bisa membohongi pemeriksa pajak dan melakukan penyuapan?
Kata salah satu terdakwa tipikor (tindak pidana korupsi): "saya tidak bersalah, sistemnya yang salah dan memungkinkan adanya penyuapan. Karena itu, sistemnya yang harus dibenahi." Ya, mungkin sistemnya salah karena semua kebun telah 'melegalkan' tindak kecurangan itu. Namun, bisakah kita mengubah sistem tersebut?
Jika tidak bisa mengubah sistem pajak yang salah, pilihan manakah yang sebaiknya diambil Putri?
- Pilihan I: Apakah Putri harus tetap mengikuti sistem yang salah seperti yang telah dilakukan oleh salah satu terdakwa tipikor? Bila ini Putri lakukan, kemungkinan besar Putri bisa mendapatkan kenaikan jabatan dan kenaikan gaji.
- Pilihan II: Apakah Putri harus keluar dari sistem dengan meninggalkan profesinya sebagai seorang ahli keuangan? Bila ini Putri lakukan, kemungkinan besar Putri akan menjadi pengangguran karena Putri tidak memiliki keahlian di bidang lain.
Nah, melihat situasi di atas bisakah Anda memberikan saran untuk Putri Bunga?
0 komentar:
Post a Comment